Tee San Liong, sang Naga dari Jember digdaya cetak gol untuk PSSI


Tee San Liong, sang Naga dari Jember digdaya cetak gol untuk PSSI

dilaporkan: Setiawan Liu

Jember, 15 Juli 2022/Indonesia Media – Apa bisa seorang anak meraih suksesnya tanpa doa restu orang tua? Hal itu terjadi pada Tee San Liong (1921 – 1996), sang Naga dari Jember (Jawa Timur) yang punya andil besar menjadikan PSSI (Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia) juara berturut-turut pada kancah internasional. San Liong bersama Trio Tiong Hoa (Bhe Ing Hien, Tee San Liong, Liem Tiong Hoo) ditopang Trio S (Sidhie, Sidik, Saderan) sangat digdaya untuk urusan cetak gol pada setiap pertandingan internasional. “Kedua orang tua tidak mendukung pilihan hidupnya (San Liong), tapi dia kan nakal, bandel. Dilarang (main bola), tapi dia melarikan diri. Semakin dilarang, semakin berulah. Tapi orang tua nggak pernah menghukum terutama (hukuman) fisik,” Hendra Tirtawidjaja (keponakan San Liong) mengatakan kepada Redaksi.

Kiprah San Liong pada tim nasional sepak bola Indonesia, salah satunya dalam Asian Games 1954 di Manila. Ketika Indonesia mengalahkan Jepang 5 – 3 di ajang Asian Games 1954, San Liong mencetak dua gol. Pemain yang pernah menghadapi Yugoslavia dan club Grasshoppers ini diturunkan di posisi kanan dalam lin serang Indonesia saat itu bersama Djamiat Dalhar dan Ramang serta Aang Witarsa dan Jusuf Siregar. Tak hanya itu, bukti kehebatan pemain yang cerdas ini. Ia juga pernah mencetak empat gol saat Indonesia menang 6-0 atas Singapura pada 1951. “Sebetulnya keluarga kami pecinta olahraga. Ayah saya, Tee San Tiong (adiknya San Liong) juga sempat main untuk PERSID Jember (klub sepakbola Jember). San Tiong tidak mendunia seperti San Liong. Tapi Papa aktif bahkan menjadikan PERSID juara pada tingkat Karesidenan Besuki (meliputi wilayah Jember, Situbondo, Bondowoso, Lumajang, Banyuwangi). Jember sering jadi juaranya, dan kedua bersaudara San Tiong dan San Liong masih aktif (main bola) pada saat PERSID sedang jaya-jayanya,” kata Hendra Tirtawidjaja melalui sambungan telepon.

PSSI sedang jaya pada tahun 1953, termasuk tour di Asia yakni Singapura, Malaysia, Thailand, Hongkong. Henda masih mencatat score (hasil pertandingan) ketika PSSI menang lawan Singapura, Malaysia. Pengurus PSSI, mulai Sultan Hamengkubuwono IX, Menteri olahraga Maladi juga sangat mumpuni terhadap para atlit. Maladi yang asalnya dari Solo, sempat jadi keeper (penjaga gawang) tahun 1930. “San Liong ibaratnya meroket ketika tampil pada Asian Games di New Delhi India pada 1951, di Manila (1954). Tim PSSI mengalahkan Singapura tahun 1951 dengan kedudukan akhir 6-0. San Liong menjebol gawang Singapura sebanyak empat buah gol dalam satu pertandingan,” kata Hendra Tirtawidjaja

Selain sepakbola, dia juga main tenis. San Liong meninggal tahun dan dimakamkan di Cukil Gebang, Jember pada tahun 1996. Kehidupan pribadinya, dia tidak berkeluarga sampai meninggal dunia. Mungkin pada saat ia keranjingan main bola, ia lupa untuk mencari pendamping hidup. Berbagai medali yang didapat dari berbagai pertandingan sepak bola masih dipajang di rumahnya. “Motivasi Tee San Liong menjadi atlit sepakbola (PSSI), hanya prestige, suatu penghormatan. Salah satunya, (PSSI) pernah mendapat undangan jamuan dari presiden Soekarno di Istana Negara di Jakarta. Menteri-menteri, para duta besar juga sering menjamu PSSI. Atlet sepakbola (PSSI) sangat diperhatikan Bung Karno saat itu. Tapi untuk motivasi ekonomi, kesejahteraan, pasti kurang,” kata Hendra Tirtawidjaja.

Waktu masih aktif, San Liong rutin latihan di Jember. Kebetulan kegiatan latihan rutin dekat dengan alun-alun di kota Surabaya. Sebelum gabung dengan PSSI, San Liong ikut perkumpulan Naga Kuning (Surya Naga), yang pusat latihan di Tambaksari di Surabaya. San Liong berasal dari Jember, bergabung dengan ‘Tiong Hoa pada zaman pendudukan ‘Dai Nippon’ Jepang (tahun 1942). Namanya langsung melejit setelah ia mendapat tandem di lini depan, yakni Bhe Ing Hien dari Semarang. Sebelumnya di tim Tiong Hoa, sudah ada penyerang Liem Tiong Hoo (dokter Hendro Hoediono). San Liong, Bhe Ing Hien dan Liem Tiong Hoo merupakan trio penyerang legendaris yang pernah dimiliki Tiong Hoa dan persibaja (Persebaya). Mereka membawa Tiong Hoa menjadi juara kompetisi SVB (kini Persebaya) dan juga mengantarkan Persebaya dua kali beruntun menjadi juara kompetisi PSSI tahun 1951 & 1952. San Liong kemudian mendapat panggilan untuk bermain di tim nasional. “Ia hampir tidak pernah mengeluh capek usai latihan, karena memang itu hobinya. Dia memang pemain malas, tapi visinya bagus, teknik permainan bagus. Tapi sejak ia meninggal, perlengkapannya seperti sepatu, jersey sudah tidak ada, kecuali hanya medali,” kenang Hendra Tirtawidjaja. (sl/IM)

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *