MENGUNJUNGI KAMBOJA NEGARA YANG TERLUKA (BAG 3)


“Aough..ugh…ao ” gua coba menahan geli. Puluhan mulut-mulut mungil tak bergigi berlumba-lumba
menikmati kulit dari telapak kaki dan sela-sela jari kaki saya. Cukup dengan membayar $3 ,elo bisa
menikmati foot message dari puluhan ikan —ikan kecil. Rupanya ikan ini hobbynya adalah kulit mati
manusia…,mereka dengan senang hati menggigiti dan memakan kulit mati kita. Walaupun ditulis
15 menit, pada prakteknya terserah berapa lama kamu mau duduk disitu. Dengar-dengar dengan
membayar $8 kamu bisa mendapat pijatan diseluruh tubuh.

Saya lagi menikmati suasana malam di Siam Reap. Sepintas kilas kayak di Indo, jalannya lumayan
berdebu, ada toko-toko dan jualan makanan dipinggir jalan. Bahkan mereka juga mepunyai becak yang
ditarik dengan sepeda motor. Ada sebuah jalan yang dipenuhi dengan bar yang penuh dengan turis bule
yang ramai minum bir, sambil mendengarkan lagu disco, mirip suasana kuta. Ndak jauh dari situ juga ada
tenda-tenda kain yang jualan makanan. Lumayan memikat,sayangnya perut gua udah penuh harusnya
sich saya mau coba jajanan pasar mereka.

Central market

Juga tidak ketinggalan pedagang yang menjual survenir pada turis.“How much? “ tanya saya kepada
penjualnya. Saya lagi mencoba mencari syal merah kotak-kotak yang menjadi ciri khas dari “Khmer
merah” Penjualnya tersenyum “S1 only..try..try…” sahutnya sambil memasang kain itu dileher saya.
Saya meraba materi kain merah ini agak kasar dan dari bahan murahan. Rupanya kain ini mempunyai
fungsi ganda ,disamping hiasan juga dipkai untuk melap keringat karena udaranya sangat humid dan
panas.

Salah satu yang menguntungkan bagi kita kalo ke Kamboja. Kebanyakan penjualnya melakukan transaksi
dalam US dollar. Rupanya inflasi sangat tinggi disana, sehingga kalo elo tukar uang lokal, bisa dapat
segepok tapi nilainya ndak ada. Karena itu para pedagang dengan senang hati melakukan transaksi
dalam dollar dan punya kembalian dalam dollar juga. Mereka juga dengan senang hati menerima US
dollar kamu dan ndak harus uang dollar bersih kelimis kayak di indo. Beda dengan di Tiongkok, banyak
toko-toko malah ndak mau terima US dollar maunya uang lokal mereka. Atau di Thailand yang transaksi
kebanyakan dengan uang lokal sehingga kamu harus ganti uang dan repot hitung kursnya.

Gua juga sempat nonton wayan kulit ala Kamboja. Seperti biasa cerita mereka berkisar dari
kisah “Ramayana “ itu loh mengenai Rama dan Shinta, yang diculik Arwana..Menurut gua sich wayang
kulit mereka lebih menyerupai orang asli dan lebih bisa dibedakan. Kalo wayang kulit Jawa gua suka
bingung ini cowok apa cewek..hiasan kepalanya juga mirip-mirip, kalo kamu tidak ada pengetahuan
cerita wayang pasti bingung ini siapa. Pemainnya adalah sekelompok remaja tanggung, bahkan ada
yang berumur 8 tahun.Sebentar-sebentar dia mengusap ingusnya dan ngobrol dengan santai,dan
begitu giliran dia..dia lansung duduk dan mulai mengambil alih..hebat juga.kelihatannya mereka sangat
menguasai cerita.

Sesudah itu saya pesan menu khusus. Elo mau tau apa? “ Semut merah “ Ceritanya nech tadi siang
dalam perjalanan menuju Angkor wat, saya melihat sekelompok anak-anak masuk hutan bawa galah
(tongkat panjang yg ujungnya ada keranjang kecil ). Keranjang tersebut dibungkus dengan kantong

plastik. Iseng-iseng saya tanya guide saya, “ What are they doing? “ tanya saya . “Ohhh they are
collecting red ants..” “ Hah ? For what ? “ tanya saya keheranan. Untuk dimakan .Ternyata nich ya..salah
satu menu special mereka adalah “semut merah “. Barangkali di jaman Polpot saking desperatenya
binatang apapun semuanya dimakan.

Wah something new nech. Kalo daging Pluto, micky mouse,batman mah udah sering dengar di Menado.
Tapi semut merah gede? Gimana rasanya? Akhirnya makanan gua datang juga..,lumayan juga 1 porsi
sekitar US $7. Semut merahnya ndak terlalu kelihatan karena udah bercampur dengan saus asam manis.
Rasanya? Hmmm..ada rasa pedis-pedis,yang saya kira dari asam laktat dari tubuh semut. Agak aneh
sich..tapi rasa semutnya ketutup karena bumbu asamjawa yang diberi gula ini lumayan keras. Mereka
menambahkan daun-daun kemangi..dan sedikit jahe. Sepintas kilas masakannya mirip-mirip kayak
masakan menado. Duh…gelap sekali, saya berusaha untuk lihat semutnya tapi ndak kelihatan,maklum
restaurant ini pake lampu-lampu kecil biar romatis kali ya…

Diluar restaurant banyak terlihat message-message untuk turis, yach sekitar $15- $20. Tour guide gua
nawarin kalo mau nyobain tempat message untuk orang lokal. Murah katanya Cuma $4. Saya pikir
bolehlah why not kan? Udah jauh-jauh ke Kamboja. Gua penasaran nech dengan cerita teman-teman
yang pulang ke Indo dipijitin ama mbok-mbok , “Di indo cuma 40 rebu loh..enakkk bener” sahut teman
saya .

Kita masuk ke lorong-lorong kecil dan berhenti di depan sebuah rumah sederhana. Ada 3 orang wanita

Tuk tuk

dengan makeup agak seronok sedang kipas-kipas ,dan seorang pria bersendal jepit yang duduk-duduk
diatas sepeda motor sambil ngobrol. Sepintas kilas..tempat ini rasanya kumuh, gua mau batalin ndak
enak juga ama tour guide dan sopir gua..karena mereka rupanya mau pijat juga.Dari ruang tamu,kita
masuk ke 3 kamar kecil dengan dipan kayu sederhana. Aku lhat sprei merah jambu lusuh dengan bantal
nya yang kucel. Untung dilapisi dengan kain putih bersih. “Plak..plak..” Aduh banyak nyamuk dan panas
sekali rupanya kipas angin mereka rusak. Yang mijitin gua seorang wanita sekitar 25 tahunan dengan
dandanan yang agak menor. Aduh mangkel benar pijatannya ndak kerasa. Perasaan gua dia mijit
dengan ujung jarinya , kayak elo jumput nasi gitu loh..

Tiba-tiba,”Tut..tut..tut tut “ HP nya bunyi, dengan santai dia angkat dan mulai ngobrol pakai satu tangan
sambil ketawa-tawa sedangkan tangan yang satu mijit badan gua. Saya gondok benar …cuma demi
sopan santun…saya diam-diam aja. Tau ndak ngobrolnya ndak tanggung tanggung , 15 menit. Saya
menarik nafas lega ketika dia udah selesai ngobrol. Saya kira saatnya untuk relax, Eh ..tiba-tiba dia
nyanyi.. Man tukang pijit gua nyanyiin gua , seumur-umur baru kali ini gua dipijit sambil dinyanyiin.
Mana suaranya false lagi..baru 2 lagu gua udah ndak tahan ..gondok gua udah naik keubun-ubun..Saya
mengangkat tangan tanda stop..”Thankyou..thankyou…” sahut saya sambil memberikan dia uang $10
dengan senyum kecut. My goodness kapok gua nyari pijit murah..kaki gua sampai bentul-bentul digigit
nyamuk.

Jam baru menunjukkan pukul 10 30 pm, tapi saya udah malas untuk tinggal. Tour guide gua rupanya
masih mau minum-minum ke Bar.Tapi saya berkeras untuk naik becak pulang ke hotel. “ $3 oke? “ sahut
saya ke tukang becaknya , Anak muda ini tersenyum dan mengangguk .Over all menurut saya orang

Kamboja lebih sopan dan ndak aggressive . Ndak ada tuh ceritanya yang narik-narik atau paksa naik ke
kendaraan mereka.

Saya ingat siang tadi ada seorang gadis kecil yang mengikuti saya terus sambil mencoba menjual
gelang anyaman dia ”Sir..I remember you..oke..buy 2 only $2 “Namun gadis cilik ini akan berhenti
dan menunggu dengan sopan,kalo tour guide saya menjelaskan sesuatu. Dan dia akan mulai lagi
menawarkan barang dagangannya yang lain kalo saya sudah sendirian lagi. Saya mengusap kepalanya
juga “I remember you too..give me 10 “sahut saya tidak menawar lagi..DIa mengangguk dengan
sopan “Thankyou..”

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *