Lagu Gayus Langsung Ngetop


LAGU “Andai Aku Gayus” mendadak mendunia. Dalam waktu singkat, lagu yang dibuat mantan nara pidana ini mendapat simpati puluhan ribu orang. Gara-gara lagu itu, Bona mengaku mendapat ancaman dari orang yang mengaku anggota Densus 88.

Video yang diunggah oleh akun 234 mure ini berhasil meraih 26.120 khalayak. Video tersebut pertama kali muncul pada 13 Janurari 2011 dengan durasi 4:47 menit. Dalam video klipnya, Bona Paputungan digambarkan sebagai mantan narapidana yang baru bebas dari lapas Gorontalo. Disaksikan para napi lain dari balik jeruji besi, Bona melangkahkan kaki keluar dari lapas.

Lagu itu lahir karena terinspirasi oleh pengalaman pribadi saat menjalani tahapan proses hukum. Diakui Bona, lagu tersebut bercerita tentang kecemburuan pada perlakuan istimewa yang didapat Gayus. Dia merasa selama ditahan di penjara selama tujuh bulan tak pernah mendapat perlakuan istimewa seperti Gayus. Diskriminasi itulah yang akhirnya membuat dia terinspirasi membuat lagu tersebut.

Menurut Bona, selama meringkuk diterali besi sejak 11 Maret 2010 lalu, ia mendapat perlakuan kasar dari sipir dalam penjara. Wajahnya babak belur akibat dihantam bogem mentah dan pentungan salah seorang petugas. Belum lagi ia harus menjalani “ritual” hukuman dari sesama penghuni penjara. Berbeda dengan tahanan yang terjerat kasus pidana korupsi, perlakuan mereka lebih baik dari tahanan lainnya.

Kondisi di balik jeruji itulah yang kemudian dia tuangkan dalam bait-bait lagu salah satunya adalah “Kisah aku dan Gayus Tambunan” yang kemudian diganti menjadi “Andai Aku Gayus Tambunan”. “Saya merasakan sendiri kalau ternyata hukum itu bisa dibeli,” katanya.

Selain lagu tentang dirinya dan Gayus Tambunan, Bona juga membuat lagu dengan judul “Markus” atau makelar kasus. Lagu itu ia tulis karena ketika diawal ia meringkuk dalam terali besi, ada beberapa orang Jaksa diwilayah itu yang hendak menawarkan jasa dengan iming-iming bisa membebaskannya dari penjara. Tentu dengan bayaran yang tinggi. “Negeri ini memang sangat lucu. Jaksa menawarkan saya bebas dengan bayaran tinggi padahal saya harus menjalani hukuman beberapa bulan lagi,” ujar Bona.

Dukungan

Dukungan terhadap Bona pun mengalir. Beberapa di antaranya menulis sbb: “Saya dukung Anda, Bang Bona. Salut. Apa yang anda sampaikan lewat lagu adalah realita. Biarpun ada yang menghadang, biarkan saja!” ujar akun basthit. “Bisa mengalahkan Justin Bieber dan Lady Gaga! Untung Bang Bona, saya mendukungmu 100 persen,” tulis akun fikamar 27.

Namun di balik ketenarannya, Bona mengaku tengah gelisah karena diancam seorang pria yang mengaku dari Densus 88. “Anda tahu akibatnya menciptakan lagu itu? Anda sudah membuat heboh seluruh nusantara itu. Anda berhadapan dengan saya,” demikian pesan yang disampaikan peneror Bona melalui telepon baru-baru ini.

Khawatir dengan keselamatannya, Bona pun melapor ke polisi. Direktur Reskrim Polda Gorontalo Kombes Alex Sampe memastikan bukan anggota Polri yang meneror Bona. Sebab, anggota Polri selalu bertindak profesional.

“Kalau itu mengaku Densus, saya kira bukan. Sebab, penegak hukum akan bertindak profesional,” ujar Alex Sampe.

Terlepas dari siapa pun yang mengancamnya, Bona tak berniat menarik lagunya. Lagi pula lagu itu sudah menyebar di internet setelah diunggah ke situs youtube. Bahkan Bona mulai menggarap video klipnya.

Untuk produksi lagu dialbumnya itu, kata Bona, ia dibantu oleh salah seorang anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dari utusan Provinsi Gorontalo, dan seorang anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Gorontalo yang sempat mendekam dalam penjara karena kasus korupsi.

Tidak adil

Anggota Komisi III DPR Andi Anzhar Cakrawijaya mengatakan, bukan hanya Bona saja yang merasakan ketidakadilan. Seluruh napi kelas teri yang merasakan tersika hidup di penjara merasakan hal yang sama.

“Citra aparat penegak hukum memang tengah di titik nadir, kasus Gayus Tambunan merupakan cermin ketidakadilan di republik ini,” ujar Andi Anzhar, Minggu (16/1).

Oleh karena itu, jika penegak hukum tak mengusut kasus Gayus Tambunan hingga tuntas dan tak menyentuh ‘Big Fish’ maka rakyat tak akan percaya lagi kepada penegakan hukum di Indonesia.

“Kalau sampai kasus ini tidak tuntas dan ‘Big Fish’ tidak ditemukan, jangan harap rakyat percaya lagi kepada penegak hukum. Bisa-bisa kita kembali ke hukum rimba,” ujarnya.

Seperti diketahui lagus ‘Andai Aku Jadi Gayus’ yang beredar di situs Youtube mengkritik begitu tidak adilnya penegakan hukum di Indonesia. Dengan uang, penegak hukum bisa dibeli dan membiarkan narapidana kakap seperti Gayu HP Tambunan bekeliaran ke luar negeri. Dalam video tersebut diparodikan seorang napi mirip Gayus Tambunan menyogok sipir penjara dengan memberi sejumlah uang untuk bisa ke luar tahanan. Sosok mirip Gayus itu kemudian dibekali jas, wig, dan kacamata.

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *