Petani Way Kanan Lampung Hitung-hitungan Sorgum, Singkong
dilaporkan: Setiawan Liu
Lampung, 19 Februari 2021/Indonesia Media – Kelompok-kelompok tani di kabupaten Way Kanan, Provinsi Lampung menghitung keuntungan dari usaha penanaman beberapa komoditas, terutama sorgum, singkong karet. Sebagaimana usaha pertanian, masalah yang seringkali muncul adalah pengaturan biaya produksi, serapan pasar dan harga jual. “Harga karet tidak stabil, serapan pasar juga rendah beberapa tahun belakangan ini. Kalau (perbandingan) singkong dengan sorgum, selisihnya dua kali lipat. Rata-rata, (hasil panen singkong) Rp 7 juta, kalau sorgum dua kali lipatnya, (yakni) Rp 14 juta per tahun,” kata Koordinator wilayah Indonesia Cerdas Desa/ICD Lampung Muhammad Yani
Mayoritas petani di Way Kanan, yakni petani singkong, karet. Tetapi setahun belakangan ini, ada insiatif penanaman sorgum dengan hitung-hitungan usahanya. Misalkan petani tanam singkong dengan lahan seluas satu hektar, dan hasilnya 20 ton. Tapi faktor loss (kehilangan) sekitar lima ton atau 25 persen dari keseluruhan hasil panen. Loss (kehilangan) tersebut untuk kadar air dan kotoran. “Walaupun singkongnya bersih, tapi 25 persen hilang. Singkong tua juga 25 persen (terbuang). Sehingga harga singkong hanya Rp 800/kg. Petani dapat 20 ton, berarti (hasilnya) Rp 16 juta (kotor) karena (penghasilan) belum termasuk mobil (transportasi) ongkos bongkar muat, ongkos angkut, ongkos cabut, ongkos lain-lain,” kata Muhammad Yani.
Dari hitung-hitungan tersebut, hasil panen sorgum bisa lebih menguntungkan. Karena selain faktor loss yang lebih kecil, ongkos produksi sorgum relatif lebih kecil. Selama ini, hasil panen singkong bernilai jual sekitar Rp 8 juta. Tetapi nilai tersebut belum termasuk biaya pembelian bibit, pupuk, perawatan. “Sehingga kami berdayakan petani untuk tanam sorgum di Way Kanan. Konsentrasi (usaha) sementara pada tiga kecamatan, setara dengan 10.000 (sepuluh ribu) hektar. Satu kecamatan rata-rata 44 kampung. Keseluruhan jumlah kampung di Way Kanan mencapai 240. Sehingga prospeknya lebih baik terutama kalau ditunjang kemudahan pengajuan kredit KUR (Kredit Usaha Rakyat),” tegas Muhammad Yani. (sl/IM)