Ancang-ancang Pembangunan PLTN Sebelum Berakhir Jabatan Presiden Jokowi, per 20/10


Ancang-ancang Pembangunan PLTN Sebelum Berakhir Jabatan Presiden Jokowi, per 20/10

dilaporkan: Liu Setiawan

 

Jakarta, 23 Juli 2024/Indonesia Media – Opsi nuklir dalam strategi energy nasional diyakini sudah efektif sebelum berakhirnya masa jabatan Presiden ke Joko Widodo (Jokowi) pada 20 Oktober mendatang, mengingat prosesnya sudah melewati fase pertimbangan menuju penetapan pelaksanaan proyek. “Dulu nuklir pilihan terakhir. tapi pemerintah sigap merevisi kebijakan,  dan menetapkan nuklir sebagai penyeimbang dekarbonisasi. Sebelum berakhirnya pemerintahan Presiden Jokowi, kami yakin pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) sudah ancang-ancang pembangunannya,” kata anggota Dewan Energi Nasional (DEN) Agus Puji kepada Redaksi.

Negara lain yang sudah sangat maju sudah lama memasukkan opsi nuklir untuk peningkatan industry hulu, dan pengembangan teknologi pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT). fase pengembangan dan kesiapan infrastruktur Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Pemerintah mendorong penelitian dan pengembangan teknologi pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT) sebagai salah satu upaya untuk mencapai target Net Zero Emission (NZE) pada 2050. “Upaya mengurangi emisi karbon dan mencapai NZE, PLN sebagai badan usaha milik negara Indonesia yang bergerak di bidang ketenagalistrikan harus sudah memanfaatkan nuklir. Selama ini PLN memanfaatkan batubara, dan harus segera mengurangi. PLN harus beralih pada pembangkit listrik tenaga air, tenaga surya, geothermal. Tetapi yang paling efektif dan efisien, tetap nuklir,” kata Agus Puji.

Di sisi lain, emisi karbon yang dipicu aktivitas manusia, seperti deforestasi, konsumsi listrik, hingga kegiatan industri manufaktur semakin meningkat. Dalam hal ini, emisi karbon merujuk pada pembakaran segala senyawa yang mengandung karbon, seperti CO2, kayu, hingga bahan bakar hidrokarbon. Saat ini, jumlah jejak karbon di atmosfer sudah mencapai level yang tidak mungkin untuk diserap secara alami. Oleh karenanya, negara-negara di dunia bersatu membuat skenario menekan emisi karbon dan mencapai net zero emission pada 2050. “kita butuh ketahanan energy yang kuat. Tapi EBT tidak akan tumbuh seiring dengan pertumbuhan industry kalau hanya mengandalkan pembangkit listrik tenaga matahari, angin, biomassa. Kita perlu nuklir seperti negara lain yang maju terus meningkatkan industrinya,” kata Agus Puji. (LS/IM)

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *