Amuk Massa Dipicu Isu Pembongkaran Makam


Bogor – Kerusuhan pecah di Kampung Cikaret, Desa Tajurhalang, Kecamatan Tajurhalang, Kabupaten Bogor, kemarin (18/7). Diduga, amuk massa itu dipicu munculnya isu bahwa pengembang Perumahan Samudera Residence akan membongkar tempat pemakaman umum di daerah tersebut.

Massa mulai berdatangan ke lokasi proyek sekitar pukul 09.00. Tak jelas bagaimana awalnya, massa tiba-tiba beringas. Mereka merusak dan membakar sebuah bangunan yang dijadikan kantor pemasaran, juga pos jaga di pintu masuk menuju area yang akan dijadikan perumahan. Ribuan orang itu juga membakar sebuah bego (backhoe) yang mereka temukan di kawasan proyek.

Bahkan, massa juga mengeroyok sejumlah orang di lokasi hingga luka-luka. Reporter salah satu stasiun TV yang hendak mengambil gambar pun jadi korban. Baru saja hendak mengeluarkan kamera, terdengar suara teriakan bernada ancaman.

Melihat massa berlarian ke arahnya, Gunawan, reporter tersebut, berusaha menyelamatkan diri. “Saat itu saya seperti maling saja, dikejar-kejar. Untung, ada warga yang menyelamatkan saya,” ungkapnya. Aksi warga baru bisa diredam saat aparat Polrestabes Depok dan Polres Bogor tiba di lokasi.

Menurut salah seorang warga, aksi kemarin dipicu isu bahwa pengembang berencana membongkar pemakaman warga. “Warga menolak karena salah satu makam di sana dianggap keramat,” katanya sambil menunjukkan lokasi makam.

Menurut dia, belum ada kesepakatan antara pengembang dan warga. “Pertemuan baru dengan ketua RT dan ketua RW. Belum ada pertemuan dengan warga Cikaret,” ujarnya.

Camat Tajurhalang Ina Herlina mengatakan, peristiwa itu telah ditangani Polres Depok dan Polres Bogor. “Untuk menghindari terulangnya kerusuhan, kami akan memfasilitasi pertemuan antara warga dan pengembang perumahan besok (hari ini, Red),” tuturnya.

Informasi dari tempat kejadian menyebutkan, total luas lahan yang akan dijadikan perumahan sekitar 55 hektare. Pemakaman terletak beberapa meter dari lokasi perumahan untuk prajurit TNI-AL tersebut. Direncanakan, di lahan itu akan dibangun 3.600 rumah. Sebelumnya pengembang telah mendirikan 300 rumah untuk prajurit TNI-AD.

Kapolrestabes Depok Kombespol Saidal Mursalin, saat dikonfirmasi, mengatakan bahwa keributan itu terjadi akibat kurangnya komunikasi antara pihak pengembang dan warga. Dia menjelaskan, alat berat yang didatangkan pengembang tersebut bukan dimaksudkan untuk menggusur makam, melainkan untuk melebarkan jalan. “Kami masih selidiki kasus ini,” tegasnya

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *