Membohongi Publik


Pernyataan Menkominfo Tifatul Sembiring pada 11 Januari lalu bahwa
Research in Motion (RIM), pemilik (layanan) BlackBerry menangguk
keuntungan bersih Rp. 2,268 triliun/tahun, tanpa pernah membayar pajak
sepeserpun, tanpa membangun infrastruktur apapun di Indonesia, segera
direspon oleh Menteri Keuangan Agus DW Martowadojo pada 12 Januari.

Dengan tegas dan meyakinkan dia bilang, pihaknya akan mengejar semua pajak
yang belum dibayar oleh RIM. Kantor Pajak akan menagih RIM seluruh hutang
pajaknya, baik pokok hutang, maupun bunga, dan dendanya.

Jadi, rupanya sudah pasti benar, dong, tuduhan Tifatul Sembiring bahwa RIM
selama ini tidak pernah bayar pajak sepeser pun? Karena yang ngomong ‘kan
Menteri Keuangan?

Ternyata tidak juga, Agus menjelaskan, “Saya belum menerima laporannya.
Tetapi, seandainya ada komponen royalti atau pajak yang belum dibayar,
akan kami tagihkan beserta penaltinya. Tetapi saya belum terima laporan
karena belum sampai di meja saya. …” (Kompas.com, Rabu, 12/01/2011).

Lhoo, apa-apaan, ini? Seorang Menteri kok, ngomong seperti ini? Kok pakai
berandai–andai untuk sebuah problem yang nyata besar dan serius begini?
Kok berani memberi pernyataan untuk sesuatu yang dia belum punya data sama
sekali?

Kalau benar anda belum menerima laporannya, laporannya belum sampai ke
meja anda, ya, tunggu dulu sampai anda terima laporannya, sampai
laporannya sampai di meja anda, dan anda sudah mempelajarinya, barulah
bikin pernyataannya!

Sebagai orang nomor 1 di bidang keuangan, kan anda punya otoritas penuh
untuk memerintahkan bawahan anda untuk segera menyampaikan laporan
tersebut kepada anda dalam tempo yang sesingkat-singkatnya? Setelah semua
data sudah pasti ada, sudah anda pelajar, barulah anda bikin pernyataan,
dong!

Seorang menteri kok kasih pernyataan serius berdasarkan perandaian? Bikin
publik tambah bingung.

Jadi, benarkah selama ini RIM tidak pernah sepeser pun membayar pajak,
tidak pernah membangun infrastruktur apapun? Pokoknya tidak pernah berbuat
apapun yang menguntungkan Indonesia?

Gregory Wade, Managing Directorat East South RIM di sela-sela acara
BlackBerry Developer Conference (Devcon) Asia 2011 di Nusa Dua Bali
membantahnya.

Dia bilang, “Kami telah membayar semua pajak kami, dan akan terus mematuhi
peraturan yang berlaku di negara manapun layanan kami tersedia”
(Kompas.com, 13/01/2011).

Dalam pernyataan resminya, RIM menyatakan telah membayar semua jenis pajak
yang dikenakan oleh pemerintah Indonesia sebagaimana perusahaan importir
barang lainnya.

RIM juga merasa telah memberikan kontribusi yang signifikan untuk
mendorong ekonomi di Indonesia dan menyumbang keuntungan yang besar bagi
enam operator mitra bisnisnya.
Sebagai komitmennya, RIM telah mendirikan PT. RIM Indonesia yang sudah
diakui Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan sudah membuka kantor di
Jakarta sejak November 2010 lalu. RIM juga berkomitmen terus berinvestasi,
misalnya melalui BlackBerry Academic program dengan menggandeng
universitas-universitas serta BlackBerry Partner Fund untuk mendorong
developer lokal mengembangkan bisnisnya.

Nah, sekarang giliran Menkominfo Tifatul Sembiring, dan Menteri Keuangan
Agus DW Martowadojo yang ikut-ikutan memberi pernyataannya dengan
berandai-andai itu, memberi klarifikasi: Siapa sebenarnya yang benar?

Yang salah harus mengakui telah berbuat khilaf, membohongi publik, dan
minta maaf. Bilamana ada sanksi harus siap menerimanya.

Supaya kita ini tidak tambah resah dan bingung.***

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *