PERJALANAN ZIARAH KE YERUSALEM ( BAG 11 ,TAMAT )


( DEAD SEA ) LAUT MATI

Kalau kamu tanya saya, dari seluruh tempat yang saya kunjungi di Israel, mana yang paling fun,
jawaban gua berenang di laut mati he..he.. Bayangin aja kamu bisa mengapung sambil baca
koran.Pengalaman unik yang tidak bisa kamu temukan dimanapun juga.

Terbiasa dengan ikan dan coral (gua kan importer ).Saya tidak bisa bayangkan ada sungai,danau atau
laut yang tidak ada mahluk hidupnya sama sekali. Konon kegaraman laut mati ini 8 kali lebih asin dari
air laut normal..nah loh. Bayangin aja kalo airnya masuk dimata, perihnya bukan main. Saking asinnya
tidak ada mahluk hidup di dalam laut mati ini.

Tempat ini seringkali dipakai sebagai perumpamaan dalam khotbah-khotbah sebagai contoh orang
yang hanya mau menerima aja tapi tidak mau menyalurkannya. Seperti laut mati yang hanya menerima
semua mineral tapi tidak bisa disalurkan karena posisinya yang sangat rendah dari permukaan bumi.
Akibatnya mineral tersebut bertumpuk dan mengakibatkan airnya menjadi asin sekali. Katanya orang
yang kayak gitu kehidupan spiritualnya akan mati.

Ada juga yang mengaitkannya dengan cerita Sodom dan Gomorah. Cerita yang di kenal baik oleh umat
Kristen maupun muslim ini mengisahkan bagaimana Tuhan menurunkan api dan belerang ke kota ini.
Dan dalam pelariannya keluarga Lot diingatkan untuk tidak menoleh ke Sodom dan Gomorah. Katanya
nech istri Lot yang serakah dan pengen tahu hartanya jadi apa, tidak tahan dia menoleh dan akhirnya
menjadi tiang garam. Sampai sekarang di daerah itu ada gunung yang dinamakan gunung Sodom.

Dari ketinggian, tempat ini terlihat seperti lautan pada umumnya. Tidak ada yang istimewa. Air
birunya terlihat tenang, tak berombak, walauapun agak sedikit aneh karena tidak ada pohon kelapa
atau tumbuhan besar lainnya yang umum kita lihat dipantai. Saya melirik jam , udah jam 2 siang nech
kok belum sampai-sampai juga. Tour guide sekaligus sopir kita membelokkan mobilnya memasuki
kompleks bangunan. Rupanya dia membawa kita shopping ke pabrik kosmetik yang bahan baku
utamanya adalah mineral yang berasal dari laut mati. Katanya nech mineral ini berkhasiat untuk
menghaluskan kulit kita.

Terus terang sich saya tidak begitu tertarik, malas bawanya. Tapi pikir saya ndak apa-apalah..udah jauh-
jauh datang,sekalian aja beli sesuatu. Saya beli lotion kulit seharga $25 yang kaya akan mineral , baunya
kayak bunga melati. Juga ada 5 packet lumpur mineral yang berwarna coklat. Lumpur ini harusnya
dioleskan ditubuh kamu sampai kering kemudian dibilas.

Akhirnya kita menuju kepinggir pantai laut mati. Begitu mendekat segera tercium bau khas kayak
lumpur payau, mengingatkan saya akan bau lumpur di rawa-rawa, bercampur bau sedikit amis. Saya
tidak lihat ada kapal atau perahu, Cuma sekelompok orang yang setengah terapung di pinggir pantai.

“ No splashing… and watch your eyes” Sahut tour leadernya mengingatkan kita. Pokoknya elo harus
extra hati-hati. Tidak boleh ciprat-ciprat air, juga sebaiknya kepala jangan dimasukkan dalam air supaya

tidak kena mata.

Pantainya tidak berpasir tapi berlumpur dan pantainya dipenuhi dengan kerikil-kerikil kecil yang
tajam. Setelah melepaskan sandal , pelan-pelan saya turun.Kaki saya menyentuh tanah lumpur yang
liat,setelah air sampai diperut saya berusaha untuk jongkok tapi ditolak oleh air keatas. Juga ketika mau
menyelam,airnya mendorong badan kita keatas dalam posisi tengkurap. Saya mencoba mengambang
dengan muka diatas. Mula-mula berhasil, tapi begitu tidak seimbang badan kita ditolak oleh air dan
membuat kita terbalik dengan posisi tertelungkup. Otomatis saya struggling untuk balik menengadah
kelangit. Tapi begitu tidak seimbang lagi,badan kita diputar dan kamu balik tertelungkup. Saya sempat
struggling,sehingga air mercik kena mata. Akhirnya saya mengerti bahwa kita harus tenang dan
santai,jangan melawan atau buru-buru,setelah itu pelan-pelan saya mengangkat kaki saya satu persatu
dan mulai mengapung. Rasanya aneh juga bahwa kita bisa mengapung tanpa menggerakkan tubuh sama
sekali. Saya meludahkan air yang masuk kemulut, airnya terasa asin dan pahit.

Setelah berendam selama 20 menit, saya mengikuti orang-orang yang menggali lumpur ditepi pantai
dan mengoleskan pada tubuh mereka. “It’s good for the skin” sahut seorang ibu. Tidak ketinggalan
Andrianus dan Romo Heru juga yang ikut-ikutan main lumpur. “ Nah itu tante Sin…yok kerjain..” Sahut
kita. “Tante Sin pakai bedak ya…supaya awet muda. “ sahut saya sambil menolong melulurkan lumpur
dimukanya. “He..he..dibelakang leher saya juga..” Kata tante Sin. Waduh dia malah enjoy.

Si Ahong Cuma tertawa-tawa, “ Gua fotoin ya? Ayo berpose jadi orang utan..”sahutnya. “ kurang
seram..berpose dengan gaya tarzan…” sahutnya lagi. Tiba-tiba “ Aduh..aduh… “ Rupanya Bu Christine
lagi struggling, dia kebingungan mau mengapung ketas malah terbalik dengan muka dibawah. Panik
tidak mau mukanya basah, dia menciprat-ciprat air. Untung cepat-cepat ditolong oleh Andri untuk
berdiri.

Setelah lumpur di tubuh kita kering, kita berendam di laut lagi dan akhirnya membasuh diri dengan air
tawar. “Kita cobain jacuzynya yuk…” sahut saya. Kolam renang yang terletak tidak jauh dari pantai itu
sudah dipenuhi orang-orang. Beberapa orang sedang duduk santai sambil menikmati musik. Sementara
itu beberapa orang sedang berendam sambil memegang gelas wine. Rupanya kita bisa order minum
juga. Pelan-pelan saya turun, airnya terasa hangat. Rupanya kolam ini juga menggunakan air mineral
dari laut mati, walaupun kadarnya tidak setinggi di laut.Tapi cukup untuk membuat tubuh kita terapung.
Waduh nikmat sekali. Ndak heran ratu Cleopatra yang terkenal dengan kecantikannya bolak-balik
datang kesini. Dan bukan itu aja, Raja Salomon , Queen Sheba dari Ethiopia konon juga menyukai
tempat ini. Bahkan dokter-dokter modern jaman sekarang ini ada yang menuliskan resep mineral laut
mati untuk kesehatan kulit.

Sekali lagi saya memandang ke laut mati ini konon ikan-ikan yang terikut arus sungai begitu masuk ke
dead sea ini lansung,mengapung dan menjadi ikan asin dan bangkainya terbawa air ke pinggir . Benar-
benar tidak ada satupun mahluk hidup yang bisa bertahan disitu. Namun seperti biasanya Alkitab selalu
menawarkan pengharapan baru. Gua ingat janji Tuhan pada nabi Yehezkil ( Yeh 47 ) bahwa ada saatnya
air hidup yang mengalir dari pelataran bait Allah yang mengalir ke laut mati itu akan menawarkan
air tersebut. Dan pada saat itu ikan-ikan akan berekeriapan saking banyaknya, juga pepohonan akan
bertumbuh disekitarnya.

Aku tersenyum diakhir perjalanan gua, saya mendapat revelation baru, “Apapun buruknya situasi kita,
bahkan bagaimanapun pahitnya kehidupan kita, kalau air kehidupan itu ( firman Tuhan ) datang. Maka
something will be happen… akan ada kehidupan.”

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *