Menuju Indonesia Emas 2045 melalui Transformasi Sistem Pangan
dilaporkan: Liu Setiawan
Jakarta, 25 Juli 2024/Indonesia Media – Dalam Dialog Multipihak yang berlangsung selama enam bulan yang diselenggarakan oleh Laboratorium Transformasi Sistem Pangan telah mengembangkan tiga prototipe atau purwarupa sistem pangan lokal untuk mencapai kemandirian pangan sebagai ko-kreasi multipihak secara partisipatoris. “Prototipe merupakan langkah awal untuk melakukan transformasi sistem pangan ke arah yang lebih sehat, berkelanjutan, inklusif, dan tangguh,” Kepala Laboratorium Transformasi Sistem Pangan, Khaerul Anam mengatakan kepada Redaksi.
Ketiga prototipe yang dimaksud adalah: Prototype 1, sistem pangan yang mempromosikan pangan akuatik di sekolah. Prototipe ini dirancang untuk meningkatkan konsumsi ikan di kalangan masyarakat, khususnya anak usia sekolah. Anak-anak usia sekolah juga didorong untuk terlibat dalam budidaya ikan dan konsumsi yang memiliki gizi seimbang. Ini adalah langkah strategis untuk membangun kebiasaan makan sehat sejak dini.
Prototype 2, sistem pangan yang mempromosikan pangan lokal. Prototipe ini bertujuan untuk memanfaatkan keanekaragaman hayati pangan lokal yang melimpah. Produksi pangan yang berkeanekaragaman hayati dan inklusif berupaya mengembalikan kekayaan keanekaragaman hayati sebagai potensi unggul. Prototype 3, sistem pangan yang mempromosikan kerjasama antara konsumen dan produsen. Prototipe ini bertujuan untuk memberikan manfaat berkelanjutan kepada kedua belah pihak (community supported agriculture).“Pekerjaan rumah bersama selanjutnya adalah menerapkan skala ketiga prototipe ini bertambah besar dan bisa direplikasi di berbagai daerah,” lanjut Khaerul Anam.
Transformasi sistem pangan yang mampu menjawab tantangan-tantangan yang ada dimulai untuk menjadi fondasi kuat bagi pembangunan manusia yang lebih tangguh dan inklusif, menuju Indonesia Emas 2045. Ini sejalan dengan upaya memperkuat pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Ke-2. (LS/IM)
Related Posts
