Cruise Hawaii Tahiti # 9


Ikut spinning class demi membakar tambahan ketambunan

Selain berbagai macam kegiatan di atas kapal, semakin besar sang kapal semakin banyak
penumpangnya dan variasi obrolan sesama kami. Sahabat kami bertambah banyak dari bermain
bridge sehingga jadi seringan `say hi` kalau ketemu di ruang makan atau di tempat umum lainnya.
Namun kami tentu paling banyak ngobrol dengan yang semeja makan di malam hari. Si Rebecca
dan Ethan bertanya apakah kami pernah ikut cruise bersama MSC. Perusahaan itu berasal dari Itali
meskipun namanya adalah singkatan dari Mediterranean Shipping Company. Kami bilang pernah,
cruise ke Amerika Tengah dan ke Panama Canal bersama MSC Lirica. Mereka bilang, mereka sangat
terkesan dengan MSC sebab selain servisnya bagus mereka memperoleh pertunjukan lain dari yang
lain di saat `Easter`.

Persisnya apa yang mereka lalu ceritakan adalah upacara Jum`at Suci dimana para awak kapal
memperagakan proses jalan salib Yesus sepanjang Via Dolorosa yang dibuat di atas deck kapal,
sampai dengan digantung di kayu salib, yang juga dibuat di dinding kapal. Kami katakan, memang
MSC karena kapal Itali, sangat memperhatikan kebutuhan rohani para
penumpangnya seperti dari pengalaman kami, mereka menyediakan pastor untuk acara Misa Kudus
setiap hari. Kalau saja kapal kami ini MSC, si Mpok Cecile pasti tidak akan keberatan terus cruise
sampai Easter :-).

Bermain bridge dengan para jawara, baik yang cowok maupun yang cewek sering mengagumkan
bahwa otak manusia bisa sehebring demikian. Kartu- kartu yang sudah dimainkan dan yang masih di
tangan, para expert itu akan tahu, sering ada di tangan yang mana mereka tepat dugaannya. Karena
friendly game, mereka juga tahu kalau saya atau Cecile salah jalan waktu defense, mestinya bisa bikin
mereka down tapi kami salah buang.

Demikian juga kalau mereka yang lagi jadi defense dan kami

Ceramah Douglas Pearson pakar budaya Tahiti

salah main, mereka akan kasih tahu, seharusnya tidak begitu tidak begini. Ketika mau berangkat, saya
meminjam buku dari perpustakaan kota Toronto, buku terbaru Stephen Hawking berjudul The Grand
Design. Sejak dari terbit di akhir 2010 sudah saya pesan dan ada antrian ratusan orang sehingga baru
saya peroleh pas sebelum cruise.

Bila Anda belum kenal, oom Stephen, fisikawan dari Inggris dianggap sebagai salah satu orang
terjenius di dunia saat ini. Tak heran membaca bukunya yang penuh dengan penjelasan fisika,
matematika dan quantum mekanik, lewat dari
otakku yang cuma pas-pas-an, bisanya ngedongeng doang :-). Hanya satu kalimat yang masih saya
ingat dari 181 halaman buku itu. Yakni, universe kita berasal dari kehampaan, dari sesuatu yang tidak
ada, dari kekosongan. Otak saya tidak nyampe untuk mencerna semua
penjelasan si Stephen dan pengarang keduanya Leonard Mlodinow, fisikawan dari Caltech, USA.
Saya lebih kagum dan nge-fans kepada para jawara bridge :-).

Tadi pagi semakin sedikit yang ikut senam pagi, 30 menit stretching plus 30 menit berikutnya ‘abs’,
latihan kempesin perut. Cuma 2 cewek yang saya duga lesbi karena dua-duaan terus dan seusia
(muda) dan satu lagi manula Indihe. Empok Cecile agak mumet katanya dan takut jadi poyeng mabuk
laut beneran sebab memang ombak masih tinggi saat
ini karena kami masih di Samudera Pasifik, seharian sebelum Bora Bora. Terakhir saya memeriksa
koordinat GPS di jam 11 pagi tadi, posisi kapal sudah di lintang selatan 11 derajat atau sudah
melewati Nusantara bila hapalan ilmu bumi Indo saya masih benar.

Kemarin yang ikut spinning class,
ngenjot sepeda nonstop 45 menit juga engga banyak. Satu cowok
pren si Jacko instruktur dari Afrika Selatan merangkap bos fitness/spa, satu cewek muda yang kuat

Bora Bora kujelang

keliatan tukang naik sepeda, satu cowok lainnya dan sekaliber dengan saya alias kaga kuat-kuat
banget :-), plus si Malusi. Jadi cuma ada 4 murid dan 2 instruktor sehingga kami digenjot banget.

Sebetulnya spinning class itu bisa addictive sebab pasca latihan, karena hormon endorphine yang
diproduksi berkelebihan, kita merasa oke banget. Sayangnya kudu bayar $ 12 :-).

Kegiatan permainan bridge berakhir hari ini karena mulai besok kapal akan mendarat di 4 pulau-
pulau Kepulauan Tahiti. Ceramah si Douglas ada 2 hari ini, Q&A mengenai kepulauan tempat
tinggalnya (ia tinggal di Moorea) dan stargazing. Besok malam akan ada kesempatan untuk melihat
bintang-gemintang di bagian bumi selatan.

Ketika saya terakhir ke Indo, saya hanya sempat
melihatnya ketika nginap di Ubud, Bali, beberapa tahun lalu. Konstelasinya memang berlainan
meskipun beberapa dapat dilihat baik di utara maupun di selatan katulistiwa seperti misalnya Gemini
dan Orion yang cantik jelita. Terakhir saya melihat
Crux atau Southern Cross adalah ketika jalan-jalan ke Australia. Semoga esok malam bisa berjumpa
lagi dengan doski, si bintang salib di selatan. Sampai kisah berikutnya dari Bora Bora.(Bersambung)

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *