Jalinan komunikasi, sinergitas Kamtibmas dengan inovasi


Jalinan komunikasi, sinergitas Kamtibmas dengan inovasi

 dilaporkan: Setiawan Liu

Jakarta, 6 April 2022/Indonesia Media – Konsultan Sumber Daya Manusia/SDM atau Human Resources, Setia Widjaja melihat jalinan komunikasi aparat kepolisian dengan warga harus inovatif berupa peningkatan komunikasi dan sinergitas, terutama kegiatan sharing ilmu bidang management, psikologi serta motivasi kepada personel kepolisian, khususnya kepolisian sector (Polsek) Pademangan Jakarta Utara.

“Kami berkenan berpartisipasi mendukung program Kapolsek, Kompol Happy Saputra. Kami ingin memberikan kebahagiaan kepada masyarakat, mewujudkan harapan dan memberikan kemudahan kesuksesan program Kapolsek. Selain itu untuk menumbuhkan keyakinan bahwa kami benar tulus menjalin jodoh persahabatan kami dengan Kapolsek. Ini juga salah satu pengabdian kami untuk masyarakat, bangsa dan Negara,” Setia Widjaja mengatakan kepada Redaksi pada pertemuan spontan Happy Saputra dengan para tokoh masyarakat di Wihara Toasebio, Jl. Kemenangan III Glodok.

Sementara itu, Happy Saputra mengamini ide tersebut sambil lebih dulu mempersiapkan perangkat pelatihan dan pembelajaran untuk sekitar 85 personel Polsek Pademangan. Materi tersebut mungkin ada kesamaan dengan apa yang pernah dipelajari saat masih menjadi mahasiswa program S2 (Strata Dua) Selandia Baru, School of Governance, New Zealand School of Government (ANZSOG). “Sama seperti knowledge sewaktu saya masih kuliah di NZ (New Zealand), terutama untuk disertasi mengenai proses recruitment di Kepolisian. Awalnya, ada kesulitan menuangkan gagasan pikiran dalam disertasi saya. Pola pikir saya diarahkan (oleh professor/dosen pembimbing) seperti bottle, sampai pada kesimpulan. Pola pikir diawali dari sesuatu yang khusus mengarah ke pengertian umum, dimana dalam melakukan kesimpulan menggunakan pengamatan,” Happy Saputra mengatakan kepada Redaksi.

Pada saat mengikuti program pendidikan di ANZSOG, tercatat ada 12 peserta dari Indonesia. Sebagaimana, industry pendidikan tinggi di Selandia Baru juga tidak lepas dari institusi funder untuk memberikan beasiswa. Tetapi funder juga menyeleksi para pemohon beasiswa yang sebagian besar datang dari developing countries (Negara berkembang) seperti Indonesia, Vietnam, Kamboja, Fiji dan lain sebagainya. Lain halnya, dengan developed countries atau Negara maju seperti Singapura yang hampir tidak ada permohonan beasiswa dari funder di Selandia Baru. “Perwira lain (Polri) yang sudah pernah belajar di ANZSOG, dia masih aktif di Bareskrim (Badan Reserse Kriminal). Kalau di Beijing, saya sekolah Liaison Officer (LO). Waktu itu, bahasa pengantarnya mixed Inggris dan mandarin. Tapi sesi terakhir, ketika saya hampir selesai (perkuliahan), bahasa pengantar full mandarin,” kata Perwira kelahiran 37 tahun yang lalu. (sl/IM)

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *