HAN CHOW
Konon kata orang yang menginspirasikan ibu suri Tzu chi untuk membuat danau
buatan di summer palace adalah karena ingin membuat replica keindahan dari
West lake yang berada di Han Chow ini.
Kota Han Chow memang indah, dengan pohon-pohon gedenya dan udaranya yang
cendrung dingin dan sejuk. Apalagi kalo elo jalan-jalan dipinggir danau ,minum
teh dan ngobrol diatas perahu yang berbentuk naga. Pernah ke Bogor? Yach kayak
gitulah..
Tidak seperti Shanghai yang sibuk, orang-orang di kota ini kelihatannya lebih
santai. Tidak heran Tea House sangat popular disana. Namun yang membuat kota
ini dikenal orang adalah karena di tempat inilah yang merupakan asalnya legenda
siluman ular putih.
.
West lake ini, walaupun airnya agak keruh kehijau-hijauan namun suasananya
sangat asri. Tidak ada orang yang berenang di danau ini, entah karena airnya
kotor atau barangkali karena udara sudah dingin pada waktu saya kesana.
Dari pinggir danau terlihat kapal berbentuk naga emas yang hilir mudik
membawa turis yang ingin menikmati keindahan danau. Kamu bisa bayangkan
bagaimana pai siu chen (si Ular putih ) yang menjelma menjadi wanita cantik
bertemu dengan seorang perjaka tampan di sebuah perahu nelayan di danau
tersebut.
Dikejauhan terlihat pagoda yang menjadi legenda dalam cerita tsb, yaitu pagoda
Leifeng. Konon dalam sebuah sumur yang dalam dibawah pagoda itu ,sang ular
putih di hukum oleh seorang biksu, namun diselamatkan oleh ketulusan hati anak
nya.
LEGENDA SILUMAN ULAR PUTIH
Kabarnya film seri siluman ular putih ini pernah diputar dan menjadi popular
sekali di Indo. Supaya elo ndak penasaran gua ceritain sedikit ya?
.Konon di Han Chow ada seekor ular putih yg menyamar menjadi gadis cantik yg
bernama Pai siu ceng. Untuk melengkapi penyamarannya dia didampingi temannya
si ular hijau yg menyamar menjadi pelayannya. Singkat cerita mereka bertemu
dengan seorang perjaka yang tampan dan baik hati. Konon si perjaka ini pernah
menyelamatkan si ular putih dari kematian.
Di tepi danau Han Chow yang indah, cinta suci bersemi antara siluman ular dan
manusia. Dan akhirnya mereka bersepakat untuk kawin. Perkawinan mereka
sangat harmonis dan membuahkan seorang anak laki-laki.
Namun kehidupan rumah tangga mereka terganggu dengan adanya seorang biksu
yang bernama Fa hai. Menurut si biksu siluman adalah tetap siluman..tidak peduli
bagaimanapun cantik dan baiknya dia. Dan satu lagi yang sangat penting, mereka
tidak boleh bercampur dengan manusia. Si biksu Kepo ini dengan berbagai cara
berusaha memisahkan mereka dan akhirnya berhasil menangkap si ular putih dan
mengurungnya dalam sebuah sumur Yang teletak dibawah pagoda yang disebut
pagoda Lei feng.
Anak Pai siu ceng akhirnya dibesarkan oleh ayahnya dan bertumbuh menjadi
seorang pemuda yang berbudi dan berbakti. Konon bakti dan kebaikannya
menggugah hati “Jade emperor “ ( Penguasa Surga ) sehingga dia mengirimkan
pasukannya untuk membebaskan si Pai siu ceng dan menangkap si biksu yang kepo
ini. Si biksu Fa hai karena takutnya akhirnya bersembunyi di dalam kepiting.
Kata orang nich ye…kepiting di Han Chow sangat unik. Kalo elo buka cangkang
kepitingnya dengan hati-hati , lemak kepitingnya yang berwarna orange , terlihat
seperti sosok kecil seorang biksu yang berkepala gundul, berjenggot panjang
duduk dalam posisi meditasi. Siapakah dia? Tidak lain dari biksu Fa hai yang lagi
sembunyi.…he..he..gua belum sempat nyoba sich..
The moral of the story? Bahwa bakti dan cinta seorang anak pada orang tuanya
dapat menggugah surga. ..cieleh…Menurut gua cerita-cerita ini sekilas pintas
kelihatannya seperti cerita legenda tapi sebenarnya ada pesan-pesan moral yang
dimasukkan secara halus dalam cerita ini.
Memang tradisi Tionghoa yang banyak didasarkan pada filsafat ajaran Kongfucius
Sangat mementingkan penghormatan dan bakti seorang anak pada orang tua dan
nenek moyang.
Yach mirip-miriplah dengan yg ditulis di Alkitab ”Hormatilah orang tuamu ,
supaya kamu berbahagia dan panjang umurmu di bumi.”
Anyway, kalo ke Han Chow jangan lupa ke Song dynasty town ya. Saya ndak
sempat kunjungi taman hiburan yang menampilkan suasana jaman lampau di
masa kejayaan dynasty Song.. Namun , untungnya saya masih sempat nonton show
mereka yang berada dalam lokasi kompleks Dinasty Song ini..
Yang unik dari show ini adalah kursi penonton yang berada 5 deret dibaris depan.
Pada show-show tertentu yang mebutuhkan space ditengah penonton, seluruh deret
kursi itu bisa bergeser.
Show yang penuh dengan tarian, nyanyian dan cuplikan-cuplikan drama, seperti
kisah heroic Jendral Yu fei, legenda ular putih , dan kebesaran dynasty Song.
Ditopang dengan technologi canggih seperti api yang membakar benteng ketika
sang Jendral mencoba mempertahankan serangan musuh. Gemuruh ledakan
meriam dan desingan panah musuh.
Juga permainan ribuan gallon air yang mengucur seperti air terjun dan
badai yang diakibatkan oleh pertarungan antara Bai siu ceng dan biksu Fa
hai…Pertunjukkan “The Romance of the Song Dynasty “di Han Chow ini biasanya
tidak ada di itenary tour, jadi elo harus tanya ke hotel atau ke tour leadernya.