Tanah Pengasingan Bagian ke-28B


Bukanlah sederhana, ada wartawan mewawancarai dengan cara tilpunan jarak jauh, Jakarta – Paris! Ini mahal, dan ini tidak sederhana, tidak memenuhi kehendak dan usulnya. Namun demikian, aku masih tetap saja sedia memenuhi “kehendak” wartawan itu, dengan mengatakan “saya mau

Gerakan PKI

lihat dan mau tahu, apakah benar-benar komitmen perjanjian yang tak tertulis di antara kita itu berjalan jujur atau tidak”,- dan sukurlah ada dua tabloid dan majalah yang sudah kuperiksa dan kuteliti. Dan ternyata mereka masih dalam kategori cukup jujur, sebab semua yang kukatakan memang ada di dalamnya, tak kulihat penyelewengan yang miring sangat!

Pertanyaan klasik dan tradisional, dari dulu sampai kini.

“Berapa yang bapak tahu anggota PKI di luarnegeri?”

“Mana saya tahu, dan saya tak pernah tahu, dan saya juga tak pernah hitung, dan tak ada pikiran dan perhatian ke sana”.

“Bapak kalau ke Eropa lainnya, tentunya berhubungan dong dengan

Jenderal Nasution

orang-orang PKI di Holland misalnya. Atau dengan sel-sel barunya? Bagaimana pandangan mereka terhadap kebangkitan PKI baru-baru ini? Apakah mereka bersemangat juga dan bergembira?”

“Nah, pertanyaan ini yang sebenarnya yang Saudara inginkan jawabannya secara gamblang, kan? Okeylah”, kataku. Dan tampak airmuka yang menanyaiku sangat bersemangat dan menunggu tak sabaran, mungkin dalam hatinya, nah, ini baru, kena juga akhirnya!

“Saya kalau ke Holland itu sibuk mencari barang-barang keperluan resto kami. Saya cari kecap-manis, daun-salam, kencur-bubuk yang asli, kemiri, dan kapulaga buat gulai-kambing. Kami tak ada dan tak punya hubungan seperti yang Saudara perkirakan itu. Ketahuilah yang membangkitkan PKI itu justru dari golongan Saudaralah, atau pemerintah yang sekarang ini. Merekalah yang membangkitkan PKI. Orang-orang yang dituduh PKI itu sendiri tak pernah openan (perduli ), malah pemerintah dan penguasalah serta aparatnya yang sibuk membangkitkan PKI. Inilah yang saya lihat sejak dulu bertahun-tahun lalu.

Jerman

Nama PKI sendiri, atau istilah itu sendiri, sudah sangat lama tak teringat dan tak ada dalam percakapan apapun di antara kami, malah belakangan ini, penguasa dan aparat pemerintahlah yang menguar-uarkannya. Dari para jenderalnya sampai Habibinya bicara tentang bangkitnya PKI. Tampaknya pengalihan sasaran, kembali seperti tradisi kuno dulu itu, PKI selalu dikambinghitamkan, dan sasaran pokok perjuangan demokrasi dan reformasi dapat dialihkan ke anti PKI. Dan cara inilah sebenarnya yang sangat dikejar dan dipegang teguh oleh pemerintah”, kataku.

Tampaknya sang pewawancara tak puas dan tak berhasil mendapatkan jatah.

Perancis

Namun demikian aku samasekali tidak membenci wartawan-jurnalis-reporter muda yang haus akan kejujuran ini. Tetapi aku mengerti, posisinya memang sangat sulit. Kalau benar-benar mau jujur, tak kena bekerja di lapangan ini. Dan kalau terlepas pekerjaan ini, lalu mau makan apa, akan kerja di mana?! Perkara ini bukannya sederhana.

“Berapa orang PKI yang bapak tahu di Paris ini?”

“Saya tak pernah tahu berapa orang. Dan saya tak pernah hitung, dan tak pernah tertarik buat mengetahuinya. Kami lebih sibuk bagaimana mempertahankan kehidupan yang begini sulit, agar jangan sampai menganggur, resto bangkrut, nah, kalau hal ini sampai terjadi tamatlah riwayat kami secara keseluruhannya. Ini yang lebih banyak menyita pikiran saya dan kami. Saya kira pemerintah dan penguasa serta aparat intel pasti lebih tahu daripada kami sendiri! Walapun tahunya itu belum tentu benar dan dapat dipercayai”.

“Bapak gembira tapol PKI dibebaskan itu”?

“Tentu gembira, sebenarnya sudah sejak lama seharusnya sudah dibebaskan. Juga bebaskan dong Budiman Sujatmiko itu, juga Xanana, dan yang lainnya yang masih meringkuk”.

“Bapak anggota PRD?”

Holland

“Untuk menuntut agar Budiman dan Xanana dibebaskan tak perlu harus anggota PRD, dan anggota Fretilin dan Falantil, ya kan, setuju nggak?”, kataku. Dia tertawa merasa lucu.

“Bapak nanti memilih partai mana, kalau saya boleh tahu.”

“Saya tidak punya hak memilih, karena saya orang asing, jadi bukannya tidak mau”.

“Kalau sekiranya bisa dan ada kesempatan, partai mana yang bapak pilih?”

“Saya tidak tahu dan tidak obyektif dengan berandai-andai begitu. Harus tahu keadaan kongkritnya, situasi kongkritnya, barulah menentukan pilihan”.

“Atau barangkali PDI Perjuangan-Megawati, atau bahkan PRD?”

“Itukan kata sampeyan, saya tidak berkata begitu, harus jelas, jangan ngaranglah. Tapi agar sampeyan tahu dan mau ada dan jadi bahan tulisan, okeylah. Saya anjurkan pilihlah partai yang benar-benar dekat dan memperhatikan nasib rakyat kecil, itulah pesan saya”.”Maksudnya kan PRD atau PDI Perjuangan?”

“Nah, sampeyan sudah berkampanye secara terang-terangan. Saya tidak pernah menyebut nama partai dan golongan. Yang saya sebut yalah pilihlah partai yang benar-benar dekat dan memperhatikan nasib rakyat kecil, itu saja”.

“Tapi partai mana dong pak?”

“Akh, sampeyan kurang pintar mancing dan ngenjebak. Semua orang juga tahu! Kan katanya luber, biar terbuka juga rahasia kan?”

Dan begitu beberapa hari kemudian kulihat lagi majalah dan tabloid itu, dan okey-okey saja, tak sangat menyimpanglah isi percakapan kami itu. Kupesankan lagi kepadanya, jangan sampai orang lain kapok diwawancarai karena lain apa yang ditanya dan dijawab dengan yang tertulis di media cetak. Berhati-hatilah, nguber orang PKI sih boleh-boleh saja, tapi kan mereka itu manusia seperti sampeyan juga, dan yang membangkitkan PKI itu adalah sepenuhnya pemerintah, penguasa dan aparat intelnya, agar nanti dalam pengalihan sasaran tembaknya bukan kepada sasaran pokok yang sebenarnya. Agar sasaran pokok itu terhindar dari amukan massa dan pusat kebencian rakyat yang luas. Sayangnya siapa yang tak tahu hal perkara begitu, namun sementara ini orang-orang berdiaman saja dulu. (Paris 11 Mei 1999 — bersambung)(IM)

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *