10 Menteri yang Berpotensi Diganti + Menteri Harus Bisa “Lari Marathon”


M Qodari

Ada 10 menteri yang berpotensi diganti jika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) melakukan reshuffle (perombakan) kabinet. Berbagai hal menjadi alasan mengapa posisi-posisi tersebut dilihat ada kemungkinan untuk dirombak.

Demikian dipaparkan Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari kepada SP di Jakarta, Senin (3/10). Menurut dia, salah satu menteri yang bakal diganti SBY adalah Menteri BUMN Mustafa Abubakar karena alasan sakit. Menteri ESDM Darwin Zahedy Saleh juga bakal diganti karena target kinerja yang tidak terpenuhi seperti target lifting minyak. Menteri Keuangan Agus Martowardojo juga bisa dicopot karena tampak tidak begitu cocok dengan Presiden dan menteri-menteri lain.

“Menteri yang juga potensial diganti adalah Menakertrans Muhaimin Iskandar karena terkait kinerja, misalnya masalah TKI, dan dugaan korupsi di kementeriannya. Menteri lain yang mungkin diganti adalah Menpora Andi Mallarangeng terkait dengan persiapan SEA Games yang mendebarkan karena sejumlah hal, lalu ada faktor keuangan, dan isu korupsi,” ungkap Qodari.

Selain itu, Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto bakal tergusur karena faktor kondisi infrastruktur yang masih parah dan alasan kesehatan. Menkumham Patrialis Akbar yang disebabkan sejumlah alasan, seperti terkait imigrasi, beberapa pernyataannya yang tidak akurat, serta penanganan lembaga pemasyarakatan.

Nama lain yang dilihat berpotensi diganti, lanjut Qodari, Menteri Perumahan Rakyat Suharso Monoarfa sehubungan dengan target capaian kinerja dan masalah pribadi. Menhub Freddy Numberi akan diganti karena  banyak terjadi kecelakaan baik transportasi darat, laut, maupun udara. Sementara Menko Kesra Agung Laksono bakal diganti karena alasan kinerja yang tidak memuaskan.

Dari sekian banyak nama tersebut, dilihat bahwa komposisi parpol di kabinet akan tetap sama, begitu juga menurut sinyal dari lingkaran Istana. Walaupun, portofolio menterinya berubah atau bergeser, tapi jatahnya tetap sama. Karena dalam reshuffle ada dua kemungkinan, yakni mutasi atau benar-benar diberhentikan. Pada Kabinet Indonesia Bersatu I, yang banyak terjadi adalah mutasi.

Di samping itu, Qodari mengusulkan, akan lebih baik jika Presiden SBY mengumumkan reshuffle sebelum masuk ke tahun ketiga KIB II, yakni pada 20 Oktober 2011. Jika dilakukan setelah tanggal itu maka akan kehilangan momentum.

Sementara itu, pengamat politik Charta Politika Yunarto Wijaya mengatakan, jika wacana reshuffle kabinet dibiarkan terlalu lama akan berbahaya bagi Presiden SBY karena isu yang beredar akan semakin liar. Semakin cepat diumumkannya perombakan kabinet akan lebih baik.

Namun, Yunarto menyatakan tidak bisa menyebutkan secara detail menteri mana saja yang berpotensi diganti. Di sisi lain, UKP4 sebagai lembaga yang memiliki penilaian kinerja tidak pernah memberikan apa yang selama ini menjadi indikator. Seharusnya, jika UKP4 menyampaikan bahwa ada menteri yang mendapat rapor hijau atau merah maka disebutkan namanya, disertai indikator kinerja dan pencapaiannya.

“Pada akhirnya masyarakat, pengamat memiliki indikatornya tersendiri. Sehingga, yang muncul adalah hal-hal yang berkaitan dengan hal persepsi publik, dalam hal ini kasus-kasus yang kontroversial, entah itu yang berbau korupsi, atau menyangkut kehidupan rumah tangga, isu-isu seputar kehidupan pribadi. Itu yang disayangkan,” kata Yunarto.

Ditambahkan, hal-hal yang berkaitan dengan masalah korupsi, penilaian publik, serta masalah kehidupan pribadi tidak bisa dilepaskan dari pencapaian kinerja sebagai faktor utama yang harus diperhitungkan. Karena jika bicara kabinet ahli maka harus mengukur segalanya. Dari 3 variabel penilaian yakni profesionalitas, penilaian publik, dan politik maka profesionalitas harus menjadi aspek terkuat

 

Menteri Harus Bisa “Lari Marathon”

Staf Khusus Presiden Bidang Politik Daniel Sparingga mengatakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berjanji akan mengubah gaya kepemimpinannya di sisa tiga tahun masa kerjanya. Hal itu diungkapkan Daniel saat ditanya perihal rencana perombakan kabinet yang akan dilakukan Presiden dekat-dekat ini dalam diskusi di Kantor PKB, Jakarta, Senin (3/10/2011).

“Memang ada banyak hal penting yang kurang terbaca di luar selain reshuffle. Reshuffle itu hanya konsekuensi. Intinya Presiden akan melakukan akselerasi tiga tahun ke depan pasca-reshuffle nanti, salah satunya dengan merubah gaya kepemimpinannya. Presiden akan mengupayakan melakukan semuanya lebih cepat, tanggap, responsif dan lebih sigap,” ujar Daniel.

Lebih lanjut, Daniel menuturkan, perubahan gaya kepemimpinan itu harus juga diterapkan di semua lapisan pemerintah, khususnya para menteri-menteri kabinet. Menurut Daniel, perubahan itu penting karena tidak sedikit keputusan-keputusan yang diambil di tingkat kabinet mentah di tingkat menteri.

“Jadi, nanti semua yang memiliki kecakapan dan mampu diajak ‘lari maraton’ dengan kecepatan tinggi dipertimbangkan,” kata Daniel.

Selain itu, ditambahkan Daniel, Presiden juga nantinya akan lebih interfentif dalam menjalankan tugasnya sebagai kepala negara. Menurut Daniel, Presiden tidak akan lagi sepenuhnya mempercayakan pada satu sistem saja saat bertugas.

“Karena kalau kita lihat sistem kita sering banyak masalah. Dengan lebih interfentif itu Itu akan membuka jalan untuk melakukan terobosan dan intervensi agar sempalan itu bisa terurai. Hal-hal itu mungkin yang paling penting akan menjadi inti dari perubahan itu nanti,” kata Daniel.

Seperti diberitakan, Presiden Yudhoyono dipastikan akan melakukan reshuffle atau perombakan susunan Kabinet Indonesia Bersatu II pada bulan Oktober mendatang. Para menteri yang dinilai tidak cakap dalam melakukan akselerasi perubahan akan diganti sebelum hari pertama memasuki tahun ketiga pemerintahan SBY-Boediono.

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *