STII Tetap Fokus pada Produktivitas Pangan di Tengah Tawaran Politik


STII Tetap Fokus pada Produktivitas Pangan di Tengah Tawaran Politik

dilaporkan: Setiawan Liu

Serang, 20 September 2020/Indonesia Media – Menyadari bahwa petani merupakan jenis pekerjaan mulia, sekaligus berperan strategis untuk dibawa ke ranah perpolitikan, Serikat Tani Islam Indonesia (STII) mengambil posisi abu-abu terhadap berbagai kemungkinan. Seperti salah satu partai di Indonesia, beberapa pengurusnya yang dulu independen, akhirnya aktif berpolitik. “Jujur, kami tidak menolak (terhadap) berbagai kemungkinan (berpolitik atau independen). Dalam politik, kami punya banyak kesempatan. Tapi sekarang ini, kami harus tetap fokus pada pengembangan produktivitas pangan (sektor pertanian),” Pengurus Besar STII diketuai Fathurrahman Mahfudz mengatakan kepada Redaksi

STII sempat memiliki peran besar baik dalam mengisi kemerdekaan, maupun membangun sektor pertanian. Beberapa perusahaan negara terkait sektor pertanian di Indonesia, seperti BUMN dibangun oleh kepengurusan STII sebelumnya. Salah satunya perusahaan pertanian yang kemudian berubah menjadi PTPN dibangun oleh kepengurusan yang dulu. “(sampai sekarang) kami berharap tidak tergoda walaupun sudah ditawari (tokoh politik). Lembaganya (STII) diajak ke partai politik. Konsistensi kami pada produktivitas petani sudah terbukti, (produktivitas) meningkat. Di beberapa daerah, termasuk kabupaten Indragiri Hilir (Prov. Riau), Merauke (Prov. Papua), produksi meningkat dua sampai tiga kali lipat,” tegas Fathurrahman Mahfudz pada acara pertemuan di lokasi P4B Mikroba Google, Serang Banten.

Di tengah suasana pandemic covid-19, STII semakin yakin dengan peran petani di Indonesia. Selama ini, Indonesia sempat impor beras dari luar negeri terutama Thailand, Vietnam. Kalau suasana pandemic masih mengarah pada ketidakpastian, ada kemungkinan negara-negara produsen beras menahan ekspor ke Indonesia. “Negara-negara lain seperti Thailand, Vietnam bisa saja protective. Ekspor direm karena prioritasnya untuk jaminan pasokan di dalam negeri mereka. Sehingga, STII bersama Prof Ali Zum (pelopor revolusi pertanian) yang juga pengurus YKPN (Yayasan Kedaulatan Pangan Nusantara) fokus on farm. Kami terus berinovasi untuk menjaga kedaulatan pangan, dan men-stop impor,” tegas Fathurrahman Mahfudz. (sl/IM)

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *