Terapi Chi Kung dengan Acuan Filsafat, Etika  


Terapi Chi Kung dengan Acuan Filsafat, Etika  

dilaporkan: Setiawan Liu

Jakarta, 7 Juni 2021/Indonesia Media – Kendatipun masih dengan istilah (pengobatan) ‘alternatif’, pengobatan tradisional Tiongkok kuno paralel dengan modernisme dan punya acuan filsafat termasuk Yin dan Yang, lima unsur dan lain sebagainya. Pengobatan dengan metode chi kung juga punya acuan filsafat, nilai kehidupan, etika. “Saya menekuni chi kung sejak tahun 2003. Tanpa saya sadari, aktivitas saya sebagai therapist paralel dengan tata krama, etika dan lain sebagainya. Penderita covid-19 banyak yang sembuh dengan terapi Chi Kung,” therapist Benny Chikung mengatakan kepada Redaksi.

Terapi Chi Kung yakni Sensasi panas yang dihantarkan listrik ke tubuh melalui tangan terapis sangat berguna untuk kesehatan. Beberapa klinik pengobatan alternatif Tionghoa di kota-kota besar tak pernah sepi meski pengobatan modern semakin canggih. Dasar yang digunakan dalam pengobatan Tionghoa adalah beberapa acuan filsafat dengan berbagai catatan sejarahnya. “Contoh (filsafat, etika kehidupan) di tengah keseharian, kalau kita hutang uang, (penyelesaian) mudah. Hutang Rp 1 juta, dibayar Rp 1 juta. Tapi kalau hutang budi, (penyelesaian) unlimited (tanpa batas). Sama seperti rekayasa antibodi untuk penyembuhan covid-19 dengan metode Chi Kung, (jenjangnya) tanpa batas,” kata Benny Chikung melalui sambungan telepon.

Pengobatan dan filsafat hidup diyakini paralel, ia terus menurunkan pengetahuan kepada muridnya. Dengan lama pelatihan beberapa bulan, muridnya sudah bisa menguasai dasar pengobatan ala Chi Kung. Pelatihan juga berlangsung di sanggarnya, Jl. Toapekong Kebayoran Lama Jakarta Selatan. “Saya bangun sanggar dengan bantuan, hibah dari Yayasan Sekolah. Saya berhutang budi sehingga saya urun rembuk peningkatan kualitas sekolah. Apa yang saya kerjakan juga bagian dari filsafat, etika balas budi kepada Yayasan Sekolah Surya Dharma,” kata Benny

Chi Kung sudah berusia sekitar 5000 tahun. Teori Chi Kung diturunkan melalui pelatihan secara diam–diam. Sehingga, tidak ada literatur yang mencatat ilmu Chi Kung. Tidak ada satupun para ahli, sejarawan yang berhasil menemukan catatan literature Chi Kung. Senam Chi Kung digunakan sebagai alat bela diri, pertempuran. Tentara jaman dulu lebih mahir sama seperti seni perang Sun Tzu yang menjadi referensi berbagai sekolah kepemimpinan, kemiliteran. Buku filsafat militer tersebut diperkirakan pertama kali ditulis pada tahun 400—320 SM oleh Sun Zi (Sun Tzu). Buku ini merupakan karya tulis militer Tiongkok yang paling dihormati dan paling terkenal di negara-negara luar Tiongkok. “Ini juga satu bukti lain. Tentara zaman sekarang belum tentu lebih mahir dari tentara zaman tersebut (Sun Tzu, Chi Kung). Ada beberapa catatan dari kerajaan, misalkan (salah seorang tentara) kabur, lalu ia memberi tahu, menyiarkan ke berbagai perkumpulan di desa-desa. Ada yang membangkang, membawa info, dan tidak secara terang-terangan,” kata Benny Chi Kung. (sl/IM)

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

One thought on “Terapi Chi Kung dengan Acuan Filsafat, Etika  

  1. Perselingkuhan+Intelek
    June 8, 2021 at 11:59 pm

    banyak jenis terapi Tionghoa yang sangat ampuh dan baik bagi kesehatan kehidupan, Ch-Khung, Qi-Gong, Tai Chi, Ping Suay Qi Gong, sy paktekkan sudah lebih dari 2 tahun setiap hari, khasiatnya sangat baik tidak ada nyeri2 di tubuh oto sekalipun, lutut kanan sy sembuh totalkarena Ping Suay Qi-gong dan Tai Chi semua dipelajarai melalui Youtube

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *