Usaha Peternakan Sapi Menguntungkan dengan Ranch, Sorgum


Usaha Peternakan Sapi Menguntungkan dengan Ranch, Sorgum

dilaporkan: Setiawan Liu

Bogor, 9 April 2021/Indonesia Media – Perbandingan sorgum dengan rumput pada pengembangan peternakan sapi berbasis mini ranch yakni 1 : 3 (satu berbanding tiga), artinya efisiensi biaya operasional terutama biaya upah atau tenaga kerja dan biaya pakan. Hitung-hitungan usaha peternakan sapi, lahan seluas satu hektar setara dengan pengembangan satu ekor sapi potong. “Tapi kalau sapinya di mini ranch dengan lepas-liar diberi sorgum terutama bijinya, cost hanya sepertiga. Karena komponen biaya pakan dan upah tenaga kerja mendekati nol,” kata kepala Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian (BB Biogen), Kementerian Pertanian, Mastur.

 

Analisa usaha ternak sapi dengan perbibitan, pada umumnya satu hektar untuk satu ekor sapi. Tapi kalau usaha dengan sistem mini ranch, usaha penggemukan bisa lebih menguntungkan. Karena sapi yang mengonsumsi sorgum menghasilkan kualitas daging, karkas yang lebih baik. Perusahaan penggemukan sapi di Indonesia sudah harus dengan mini ranch. “Peningkatan populasi, pembibitan sapi harus dengan ranch. Kalau perusahan tidak mau, seperti pelihara sapi di hampir seluruh daerah di pulau Jawa yang minim (produksi),” kata Mastur.

 

Program pengembangan sapi potong yang efisien dan berbasis sumber daya lokal pernah dirintis di Kalimantan Timur. Program tersebut diyakini bisa memenuhi kebutuhan daging sapi. Daerah tersebut potensial menjadi lumbung ternak sapi nasional. Upaya peningkatan populasi sapi yang masih tradisional tidak akan lebih dari satu ekor per satu hektar. “Tim saya (kepala dinas peternakan; 2005 – 2010) melakukan penelitian tropical ranch di desa Bual-bual, Sangkulirang, Kalimantan TimurRumput diperbaiki, ditambah protein, hasilnya meningkat. Tapi kalau pakan disubstitusi (dari rumput) ke sorgum, (populasi sapi ternak) lebih meningkat lagi,” kata Mastur.

Sorgum potensial sebagai sumber karbohidrat bahan pakan terutama sapi, unggas. Namun potensinya belum dimanfaatkan karena adanya berbagai hambatan terutama teknologi budidaya dan management pertanian. Rumput ranch juga harus disubstitusi dengan sorgum pada ranch. Negara-negara eksportir sapi dan daging sapi seperti Australia, Selandia Baru, Amerika juga sudah lama menerapkan ranch untuk penggemukan dan perbibitan. “Kecuali India, (usaha pembibitan sapi) tidak lepas dari kepercayaan, agama dan adat masyarakatnya. Bahwa sapi masih dianggap hal yang ‘tinggi’. (kondisi di India) hampir sama dengan usaha peternakan sapi di pulau Jawa. Sapi kadang dimandikan di pulau Jawa. Sehingga populasinya tidak pernah cukup, dan kita selalu ketergantungan impor terutama dari Australia,” kata Mastur. (sl/IM)

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *