PERJALANAN ZIARAH KE YERUSALEM #7,8


” Aku ikuti loh..cerita pak Butce tentang Perjalanan ke Yerusalem..Tulis lagi dong, itu
loh tentang orang orang Palestina .karena kita-kitakan ndak mungkin bisa kesana ” Bisik
beberapa ibu-ibu pengajian di Konsulat Los Angeles .
Kalo Charli pegawai konsulat punya versi lain lagi, “Orang-orang di Indo itu bekoar-
bekoar mengenai Jihad dan Palestina padahal belum tentu mereka pernah kesana. Nah
kamukan udah kesana dan melihat sendiri keadaan sebenarnya..tulis lagi dong..”

He..he iya sich emang saya pernah kesana dan sempat mewawancarai beberapa orang.
Tapi saya bukan politikus,sejarahwan atau agamawan loh”.Saya hanya bisa cerita dari
sudut pandang orang awam yg tidak ngerti apa-apa yang mungkin juga salah.,tapi
gua coba ya. Kalo gitu kali ini gua tunda dulu cerita mengenai negeri Panda, kebetulan
masalah Hamas dan Israel lagi hangat nech di news.

Terus terang waktu mau kesana , gua ngeri juga sampe nyiapin surat wasiat segala.
Iyakan siapa tau elo lagi sial maunya ngopi eh tiba-tiba “Bumm” ada bom bunuh diri
kayak di news itu.
Saya juga pengen tau bagaimana sich kehidupan orang Palestina dan Yahudi Ortodox di
Israel? Kalo kamu ikut tour mah susah..sepanjang hari kitakan jalan dengan group dan
lokal tour leader, palingan kesempatan berinteraksi waktu beli sourvenir atau lewatin
pasar waktu di jalan salib. Mana ada waktu untuk tanya-tanya dan dengar cerita..

Akhirnya gua pasang strategi,menyelinap diam-diam dari Hotel setelah tour berakhir.
Jam menunjukkan pukul 7 pm ,ketika saya memanggil taxi menuju sport centre di
Hebrew University.
Seperti yang saya duga, sopir taxinya orang Palestina yang tentunya gua sapa dengan
bahasa Arab “Assalamualaikum ..” Dia yang tadinya agak kaku berbalik menjadi lebih
bersahabat setelah tahu saya adalah orang Kristen dari Indonesia. Mungkin juga ada
bangsa lain yg jadi sopir taxi,tapi so far semua sopir taxi yang saya ketemui adalah orang
Palestina..Begitu pula waiter kita di restaurant,hampir semuanya adalah orang Arab
Palestina. Dan mereka berpenampilan sangat bagus dan professional.

Hebrew University ini adalah university yang paling bergensi di Yerusalem. 4 perdana
mentri Israel berasal dari university ini bahkan konon merupakan tempat literature
Yahudi terbesar di dunia. Dalam bayangan gua, pasti banyak nich orang Yahudi
Ortodox.. namanya aja Hebrew University, ternyata saya salah.. Mostly student yg
saya lihat terlihat seperti mahasiswa biasa aja ,modern dan tidak ada kesan religious
sebagaimana seharusnya Universitas di tanah suci.
Setelah membayar US $15 sebagai jaminan, saya diberi kunci untuk locker
room.Beberapa pemuda ngobrol dalam bahasa Ibrani, sementara itu beberapa pemuda
Arab lagi nyisir. Setahu saya tidak terlihat pembedaan diantara mereka. Wajar-wajar
aja kayak sport centre di 24 Hours fitness atau di Ballys (Los Angeles ). Kolam
renangnyapun bercampur antara pria dan wanita.
Kecuali satu hal yang saya tidak pernah lihat. Ada jam tertentu yang diperuntukkan untuk
wanita aja. Yaitu dari jam 9 – 10 pm. Rupanya jam ini dikhususkan untuk wanita yang

tidak mau bercampur dengan pria.
Setelah berenang beberapa lap, saya menuju ke steam room, disana ada seorang
mahasiswa yang lagi tidur-tiduran dengan santai. Melihat ada yang masuk, dia
mengangguk sekilas dan tersenyum, ” Hallo..”sahutnya.
Setelah ngobrol basa-basi , gua tanyain dia, ” By the way, are you Jew or Arabic? ”
Oh..I am Arab Palestine :jawabnya dengan santai
Waduh menarik nech..pikir gua,bisa gua wawancarai.
“Arab palestine? Here? They have Palestinian student in Hebrew University?” Tanya
gua dengan heran.
“Yup we are about 40 %..”  Jawabnya lagi dengan santai.
Forty persen?.. in Hebrew University? ” Gua ndak tau lagi ya kalo dia bohong.
Tapi dari hasil percakapan gua dengan si Mohammed, gua menyimpulkan bahwa adalah
mungkin untuk pemuda Arab Palestine untuk menuntut ilmu di Hebrew University, so
far gua tidak melihat ada diskriminasi. Dan mereka rata-rata fasih berbicara dalam 3
bahasa yaitu Ibrani, Arab dan Inggris.

Dalam percakapan dia selalu merefer orang “orang
Palestina di jalur Gaza,sebagai ” They bukan We “Gua ada kesan bahwa orang-orang
Palestine yang terpelajar agak menjaga jarak dengan orang-orang Palestina ekstrem di
Gaza. Perasaan gua kayak mayoritas muslim di Indo melihat kelompok FPI dan para
pembom Bali.

Malam kedua di Yerusalem , gua nyobain berenang di sport centre hotel Hyatt di
Yerusalem. Saya dengar mayoritas rombongan dari Benny Hinn banyak yang lagi nginap
di hotel ini. Rupanya di hotel ini ada fasilitas Gym dan penduduk lokal bisa jadi member,
atau bayar.
Kalo di Hebrew University kan hampir semuanya adalah mahasiswa yang cara pikirnya
tentu lebih maju, nah di tempat ini gua expect bisa ketemu orang kebanyakan. Dikolam
renang gua kenalan dengan seorang lawyer Yahudi dan 5 orang Palestina. Ahmed (high
school student), dan omnya, Harun yang bekerja sebagai sopir taxi, dan 3 orang temannya
yang tidak jelas pekerjaaannya.Seperti biasa kalo ngoborol dengan orang Palestine,saya
perkenalkan diri sebagai Indonesian dan kalo dengan orang Jews saya bilang bahwa saya
dari Los Angeles. Dua-duanya betulkan?

Di tempat itu ,mereka mempunyai turkeys bath. Sebuah ruangan segi empat yang terbuat
dari marmer putih,mulai dari lantai sampai dinding. Steam panas mengepul dari beberapa
penjuru. Didalam ruangan besar itu ada tempat duduk batu yang melingkar sepanjang
dinding. Ada 4 bak air kecil di 4 bilah dinding, lengkap dengan gayungnya. Ditengah
ruangan itu ada batu besar berbentuk persegi empat. Teman-teman gua bergantian
tengkurap di batu itu dan yang lainnya menghantam mereka sekeras-kerasnya dengan
air yang diambil dgn gayung. Dan tibalah giliran gua, setengah terpaksa saya berbaring
dibatu itu sementara mereka rame-rame menghantam punggung saya dengan air.
Mereka heran juga kok gua tenang-tenang aja¦.Akhirnya mereka mengambil
kesimpulan bahwa gua menguasai kungfu..apalagi tahu nama gua Bruce Lie.

Setelah itu teman-teman baru saya mengajak rame-rame ke sauna di Locker khusus untuk
pria. Kebetulan ada serombongan pemuda Jewish ortodox yang baru datang. Mereka
berjalan agak canggung ,pucat dan kurus pucat. Tidak seperti pemuda-pemuda Arab yang

banyak bermain diluar,remaja Jewish ortodox ini menghabiskan waktunya dengan study
dari pagi sampai malam, tidah heran tubuh mereka kelihatan lemah dan tidak terawat.
Setelah melepaskan tallit ( kain yang ujungnya bersimpul,dibawah kemeja )Dengan
celana sebatas lutut, mereka dengan sedikit canggung berjalan kearah Jacuzzy . Pada
saat mereka melewati ruangan sauna kita. Beberapa pemuda Palestina mencari gara-gara
dengan menyoraki mereka dengan kata-kata tidak senonoh dalam bahasa Inggris. Para
pemuda Jewish itu berjalan seakan-akan tidak dengar apa-apa,rupanya mereka tidak mau
terpancing untuk ribut.,saya merasa kasihan sekali.
Menurut saya itu tidak pantas,sehingga saya coba menengahi dengan mengajak mereka
ngobrol..Diam-diam saya merasa ada api dalam sekam,yang sewaktu-waktu bisa meledak
diantara mereka.
Teman-teman baru saya ini menawarkan untuk mengunjungi rumah mereka di Old Town.
Walapun saya tahu akan hospitality orang Timur tengah, tapi gua tolak secara halus
kuatir kalo gua hilang , Andrianus bisa kelabakan. Juga gua agak tidak sejahtera , the way
teman  teman baru gua ini memperlakukan orang lain.

 

PERJALANAN ZIARAH KE YERUSALEM ( BAG 8 )

BETLEHEM

Kalo elo ziarah ke Yerusalem, kebanyakan tempat- tempat bersejarah yang kamu kunjungi
adalah dalam kekuasaan Israel. Karena itu tidak masalah bagi tour leader kita yang adalah
orang Yahudi. Namun ada satu tempat ziarah penting yang harus kita kunjungi, tapi terlarang
bagi dia karena berada dalam kekuasaan PNA( Palestina National Authority) yaitu Betlehem.\
“Tomorrow” I can not got with you guys. Otherwise I will lose my head. (gua bisa dipenggal ) ”
sahutnya memperagakan orang yang dipenggal kepalanya.
Sejenak semua anggota rombongan menahan nafas ,beberapa orang bule yg berada dalam
rombongan kita mengerutkan kening tanda kekhawatiran.
” But don’t worry, my parnert inside the city will company you guys…Rupanya perusahaan
mereka berparner dengan Kristen Palestina yang berada dalam kota Betlehem.

Betlehem ini penting sekali bagi orang Kristen. Karena kota ini adalah merupakan tempat
kelahiran bayi Yesus Kristus. Kota ini juga dikenal sebagai kota Daud ,karena
Raja Daud juga dilahirkan di kota ini. Dan kota ini oleh nabi Mikah dinubuatkan sebagai tempat
kelahiran dari Mesias atau Al Masis (Arab) atau Kristus (Yunani ), yang disebut “Tunas Daud “(
turunan daud).
Kota Betlehem ini sebenarnya tidak begitu jauh dari Yerusalem, yach kurang lebih 6 miles .
Kebetulan letak kota ini berada di West Bank yang merupakan wilayah kekuasaan Palestina.
Sayangnya kota ini juga dikenal sebagai asalnya pemuda-pemuda militant Palestina yang
melakukan bom bunuh diri. Dan yang mencapai puncaknya pada tahun 2002 ,yang membunuh
ratusan penduduk sipil Israel (baik Yahudi maupun Palestinian juga ).

Karena itu sejak tahun 2003 pemerintah Israel mulai membangan tembok semen setinggi
8 meter ,yang diatasnya dipasangin kawat berduri yang dialiri aliran listrik. Alasannya untuk
memblokir pemuda miltan Palestina memasuki Israel.
Dan memang diakui, sejak pembangunan tembok ini ,bom bom bunuh diri dapat ditekan secara
drastis..
Tapi dilain pihak, pembangunan tembok sepanjang 15 km ini juga membunuh mesin
perekonomian Palestina. Yang berdampak besar pada kehidupan 35 ribu penduduk yang
berdiam di Betlehem.
65% sumber pendapatan kota ini berasal dari Turis dan peziarah yang mengunjungi gereja
tempat kelahiran Yesus Kristus. Namun sejak diisolasi, turis yang berkunjung menurun secara
drastis. Dan saya bisa mengerti karena ketatnya penjagaan dan pemeriksaan pada waktu bus
masuk dan keluar sehingga terjadi antrian yang sangat panjang tiap kali mau keluar atau masuk.
Sangat tidak nyaman.
“Dulunya bisa sampai 50 bus tiap hari, sekarang cuman 4-5 bus aja ” Sahut tour leadernya
menjelaskan. Eh by the way, tour leader kita di Betlehem bisa ngomong bahasa Indonesia loh!
Padahal dia adalah Kristen Palestinian.

Saya bisa mengerti kebijakan pemerintah Israel, tapi saya juga kasihan dengan nasib orang
“orang Palestina di kota itu terutama orang-orang Kristennya. Diam-diam saya menyiapkan
banyak duit cash, saya bertekad untuk membeli cendera mata sebanyak mungkin untuk
membantu mereka.
Dalam hati gua mendumel. Orang-orang yang bunuh diri ini bukan aja bunuhin orang lain,tapi
gara-gara mereka puluhan ribu orang-orang sebangsanya kena getahnya.

Dari jauh terlihat tembok semen setinggi 8 meter dengan kawat berduri . sepintas kayak dinding
penjara. Beberapa prajurit Israel menjaga pos mereka, walapun bersenjata mereka kelihatannya
santai namun waspada. Eloh hati-hati jangan sembarang memotret bisa disita kamera lo.
Kita turun dari bus dan mulai menyiapkan passport kita masing-masing. Van kita menunggu
diluar dan kita masuk ke Betlehem dengan berjalan kaki.Satu persatu kita melewati tentara yang
mencocokkan muka kamu dengan passport. Setelah itu kita masuk ke wilayah Palestina yang

dijaga oleh tentara Palestina. Setelah itu kita masuk ke sebuah lorong yang panjang, disebelah
kanan kita adalah dinding semen dan dikiri kita adalah pagar besi.

Saya berpapasan dengan serombongan orang Palestina yang berjalan keluar dari Betlehem.
Beberapa wanita berjilbab,pria muda dan seorang tua yang berkopiah putih. Setahu saya mereka
kelihatan tenang-tenang aja. Setelah memperlihatkan surat mereka, mereka dengan tenang
berjalan keluar seperti tidak ada apa-apa.

Begitu keluar kita disambut oleh para sopir dan calo angkutan,kayak di terminal Bus di Indo.
Sekilas memang orang-orangnya terlihat kumuh,juga mobilnya tidak terawat. Beberapa penjual
menawarkan barang-barang dagangannya terutama kartu-kartu pos. Walaupun udah diwanti-
wanti untuk jangan membeli barang-barang di situ oleh tour leader kita. Tapi saya tahu anak-
anak penjual yang kebanyakan adalah muslim Palestina sangat membutuhkan uang.,jadi saya
borong aja apa aja yang bisa gua beli tanpa menawar.

Gereja Navity yang dibangun di tempat kelahiran Yesus Kristus adalah suci bagi orang Kristen
dan Islam. Konon gereja ini merupakan salah satu dari gereja yang tertua, yang dibangun pada
abad ke tiga. Yang unik dari gereja ini adalah pintu masuknya . Tingginya Cuma 1,2 m, Jadi
kalo elo masuk harus setengah membungkuk. Yang memang merupakan tujuan dari pintu ini,
supaya setiap pengunjung datang dengan merendahkan diri. Dan juga untuk mencegah pasukan
berkuda musuh yang menyerang gereja ini.

Didalam udah panjang dengan antrian orang. Sepintas gedung ini agak gelap dan banyak pernik-
pernik seperti lampu yang digantung disana sini. Dan dipenuhi dengan bau menyan.
Rupanya gereja ini dikuasai oleh 3 golongan gereja, Armenian, greek orthodox dan Roma katolik.
Beberapa iman Greek orthodox mempersembahkan misa ditengah altar.Sementara itu orang-
orang yang antri karena bosan akhirnya pada ngoborl. Bisa diduga, sang pastor berhenti
sebentar dan memarahi para peziarah
” Hormati dong tempat suci ini..” gitu loh kira-kira.

Dan gimana dengan saya? Entah karena tidak terbiasa. , tapi bau-bau kemenyan yang
menyengat dengan pernik-pernik lampu yang bergantung disana sini , mengingatkan saya
akan kelenteng. Trus terang gua merasa kayak mengunjungi orang mati daripada mengunjungi
tempat kelahiran bayi Kristus yang tak berdosa dalam palungan sederhana di sebuah kandang
sederhana.

Satu persatu orang-orang berdoa dan mencoba menjamah tempat Yesus dilahirkan yang diberi
tanda bintang .Saya menyentuh bintang itu sambil tersenyum..Seperti biasa Dia selalu lahir di
tempat yang hina ( kandang ) untuk make sure bahwa tidak ada orang yang merasa terlalu hina
untuk datang kepada Nya.”Terus gua ingat ayat di Matius 9 , “Sebab Aku datang bukan untuk
memanggil orang yang menganggap dirinya sudah baik, melainkan orang yang dianggap hina.

So, this is the place where 200 Muslim Palestinian seek refuge? “Bisik seorang ibu pada lokal
guidenya,matanya membelalak membayangkan pengepungan tentara Israel atas gereja ini.
Gereja ini telah menjadi tempat perlindungan bagi warga Palestina, ketika tentara Israel
menyerbu untuk mencari kaum militant.

Hampir 200 orang muslim Palestina yang sebagian dari
mereka adalah anak-anak dan ibu-ibu berlari mencari perlindungan ke dalam gereja ini. Tentara
Israel yang mengelilingi tempat ini tidak bisa berbuat apa-apa, karena adanya 45 orang biarawan
yang memutuskan untuk tinggal untuk mencegah pertumpahan darah antara 2 pihak.
April 2002 itu , mata seluruh dunia tertuju pada gereja kecil ini. Ternyata intervensi mereka
berhasil, setelah negosiasi hampir semua orang Palestina ini dapat diselamatkan.
Saya kira orang “orang Palestina dikota ini sangat menyadari hal itu. Karena itu sekalipun
banyak tokoh-tokoh aliran keras muslim di kota itu, mereka tetap melindungi keberadaan gereja
ini karena bagi mereka gereja ini telah menjadi mercusuar dalam kegelapan.

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *