Konservasi Biodiversitas Kayu Putih di Lahan Bekas Tambang Menguntungkan Masyarakat Babel
dilaporkan: Setiawan Liu
Bangka, 18 November 2020/Indonesia Media – Pos Pelayanan Teknologi (Posyantek) Tepat Guna Bangka Tengah, Provinsi Bangka Belitung (Babel) akan terus menyosialisasikan potensi kayu putih yang diperoleh dari hasil penyulingan, mengingat penanamannya efektif pada lahan bekas tambang. Penanaman kayu putih pada lahan bekas tambang timah di pulau Bangka sesuai dengan prinsip konservasi biodiversitas. “Lahannya mendukung karena banyak lahan kritis, bekas tambang timah. Ini sangat menguntungkan untuk masyarakat Babel,” Ketua Ketua Posyantek Bangka Tengah Budi Harto mengatakan kepada Redaksi.
Minyak kayu putih merupakan salah satu minyak atsiri yang diperoleh dari hasil penyulingan daun kayu putih. Minyak kayu putih ini memiliki manfaat yang cukup besar, baik bagi perekonomian masyarakat sekitar hutan maupun kegunaannya sebagai obat- obatan, bahan insektisida, dan bahan wangi-wangian. “Kami sangat berharap masyarakat local yang memanfatkan. Jangan pengusaha dari luar yang buka usaha (penanaman), kecuali masyarakat (diberdayakan) berusaha (tanam) disini. Industri atau pengusaha luar menampung minyak curahnya sehingga ada rangkaian (kegiatan usaha) di lokal. Selama ini tidak ada,” kata Budi Harto.
Peran pemerintah daerah juga diharapkan untuk strategi pemberdayaan masyarakat yang tanam kayu putih di Bangka Tengah. Usaha kayu putih diharapkan seperti rangkaian usaha, dari masyarakat oleh masyarakat dan untuk masyarakat di Bangka Tengah. Dengan demikian, ada peningkatan kualitas kerja dan produk yang dihasilkan dari usaha agribisnis dalam masyarakat petani dan pembudidaya. “Kalau masyarakat tidak diberdayakan, mereka semakin tidak tahu bahwa (kayu putih) merupakan potensi besar (agribisnis). Selama ini, masyarakat memang belum tertarik karena minim informasi selama kurang lebih 20 tahun,” kata Kepala Desa Tegap Mandiri di kecamatan Lubuk Besar, Bangka Tengah.
Bangka Tengah juga bukan satu-satunya, tapi hampir seluruh daerah di Provinsi Babel potensial ditanami kayu putih. Perkiraan, kalau semua sentra produksi mulai dari Bangka Tengah, Bangka Barat, Bangka Selatan, Sungailiat efektif, kapasitasnya mencapai satu ton. Survey tahun 2013 yang lalu menunjukkan bahwa lahan-lahan bekas galian tambang timah di Bangka terbentang dari Bangka Tengah, Bangka Barat, Bangka Selatan, Sungailiat sampai Belitung. “Seandainya lahan yang disurvey tahun 2013 masih utuh, masih ada, sangat mungkin (lahan eks tambang timah) dihijaukan kembali dengan penanaman kayu putih. Karena selama ini, perambahan berlangsung masif. Mungkin krn belum dikenal, bahwa daerah kami potensial, sehingga pihak buyer kurang yakin. Sejak 2010, hanya kami di Koperasi Nadi Lestari di Lubuk Besar Bangka Tengah, desa Perlang yang memproduksi kayu putih. Karena kami yang memanfaatkan kayu putih, yang melakukan industry, sehingga buyer mempertimbangkan pasokan yang dianggap minim,” tegasnya. (sl/IM)