Ada Apa di Balik Pemutasian Hakim Albertina Ho? +Kinerja Kabinet, Presiden Kurang Happy + SBY Utarakan Rencana Reshuffle Saat Ultah


Di lingkungan yang terdiri dari para oportunis, penghalal segala cara haram untuk mencapai maksud dan tujuannya, maling dan koruptor, kehadiran orang yang tidak mempunyai perilaku yang sama, berintegritas tinggi, bersih dan jujur, maka pasti orang itu lah yang dinilai aneh. Dianggap sok suci, bodoh, tidak cocok dengan kehidupan di lingkungan mereka, dan biasanya akan dikucilkan. Bahkan ujung-ujungnya disingkirkan karena dianggap bisa berbahaya bagi lingkungan hidup mereka.

Mungkin fenomena ini kini sedang terjadi dalam pemutasian Albertina Ho, Hakim PN Jakarta Selatan dan Hakim Tipikor ke PN Sungai Liat, Bangka Belitung.

Dimutasinya Hakim Albertina Ho dari Jakarta ke sebuah kota kecil yang bernama Sungai Liat itu mendapat perhatian publik. Karena terkesan kuat bahwa hakim yang dikenal sangat tegas dan berintegritas tinggi itu (antara lain terlihat ketika dia menangani peradilan terhadap Gayus Tambunan, dan kini Jaksa Non-aktif Cirus Sinaga) justru sengaja dibuang ke tempat terpencil.

Hakim Albertina Ho telah mendapat banyak sekali simpatik publik di tengah-tengah berbagai kasus mafia peradilan, dan persepsi publik terhadap hakim pada umumnya, yang rata-rata negatif. “Hakim” yang diplesetkan singkatan dari “Hubungi Aku Kalau Ingin Menang”, merupakan cerminan yang sudah lama berkembang dari sikap skeptis publik terhadap hakim yang dinilai rata-rata berperilaku koruptif, dan bagian dari mafia hukum.

Sikap tegasnya ketika memimpin sidang pengadilan, dan kehidupan sehari-harinya sebagai seorang pejabat negara membuat harapan masyarakat seolah-olah muncul lagi. Bahwa ternyata hukum masih mungkin ditegakkan. Bahwa ternyata tidak semua hakim bisa dibeli. Bahwa tidak semua hakim merupakan bagian dari mafia peradilan/hukum. Singkatan plesetan “hakim” tersebut di atas tidak berlaku bagi seorang Albertina Ho.

Wajar publik bereaksi dengan protes, ketika Albertina Ho yang dipandang seperti sebuah oase di tengah-tengah belantara mafia hukum itu, mendadak justru hendak dibuang dari Jakarta, yang nota bene merupakan pusat dari segala macam praktek mafia hukum di Indonesia. Seharusnya hakim seperti dia dipertahankan karena sangat dibutuhkan, kenapa malah justru “disingkirkan” dari Jakarta?

Yang justru bernafas lega dan tertawa dalam hati tentu saja mereka yang yang merasa terganggu dan terancaman kenyamanan hidupnya dengan kehadiran “hakim aneh” di tengah-tengah lingkungan mereka: belantara mafia hukum. Tersingkirnya “hakim bodoh” di tengah-tengah lingkungan mereka itu tentu saja diam-diam mereka sambut dengan penuh kegembiraan.

Mereka itu adalah sesama koleganya, jaksa, pengacara dan lain-lain yang sudah terbiasa bermain dengan hukum dan memperdagangkannya.

Secara formal memang benar alasan yang dikemukakan pihak Mahkamah Agung terhadap alasan pemutasian Albertina Ho. Yakni bahwa mutasi hakim itu adalah soal biasa. Tetapi, apakah Albertina adalah “hakim biasa” di tengah-tengah “mafia hukum yang luar biasa” ini?

Jelas, Jakarta sangat membutuhkan hakim berintegritas tinggi seperti Albertina. Kenapa seseorang yang begitu dibutuhkan justru dimutasikan?

Alasan Mahkamah Agung yang lain adalah, seperti yang dikemukakan Dirjen Peradilan Umum Mahkamah Agung Cicut Sutiarso, bahwa pemutasian Albertina itu bukan suatu hukuman. Bahkan sebaliknya. Karena prestasinya itu Albertina dimutasikan dengan kedudukan yang lebih tinggi dengan menjadi Wakil Ketua PN di Sungai Liat

Sebuah alasan yang naif. Terkesan hanya dibuat-buat untuk menutupi alasan yang sebenarnya?

Cirus Histeris: Kasus Antasari buat saya tak sanggup hidup

Apa artinya jabatan Wakil Ketua PN di sebuah kota kecil seperti Sungai Liat, yang acara sidangnya saja tidak setiap hari ada, dibandingkan dengan perannya sebagai hakim yang begitu dibutuhkan publik, khususnya di Jakarta, dan Indonesia pada umumnya?

Keputusan pemutasian Hakim Albertina Ho oleh Mahkamah Agung ini akan menambah persepsi negatif publik terhadap integritas Mahkamah Agung sebagai benteng terakhir peradilan di Indonesia, yang justru semakin lama semakin pudar keagungannya.

Rasanya tidak berlebihan, kalau kelak Albertina Ho dengan segala integritasnya ini diangkat menjadi Ketua Mahkamah Agung, supaya dapat mengembalikan keagungan mahkamah.

Pengacara sekaliber Adnan Buyung Nasution pun tak segan-segannya memuji Albertina Ho. Dia pernah bilang, Albertina Ho adalah seorang hakim yang kritis dan berani. Terkenal mempunyai track record yang jujur

 

*

Publik pasti akan terus bertanya-tanya, apa sebenarnya di balik keputusan Mahkamah Agung memutasikan Albertina Ho?

Apakah benar alasannya hanya alasan formalitas dan administratif sebagaimana telah dikemukakan itu? Apakah dan kenapa Mahkamah Agung tidak melihat aspek kebutuhan dalam menentukan pemutasian tersebut?

Jangan-jangan di balik semuanya itu ada permainan kekuatan kekuasaan yang luar biasa, yang diam-diam melakukan intervesi di Mahkamah Agung dengan memanfaatkan pemutasian hakim-hakim untuk menyingkirkan Albertina Ho. Karena perannya secara tak terduga semakin mengarah kepada sesuatu yang dianggap berbahaya bagi mereka?

Lihat saja bagaimana pengadilan kasus Gayus Tambunan yang dipimpin Albertina Ho itu.Secara “tak terduga” menyeret peran Jaksa Cirus Sinaga, yang kemudian secara “tak terduga” pula merembet, berkembang ke arah peran Cirus dalam dugaan rekayasa kasus dan rekayasa hukum dalam pengadilan kasus pembunuhan yang mengadili mantan Ketua KPK sekaligus mantan atasan Cirus Sinaga, Antasari Azhar itu?

Sekarang, Cirus Sinaga diadili Majelis Hakim yang dipimpin oleh Albertina Ho juga. Mungkin sekali melihat kasus-kasus itu semakin berkembang “liar”, ke arah dugaan adanya rekayasa kasus dan rekayasa pengadilan pembunuhan Direktur PT Putra Rajawali Banjara, Nasrudin Zularnain, dengan otak Antasari Azhar itu, ada pihak-pihak tertentu yang diam-diam merasa khawatir juga.

Kalau pengadilan kasus Gayus dan kasus Cirus terus dipimpin oleh seorang hakim berintegritas tinggi seperti Albertina Ho ini bisa jadi akan mengarah ke pengungkapan benar adanya rekayasa tersebut.

Sebelum kekhawatiran itu mendekati kenyataannya, maka Albertina perlu disingkirkan dengan dibuang dari Jakarta ke sebuah kota kecil. Jauh dari Jakarta.

Indikasi ke arah ini bukannya tidak ada. Lihat saja bagaimana Cirus Sinaga sebagai terdakwa menumpahkan uneg-uneg-nya dalam sidang pengadilan yang dipimpin oleh Albertina Hoo pada 22 Sepetmber 2011 itu. Bahwa dia sangat merasa tertekan, sampai katanya, tidak sanggup hidup lagi, ketika harus menangani kasus Antasari Azhar

Kenapa dia harus merasa tertekan secara luar biasa seperti itu, kalau toh, sebagai jaksa waktu itu dia yakin kalau memang murni Antasari bersalah. Kenapa dia harus merasa tertekan seperti itu, kalau dia yakni tidak ada rekayasa di balik kasus itu?

Cirus boleh saja kita anggap sebagai jaksa yang tidak bersih, tetapi kisah hukum ini bukan kisah seperti dalam sinetron khas Indonesia. Di mana semua tokohnya hitam-putih. Tokoh yang baik, baiknya tanpa cacat sedikitpun. Membuat malaikat pun kalah. Sedangkan tokoh jahatnya, sejahat-jahatnya, tanpa ada sedikitpun sisi baiknya. Membuat setan pun kalah.

Artinya, di balik sisi hitamnya, mungkin saja ada sisi baiknya Cirus, yang kini menyesali kenapa dia sampai (mau) terlibat dalam suatu kasus pengadilan yang direkayasa (kalau memang itu ada). ***

 

 

Kinerja Kabinet, Presiden Kurang Happy

“Nama-nama sih disebut. Tapi sayang sekali telinga saya agak terganggu.”

Gaung perombakan atau reshuffle kabinet makin menguat menjelang tahun ketiga Kabinet Indonesia Bersatu jilid II. Staf Khusus Presiden bidang Komunikasi Politik, Daniel Sparingga, menyatakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memang tidak puas dengan kinerja kabinet saat ini.

“Jelas. Presiden sendiri mengakui ada kekurangan dalam performance kinerja kabinet dalam dua tahun pertama ini. Tidak ada usaha untuk menutupinya. Presiden kurang happy,” kata Daniel usai sebuah diskusi di Jakarta, Sabtu 24 September 2011.

Namun, dia menolak menjelaskan detail pos-pos mana saja yang membuat SBY tidak senang. Demikian pula dengan penggantinya.

Menurut dia, menteri yang baru tidak harus terjebak pada kategori profesional atau politikus. “Semangatnya adalah, pengganti harus lebih baik. Secara kolektif mampu menghadirkan cerita dan semangat baru yang lebih amanah, lebih akseleratif,” kata Daniel.

Saat disinggung soal nama yang akan masuk bursa calon menteri, Daniel bungkam. “Nama-nama sih disebut. Tapi sayang sekali telinga saya agak terganggu sehingga tak bisa mendengar nama-nama itu,” kilahnya.

Namun, dia memberikan kriteria bahwa perombakan terkait dengan kemampuan dan integritas.

Di sisi lain, Daniel mengakui bahwa reshuffle ini membawa indikasi baru berupa komunikasi yang lebih intensif antara SBY dengan para pimpinan parpol koalisi. “Lebih disemangati oleh perasaan bersaudara daripada saling sandera.”

 

SBY Utarakan Rencana Reshuffle Saat Ultah

“Bahwa reshuffle akan dilakukan pada hari-hari pertama memasuki tahun ketiga kabinet.”

Rencana perombakan atau reshuffle kabinet rupanya sudah dilontarkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebelum mencuat ke publik. Menurut Staf Khusus Presiden bidang Komunikasi Politik, Daniel Sparingga, SBY melontarkan niat reshuffle saat berulang tahun.

“Ya, sembilan [September] memang hari ulang tahunnya. Di tanggal ulang tahun itu, Presiden juga pernah utarakan hal yang sama. Bahwa reshuffle akan dilakukan pada hari-hari pertama memasuki tahun ketiga kabinet,” kata Daniel dalam sebuah diskusi, Sabtu 24 September 2011.

Menurutnya, SBY menginginkan sebuah komitmen dan semangat baru dalam Kabinet Indonesia Bersatu jilid II. “Gaya memimpin dari menteri diharap berubah, bahkan hingga ke tingkat Dirjen, bupati, hingga walikota,” imbuhnya.

Daniel mengakui,  perombakan kabinet ini memang sebelumnya sempat tertunda. Namun, kali ini reshuffle untuk melakukan perubahan. “Orang-orang yang sudah merasa lelah, tidak cakap, tidak mampu. Kita butuh awak baru,” jelasnya.

Sebelumnya, SBY sudah memberikan lampu hijau untuk perombakan saat menghadiri forum Tarbiyah Islamiyah di Jambi, Kamis 22 September 2011.
“Bulan depan akan genaplah Kabinet Indonesia Bersatu II berusia dua tahun. Sehingga dengan pola pikir seperti itu, evaluasi separuh jalan, saya mesti mengatakan sekaranglah saat yang tepat untuk melakukan penataan kembali atas kabinet yang saya pimpin,” kata SBY.

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *