Kemenkes Perlu Inovasi untuk Atasi Kesenjangan Pelayanan Kesehatan Rujukan 


Kemenkes Perlu Inovasi untuk Atasi Kesenjangan Pelayanan Kesehatan Rujukan 

dilaporkan: Setiawan Liu

Jakarta, 12 Oktober 2023/Indonesia Media – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengaku sangat terkesan dengan pencapaian Prof. Xu Kecheng dalam bidang medis, terutama inovasi seperti operasi krio (cryosurgery), vaksin untuk kanker dan perawatan hydrogen yang telah membawa manfaat besar bagi pasien di Fuda Cancer Hospital, Guangzhou. Saat ini, sebagaimana masyarakat ketahui bersama bahwa masih terdapat kesenjangan dalam pelayanan kesehatan rujukan di Indonesia. Kesenjangan disebabkan masih terdapat rumah-rumah sakit yang belum mampu memberikan pelayanan optimal yang dibutuhkan masyarakat akibat belum meratanya tenaga kesehatan, sarana prasarana dan alat kesehatan. “Sehingga hal ini menyebabkan kesenjangan kompetensi dan kualitas pelayanan kesehatan rujukan,” kata Ketua Tim Kerja Transformasi Pelayanan Kesehatan KJSU & KIA Kemenkes, Ady Thomas saat membacakan Keynote Speech dari Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.

Masyarakat sangat memerlukan layanan kesehatan yang lebih siaga, antisipatif, responsif dan tangguh dalam menghadapi ancaman masalah kesehatan. Untuk itu Rencana Strategis Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tahun 2020 – 2024 telah mensyaratkan adanya upaya perubahan tata kelola pembangunan kesehatan. Salah satu upaya perubahan tersebut dilakukan melalui transformasi system kesehatan. Salah satu pilar yakni Transformasi Layanan Rujukan dengan program stratifikasi dan jejaring pengampuan pada Sembilan penyakit prioritas, termasuk empat penyakit katastropik utama (kanker, jantung, stroke, ginjal) yang merupakan penyebab kematian tertinggi dan berkontribusi pada 90 persen dari pembiayaan katastropik paling besar. Transformasi pelayanan rujukan bertujuan untuk meningkatkan akses dan kualitas rumah sakit melalui hospital, center of excellence, stratifikasi pelayanan kesehatan penyakit prioritas/katastropik, academic health system, digitalisasi pelayanan kesehatan rujukan, dll. “Upaya tersebut dilakukan agar masyarakat mendapatkan kemudahan akses dan kualitas pelayanan kesehatan rujukan yang baik, tidak perlu mengantri panjang atau bahkan berobat ke luar negeri,” kata Ady pada pada seminar Pencegahan Kanker dengan Preventive Medicine di President Lounge.

Pengembangan layanan unggulan dan jejaring pelayanan rujukan dapat kita lakukan dengan mempercepat cakupan pelayanan rumah sakit. Kemenkes menargetkan 34 provinsi, masing-masing memiliki minimal satu Rumah Sakit (RS) tingkat paripurna/utama. Sedangkan di 514 kabupaten/kota, masing-masing memiliki minimal satu RS tingkat madya. Tentunya sebuah target yang besar untuk dilakukan, dibutuhkan komitmen dan kolaborasi lintas sector termasuk sector swasta untuk membantu pemerataan akses dan peningkatan pelayanan kesehatan yang lebih optimal. “Kemudian kita juga perlu untuk terus mengembangkan riset terhadap jenis pelayanan dan pengobatan melalui studi banding terhadap RS Vertikal. Bahkan dengan RS yang memiliki standar internasional agar menambah pengetahuan kita dalam memberikan pelayanan dengan mutu terbaik sehingga dapat mengurangi arus pasien yang berobat ke luar negeri,” kata alumni fakultas kedokteran Univ. Trisakti. (sl/IM)

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *