BB Biogen tampung kemitraan pengembangan sorgum
dilaporkan: Setiawan Liu
Bogor, 19 Agustus 2022/Indonesia Media – Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik (BB Biogen) Pertanian akan menampung semua mitra terkait dengan rencana pengembangan produksi sorgum untuk program ketahanan pangan dan agribisnis. “Kami sedang banyak kedatangan tamu, bahas rencana pengembangan sorgum,” ketua BB Biogen, Mastur mengatakan kepada Redaksi.
Salah satu mitra yakni perusahaan yang dulunya bergerak di bidang perkebunan sawit (CPO/crude palm oil) dan karet, berkantor di Medan Sumatera Utara. Pada tahun 2019 yang lalu, perusahaan tersebut mulai mengembangkan sorgum. Perusahaan belum punya pengalaman untuk sorgum. “Pimpinan (perusahaan) temui saya, minta dukungan. Kami jelaskan mengenai sorgum secara mainstream, untuk pangan,” kata Mastur.
Selama ini, sorgum secara umum diproyeksikan sebagai tanaman pangan. Hal ini tidak salah, terutama kandungan protein yang tinggi. Selain, proses penanaman bisa dilakukan di daerah kering, seperti Nusa Tenggara Timur/NTT, Nusa Tenggara Barat/NTB. Bahkan penanaman masih bisa dilakukan daerah yang rentan untuk padi. “Tapi penanaman sorgum di daerah tersebut, bisa terjamin (dilakukan). Kami menjamin keuntungan, termasuk resiko penanaman di daerah rentan dan kering. Kecuali harga, selalu debatable (diperdebatkan),” kata Mastur.
Dulu, harga gandum sangat murah karena harga gandum, harga minyak juga murah. Otomatis, harga sorgum sulit masuk ke pasaran. Tapi sekarang, harga gandum mahal, ada peluang tanaman pangan dengan sorgum. Gandum juga dengan berbagai jenis, artinya ada terigu yang kelompok wheat barley and oats. “Penggunaan gandum untuk adonan roti-roti sampai mengembang, istilahnya bread. Tapi untuk membuat biscuit, cookies, instant noodle, yang tidak memerlukan adonan mengembang, bisa memanfaatkan sorgum. Produsen bisa ganti gandum dengan tepung lain, termasuk sorgum,” kata Mastur. (sl/IM)
Dengan senang hati baca artikel diatas kami sebagai penggiat sorgum di Jawa barat sang senang sekali ada dua titik lahan
1, di kabupaten Cianjur 29 hektar dan di Karawang 30 hektar dan masih banyak tanah yang belum dimanfaatkan untuk pengembangan pertanian tanaman pangan karena terkendala dua hal
1, penguatan modal
2, kepastian dan jaminan market