KISAH PERJALANAN KE NEGERI PANDA ( BAG 4 )


IBU SURI TZU SHI

Waktu gua masuk ke royal garden di Forbidden city, terus terang gua tidak begitu
impress tuh..Rasanya kecil sekali…beberapa pohon gede, dan kolam-kolam ikan…
Yah adalah batu-batu berukir, pavilion berukir yg dinamakan red snow(karena
kalo musim rontok daun-daun merah beterbangan seperti salju) sedikit hiasan
disana sini, palingan gua kagum sekitar 30 menit abis itu bosan
Apalagi di musim panas , udah udaranya humid , panas, dan tidak ada tempat
berteduh karena tidak ada pohon sama sekali di pelataran forbidden city.
Bisa bayangkan kalo kamu tinggal seumur hidup di tempat itu,tidak pernah
keluar-keluar. Pasti rambut kamu bisa rontok semua. Mangkanya saya bisa
bayangkan betapa bahagianya Ibu suri Tzu shi . sewaktu dihadiahkan 10 juta tael
perak di hari ulang tahunnya yang ke 60 untuk dia pakai.. Uang yang diambil
dari perbendaharaan istana ini seharusnya di cadangkan untuk memordenisasi
angkatan laut kerajaan. Tapi oleh dia malah dipakai untuk membangun dan
memugar istana musim panasnya, yang dilengkapi dengan danau buatan raksasa,
koridor yang konon terpanjang didunia, dan hutan-hutan yang asri.

Kalo cerita tentang summer palace, lo harus tahu dulu kisahnya si ibu suri Tzu shi

Ibu Suri Tzu shi

ini. . Siapakah dia?
Sebenarnya dia berasal dari orang biasa aja . Papanya hanyalah seorang perwira
rendahan kerajaan, tapi somehow dia beruntung untuk dipilih menjadi salah
seorang selir Kaisar. Seperti yang gua ceritain dulu, karena kecerdikannya dia bisa
hamil dan beruntung melahirkan anak laki-laki satu-satunya utk sang kaisar, yang
kebetulan mati muda. Anak laki-lakinya yaitu Emperor Tong Zhi baru berusia 5
tahun ketika dia diangkat menjadi kaisar. Namanya kaisar anak-anak, sebenarnya
yang berkuasa adalah mamanya. Pelan-pelan si ibu Suri menggeser habis semua
saingannya dan ternyata sangat menikmati menjadi boss. Bahkan sampai si
Tongzhi sudah beranjak dewasa, masih dikontrol oleh dia.Tertekan dgn ibunya si
Tongzhi pelarian dengan diam-diam suka menyelinap keluar istana , menyamar
dan mencari pelacur-pelacur cantik Bisa diduga, tidak berapa lama dia terkena

Nyobain perahu kerajaan

sphillis yang mengakibatkan kematiannya diusia 19 tahun.
Si ibu Susi ini mengangkat kemenakannya yang berumur 3 tahun menjadi kaisar
berikut yang disebut Emperor Guang Zu. Dan bisa diduga siapa yang tetap
berkuasa. …dia lagi.
Yang ini juga mati muda, konon dari penelitian forensic tahun lalu dibuktikan
adanya racun arsenic konsentrasi tinggi ditubuhnya. Sekali lagi sang ibu suri
ngangkat kaisar boneka ,anak umur 5 tahun yang menjadi kaisar terakhir di
Tiongkok, yaitu Puyi.

SUMMER PALACE
Gua terkagum-kagum melihat danau buatan di summer palace ini besar sekali
rasanya hampir 3 km persegi. Tanah dari galian danau itu dipakai untuk
membangun gunung buatan tempat kompleks istana peristirahatannya.
Saya ndak lihat ada orang yang berenang atau nyuci baju di danau itu.Yang ada
hanyalah kapal-kapal yang berbentuk naga mondar-mandir membawa turis
mengelilingi danau dan membawa kita ke summer palace dan kuil dimana Ibu Suri
suka pergi untuk sembahyang.

Gua bayangin si ibu suri yang duduk diatas dragon boat dengan didampingi musisi
istana,para kasim dan putri-putri kerajaan yang cantik-cantik dengan memakai
bunga-bunga gede di rambut mereka. Putri-putri ini terlihat tinggi semampai
karena dibawah sepatunya ada hak sepatu setinggi 5 cm.tapi hak tinggi itu bukan
diujung tumit tapi ditengah —tengah sepatu, lucu juga ya…Perhatikan sepatu dari si
ibu suri ini.

Suatu waktu ketika saya makan malam dengan ibu Megawati, beliau bercerita
bahwa Mamanya mendiang ibu Fatmawati selalu make sure mereka harus tahu
mengulak sambal properly, karena di Bengkulu katanya wanita bukan dipandang
karena kecantikannya tapi karena kepandaiannya mengulak sambal…itu kata
beliau lho ya..
Nah kalo di Tiongkok pada waktu itu simbol kecantikan dan status social adalah
ukuran kaki wanita. Semakin kecil semakin indah. Mangkanya anak- anak wanita
bangsawan dari suku Han sejak berumur 5 tahun,kaki mereka diikat dengan
selendang,supaya kaki itu tidak tumbuh..rasanya? adzubillah sakit sekali….Bahkan
kadang jari-jari lainnya dipatahkan,tinggal ibu jarinya.aja. Tapi cowok-cowok
bangsawan Han jaman itu merasa itu beautiful.
Nah gadis-gadis kerajaan yang berdarah Manchurian ini tidak mengenal kebiasaan
ini. Supaya tidak malu-maluin ( kakinya gede) dibawah sepatunya dipasangin hak
tinggi kecil yang nongol dibawah gaunnya, memberi ilusi seakan-akan kakinya
kecil..gitu lho……

Si ibu Suri ini sangat kolot dan menentang modernisasi.Contohnya waktu mereka
mau bangun jalur kereta api dia menolak, karena katanya itu akan mengganggu
arwah-arwah leluhur raja-raja sebelumnya. Walaupun akhirnya rel kereta
api bisa dikonstruksi , dia insist bahwa kereta api itu harus ditarik dengan
kuda..walah..walah..
Sebenarnya Emperor Guang zhu ini lumayan juga loh, walaupun dia hanyalah
kaisar boneka tapi wawasannya cukup luas. Dia pernah mau mengadakan
reformasi untuk memodernisasi Tiongkok. Tapi ditentang oleh si ibu Suri, yang
malah menangkapnya dan memenjarakannya. Ndak heran Tiongkok bisa kalah
sehingga Hongkong sempat lepas dan di ambil oleh Inggris, begitu juga Makau
yang diambil oleh Portugis.

Suatu kali seorang pujangga yang terkenal di jaman itu menulis puisi bahwa
perahu bisa terapung karena adanya air yang menopang dia, namun air yang

samapun bisa menenggelamkan perahu itu. Bahasa kasarnya kerajaan itu kayak

Marble boat,symbol dynasti yg tdk bisa tenggelam

perahu ,kalo elo bijaksana akan didukung rakyat, namun kalo kejam rakyat yang
mendukung bisa berbalik menenggelamkannya.
Nasihat bijaksana ini ditanggapi dengan membangun perahu dari batu marble.
( Tidak bisa berlayar , hanya sebagai tugu hiasan aja ).
Kali sang Emperor mau bilang …kerajaan gua akan abadi kayak batu marble ini,
Mau didukung atau tidak didukung rakyat..tetap juga akan berdiri…

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *