Pengajuan APRC untuk BMI di Taiwan dipermudah
dilaporkan: Setiawan Liu
Jakarta, 10 Oktober 2022/Indonesia Media – Pengusaha skala kecil menengah (UKM) asal Indonesia, Pindy mengaku merasakan manfaat dari aktivitas keorganisasian buruh migran Indonesia (BMI) termasuk kepanitiaan berbagai acara di Taiwan. Sejak masuk ke Taiwan tahun 2005 yang lalu, ia mengaku sudah berhasil membuka usaha terutama pusat kerajinan tangan (cetakan) dengan bahan clay (tanah liat), penjualan online dan lain sebagainya. “Sekarang ini, banyak warga Taiwan yang tidak mau punya anak. Kalaupun ada, mereka hanya mau punya satu anak. Pemerintah khawatir kalau pertumbuhan populasi minus, tidak ada generasi penerus. Sehingga pemerintah Taiwan mempermudah pengajuan APRC (alien permanent resident certificate) untuk buruh migran dari berbagai negara termasuk Indonesia,” Pindy mengatakan kepada Redaksi.
APRC (Alien Permanent Resident Certificate) mungkin merupakan identitas yang paling diharapkan bagi kebanyakan orang asing di Taiwan. Syaratnya agar orang asing mendapat APRC, yakni berusia 20 tahun atau lebih, tidak ada catatan criminal, memiliki kemampuan finansial. “Populasi yang cenderung menurun, dikhawatirkan berdampak pada roda perekonomian Taiwan. Sehingga para buruh migran yang profesional, terampil (cakap) bisa tinggal dan bekerja di Taiwan melalui pengajuan APRC,” kata perempuan kelahiran Banyumas, Jawa Tengah.
Jumlah BMI di Taiwan sangat banyak, termasuk juga yang berasal dari Filipina dan negara lain. Tapi sejak covid 19 mewabah awal tahun 2022, jumlah BMI berkurang. Taiwan masih menutup pintu masuk untuk pekerja asing per Oktober 2022. Kalaupun ada pekerja migran yang mau masuk taiwan, jumlahnya masih di kuota. “Setiap hari ada saja pekerja migran yang pulang ke negaranya masing-masing, (populasi) berkurang. Sehingga warga Taiwan khawatir kalau tidak ada yang membantu terutama di pabrik, rumah-rumah tangga,” kata peserta Master’s Degree Program in Social Enterprise and Cultural Creativity di Taichung, Taiwan.
Sehingga pekerja migran mendapat gaji yang lebih tinggi karena jumlahnya menurun sejak covid. Beberapa majikan ibaratnya merayu agar buruh migran tidak pulang ke negaranya. Gaji buruh migran sekitar 17-19 ribu NT (New Taiwan) dolar. Besarnya gaji, 17 – 19 NT mungkin berat bagi sebagian warga Taiwan. Sekarang UMR (upah minimum) di Taiwan juga naik. Pemerintah Taiwan masih tahap observasi, mengevaluasi kebijakan mengenai kondisi buruh migran. Salah satunya, BMI yang sudah sempat bekerja 12 – 14 tahun di Taiwan, dan terus meningkatkan keterampilan dan profesionalisme, dianjurkan mengajukan APRC. “Kalau BMI kan golongan bawah, tapi bisa naik tingkat (ke menengah). Mereka tetap harus memenuhi persyaratan yang terus dievaluasi pemerintah Taiwan. Termasuk kesempatan kuliah (program S2), karena saya sudah 17 tahun bekerja dan berhasil buka usaha. Saya lulus SMA (sekolah menengah atas) di Banyumas. Tapi ketika mendaftar, saya bisa skip S1. System ini berlaku di Taiwan, tapi dengan berbagai syarat. Tidak semua orang bisa, tapi saya bekerja keras dan akhirnya dapat kesempatan kuliah Master’s Degree Program in Social Enterprise and Cultural Creativity,” kata Pindy di sela acara pulang kampung ke Banyumas. (sl/IM)
gimana cara Dan persyaratan mengajukanAPCR