Sektor Pertanian Lekang dari Terpaan Pandemi Covid


 

 Sektor Pertanian Lekang dari Terpaan Pandemi Covid

dilaporkan: Setiawan Liu

Serang, 9 November 2020/Indonesia Media – Pelopor revolusi pertanian, Ali Zum Mashar menilai peran sektor pertanian sangat nyata, terutama di tengah pandemi covid yang masih berlangsung, dimana komoditas hortikultura berupa buah-buahan dan sayuran termasuk jahe merah mengalami peningkatan. Keluarga tani juga masih bekerja termasuk (kegiatan) budidaya, pengolahan benih, pupuk, packaging, dan lain sebagainya. “Tanaman pangan juga eksis. Kita jangan terlena dengan kekayaan sumber daya alam atau kita berbalik menjadi negara yang kekurangan pangan,” Ali Zum mengatakan kepada Redaksi.

Beberapa negara juga sudah khawatir mengingat pandemi covid masih sulit diprediksi kapan berakhirnya. Ada kekhawatiran kalau pasokan, logistik, produksi terganggu dari negara importir. Sementara negara produsen beras seperti Thailand, Vietnam juga pasti memprioritaskan kebutuhan dalam negerinya. Prediksinya, 10 juta orang kelaparan kalau pandemic covid tidak ditangani dengan baik. Sehingga, menteri pertanian Congo di Afrika datang (ke Indonesia) untuk bahas mengenai berbagai aspek pengembangan food estate (lumbung pangan) termasuk pembiayaan. “Mereka tahu bahwa pupuk organik Migo (mikroba google) temuan kami berhasil menghijaukan. Benih padi juga berhasil melipat-gandakan produktivitas pertanian,” tegas Pendiri Migo dan Benih Trisakti.

Di sisi lain, peran revolusi Industri 4.0 di bidang pertanian akan berbasis pada AI (artificial intelligence), ICTs (Information and Communication Technologies), Global Positioning System (GPS). Arah kecepatan robotic, transfer artificial intelligence efektif pada budidaya pertanian atau on-farm. “Kami memberi pelatihan, assessment terhadap tenaga terampil pertanian. Nantinya, mereka menjadi fasilitator yang mumpuni pada berbagai korporasi industri pertanian, baik tanaman pangan maupun hortikultura,” kata penerima beberapa penghargaan bidang pertanian dan agroindustri dari pemerintah Republik Indonesia.

Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR)/Kepala BPN, Sofyan Djalil juga menilai pusat pengembangan pupuk Organik Mikroba Google (Migo) diharapkan bisa memberi manfaat yang lebih besar, menguntungkan (untuk petani). Prof Dr. Ali Zum dan Tim diharapkan terus membangun orang-orang (Sumber Daya Manusia) yang terampil, dan perlu upgrade sampai menjadi professional untuk jasa bisnis pertanian. “Kita menerapkan outsourcing pada kerjasama dengan korporasi. Sehingga perusahaan tidak dibebankan banyak biaya, tapi ada peningkatan (kinerja). Hasilnya win win solution (SDM Migo dan perusahaan). Ini outsourcing zero budget organic agriculture untuk peningkatan produktivitas pertanian berkelanjutan,” tegasnya. (sl/IM)

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *