Pengembangan Kawasan Pangan Gagal Di Kalbar


Dahlan Iskan mengatakan kontur tanah di Kalimantan dengan di Jawa memang berbeda.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Dahlan Iskan mengaku kurang puas terhadap program pengembangan kawasan pangan skala luas di Kabupaten Ketapang, Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) yang didanai sejumlah perusahaan di bawah koordinasi BUMN.

“Terkait pencetakan sawah, ternyata produksinya hanya dua ton per hektare gabah kering giling. Kalah jauh dari Pulau Jawa yang sudah mampu memproduksi gabah kering giling hingga enam ton per hektare tiap kali panen,” kata Dahlan Iskan, di sela-sela peresmian pabrik pengolahan biji bauksit terbesar di Asia Tenggara di Tayan, Kabupaten Sanggau, Senin (28/10).Menurut Dahlan, PT Sang Hyang Sri selaku penggerak konsorsium ke PT Pupuk Indonesia, harus terus berinovasi agar produksi padi terus meningkat di lahan percontohan di Kabupaten Ketapang.

Dahlan Iskan mengatakan kontur tanah di Kalimantan dengan di Jawa memang berbeda. Di Kalimantan, tingkat keasaman lahan cukup tinggi karena sebagian bergambut tebal. Oleh karena itu, inovasi baru lebih ditingkatkan agar hasil produksi padi terus meningkat demi terwujudnya ketahanan pangan Indonesia.

Dahkan Iskan menjamin BUMN selalu siap mendukung program pengembangan kawasan pangan di Indonesia. Keuntungan tiap tahun BUMN, sebagian disepakati disisihkan bagi program pengembangan ketahanan pangan.

“PT Pupuk Indonesia labanya saja Rp 5 triliun per tahun, jadi saya yakin akan lebih berhasil. Dana yang disiapkan mendukung kegiatan itu lebih dari Rp 100 miliar. Selain PT Sang Hyang Sri, BUMN lain yang terlibat yakni PT Hutama Karya dan PT Indra Karya,” ujar Dahlan Iskan.

Dikatakan Dahlan Iskan, PT Hutama Karya selaku kontraktor, PT Indra Karya konsultan, dan PT Sang Hyang Sri sebagai pemanfaatan dan bisnis dari produk yang dihasilkan. PT Sang Hyang Sri sebelumnya juga berfungsi membantu pengelolaan dan mengorganisasi petani. Kemudian menyiapkan sarana produksi tepat waktu sekaligus membantu dalam penjualan.

“Termasuk dalam penyiapan jalan, irigasi, dan jalan usaha tani oleh kontraktor pelaksana. Semula target produksi minimal mencapai lima ton gabah per hektare. PT Sang Hyang Sri jangan berkecil hati dan harus terus tingkatkan inovasi,” tutur Dahlan Iskan.

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *