Cruise Hawaii Tahiti # 10


Tit-tit-tit tit-tit-tit tit-tit-tit, bunyi alarm arloji TIMEX Reef Gear-ku di pagi hari Minggu ini, 3 April 2011 pas kami mendekati Bora Bora. Kuset jam 5:45 sebab jam 6:15 matahari akan terbit. Kami bersiap-siap naik ke deck paling atas

Tiba di Bora Bora

dengan lift, deck 10 dan lalu naik tangga ke deck 11. Ternyata si Douglas sudah ada disitu dan lagi ngecap. Ia memperlihatkan beberapa pulau yang ada di horison di beberapa mata angin. Maupiti di barat, Tupai di timur, Bora Bora
di kejauhan, tampak jelas karena ada gunung setinggi 800 meter, Otemanu
di pulau seceplikan itu alias jadi mirip St. Lucia di Kepulauan Karibia. Juga ada pulau kecil di sebelah kiri atau timurnya Bora Bora, Tahaa. Di kejauhan di selatannya Bora Bora adalah Raiatea yang akan kami jelang esok hari. Jadi kami sudah melihat 5 pulau dari 7 pulau yang dijuluki Society Islands oleh Captain Cook lantaran letaknya saling berdekatan, seperti keluarga :-). Dua lainnya adalah Moorea dan Tahiti. Baidewe saya belum menjelaskan, ibu kota Tahiti Papeete disebutnya Papei-ete sebab dari bahasa Perancis.

Tidak lama kemudian matahari terbit di atas air di ufuk timur dan kami

Ikan pari pavlovian

semakin menikmati pemandangan menuju Bora Bora yang semakin jelas.
Segepok awan tebal tampak di arah barat. Weladalah biyung-biyung, tak
lama kemudian di daerah itu muncul pelangi yang makin lama makin besar
dan panjang, untuk akhirnya menjadi pelangi hampir 180 derajat dan
k e m b a r alias dua baris pelangi. Astagafirulah memang nasib kami
diberikan pemandangan indah sedemikian, di atas air laut yang tenang
meskipun tiupan angin cukup menderu-deru. Di sebelah barat pelangi,
di timur matahari dan di selatan tampak Bora Bora, semakin cantik saja.
Gunung Otemanu itu yang membuatnya indah dan semakin nyata mengapa dia
digandrungi pelancong sedunia. Airnya bukan main jernihnya dan warnanya
hijau, biru, biru turquoise dengan variasi antara semua warna itu. Sejauh mata memandang ketika kami masuk ke dalam lagoon yang merupakan pelabuhan Bora Bora, demikianlah airnya dimana hampir tiada ombak.

Air yang serba jernih di dalam lagoon

Agar tidak terulang peristiwa di Kauai dimana tidak ada tour lokal kecuali beli roti Portugis di K-Mart, seperti kalian para pemirsa maklum, kami sudah book snorkeling dan stingray tour. Saya pikir, ikan pari itu akan ada di sekitar daerah snorkel. Tidak tahunya kami dibawa ke suatu daerah dimana puluhan ikan pari ngumpul begitu melihat kapal kami. Teori psikologi Oom Pavlov berlaku! Ikan-ikan pari itu sudah dikondisikan untuk begitu melihat kapal kami -> makanan mek. Ya, ternyata si nakoda dan pembantunya, membawa ikan sarden kecil-kecil untuk diberikan kepada para pari tersebut. Tak heran mereka jadi datang dan ngerubungin. Selama saya snorkeling, skin diving, saya selalu menghindar menjauh dari ikan pari sebab kalau kena kepatil, cari
perkara rek. Tapi karena tahu ikan tersebut jinak lantaran diiming- imingi sardencis, maka saya dan si Empok berani mengelus-elusnya.

Bukan itu saja peristiwa dahsyat snorkeling ini, tetapi juga hiu-hiu berdatangan dan dikasih makan juga. Hiunya kecil sih tapi kalau saja kami snorkeling dhewek dan tidak ngerti, so pasti kami akan kabur. Masih ada bonus, kapal snorkeling kami ditemani beberapa lumba-lumba di saat menuju dive site yang juga terletak di lagoon Bora Bora. Bila Anda pencinta diving maupun

Kapal tuk snorkeling, perhatikan variasi warna airnya

snorkeling, Anda tentu tak sabar untuk mengetahui sebagus apa terumbu karang, flora dan faunanya di Bora Bora maupun Kepulauan Tahiti ini. Tenang rek. Gini,b e r b a h a g i a l a h kita semua menjadi anak Indo. Ya prens sadayana, saudaraku sebangsa, eh sebahasa setanah-air, keindahan terumbu karang kita, tak ada yang bisa ngalahin dah. Biasa-biasa azha taman laut di Bora Bora yang merupakan cagar alam alias dilindungi gubernemen mereka karena paling oke katanya.

Jangankan keindahan di Raja Ampat atau Bunaken atau Wakatobi, diving
site kelas dunia, keindahan terumbu karang di Kepulauan Seribu maupun
di Pulau Weh masih lebih bagus dan banyakan variasi ikan-ikan karangnya.

Bora Bora yang di atas lautnya doang cantik 🙂

Jenis karangnya juga membosankan, kebanyakan karang otak dimana hampir tak ada anemone-nya maupun cem-macem flora yang tumbuh di terumbu karang. Penasaran, kemudian setelah snorkeling selesai dan kami mendarat lagi, saya samperin kantor turisme Bora Bora dan tanya: “Are the snorkeling sites in the other islands like Raiatea, Moorea and Tahiti Nui more beautiful than in Bora Bora?” Kata si nyonya petugas, “No, they are all the same like what you saw.” Ya sudah, penasaranku terlampiaskan, bagi anak Betawi, Kepulauan Seribu tidak malu-maluin bangsa, cuma jangan snorkeling di depan Pasar Ikan atau dekat Tanjung Priok azha :-), tapi 50 100 km ke utara. Kepada prenku
para tukang diving terutama Siodin anak Toronto, jangan buang waktu
dan duitmu ke Tahitian Islands kalau tujuanmu diving, mending ke Indo.
Sekian kabar Bang Jeha hari ini, bai bai lam lekom.(IM)

 

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *