OBROLAN MALAM_Bagian ke-6 Ada-Ada Saja Urusan

Saya sering terhalang pulang. Baik pulang ke kandang - sarang saya, apalagi pulang ke tanahair

 Baru mau pulang ke Paris, eh, ada lagi acara - lalu ada lagi. Yang acara itu tidak bisa ditunda dan tidak bisa

Tidak dihadiri. Pernah dalam satu hari, kami menghadiri upacara pemakaman dua orang teman kami,
yang kotanya berlainan dan berjauhan. Lalu sudah siap-siap mau ke Paris, ada lagi – ada lagi acara
yang seharusnya dihadiri. Ada beberapa LSM yang berlainan aktivitasnya dan jenisnya,
yang saya ada di situ. Baru mau merencanakan pulang ke Paris, eh, YSBI Yayasan Sejarah dan
Budaya Indonesia mendapat tawaran buat bertemu dengan sastrawan – seniman – artis dari Jakarta.
Katanya mau ketemu kami. Sudah tentu kami sangat gembira, dan kami akan menyambutnya
sehangat yang kami bisa dan sanggup.

Tadinya ada beberapa orang. Tapi karena sudah pulang ke Jakarta, akhirnya tinggal seorang artis
sinetron dan penyair – deklamatris saja :Rieke Diah Pitaloka. Bersama Rieke ada dititipkan dua buah

Rieke Pitaloka

buku kumpulan puisi ciptaan Zeffry J. Alkatri. DARI BATAVIA SAMPAI JAKARTA 1616 -1699
dan WHEN YOU WILL COME BACK JAAP? Dua buku ini buat saya pribadi dengan tandatangan
penulisnya.

Ada kesukaran kecil. Zeffry tidak memberikan kata pengenalan, sehingga saya tidak tahu
bagaimana cara menyatakan rasa terimakasih saya. Sebab tak ada alamat, tak ada nomor tilpun. Jadi
saya menggunakan forum ini buat menyatakan rasa terima kasih saya kepadanya. Kepada Rieke,
kami banyak belajar bagaimana membacakan puisi secara kekinian. Sangat bagus, sangat indah dan

Christine Panjaitan

kami sangat tertarik cara dia membawakannya. Dan kami semua menilai, Rieke ini bukan hanya
cantik-menarik, tetapi juga pintar-cerdas dan cekatan dalam berbicara, menjawab dan menjelaskan
pertanyaan apapun.

Saya lebih dua kali mem-fwd-kan tulisan saya tentang dia ke japri-nya. Tetapi sampai kini tak
satupun dibalasnya. Saya tanyakan kepada yang lebih dekat mengenalnya, Mas Hersri. Kata Mas
Hersri mungkin dia sangat sibuk, apalagi dia mungkin sibuk mempersiapkan hari pernikahan-
nya. Kalau begitu ya tentu saja, tak ada waktu.

Saya itu sudah ada sedikit terbayang persangkaan
buruk : tentu saja saya yang awam dan orang kecil tak bernama ini, orang terbuang ini, mana pula dia
mau membalas surat saya, dia tokh kaum selebritis yang sedang naik daun! Tetapi dalam hati saya,
segera saya minta maaf kepada Tuhan dan kepada Rieke, karena saya sudah berbuat dosa kepadanya.
Belum apa-apa sudah berburuk sangka, sudah begitu. Salah besar itu! Cepat sekali sih subyektifnya!

Lalu saya rencanakan lagi mau pulang ke sarang saya yang sangat saya cintai dan sayangi, Paris.
Akh, ada lagi acara yang sangat penting buat saya. Perki = gereja kami akan mengadakan pertemuan
dengan orang yang sangat saya kagumi : Remi Sylado ( maafkan saya kalau salah tulis ). Saya sering

menyebutnya dengan kata-ganti 23761 = re mi si la do. RS sudah saya kenal namanya sejak lama.
Tapi saya belum pernah bertemu muka dengannya. Sebuah bukunya yang saya sangat sukai ada-
lah novelnya Cau Bau Kan. Ada hubungan dengan masarakat dan komunitas China di Batavia –

Remi Sylado

Semarang dan beberapa kota.

Katanya buku ini sudah siap difilmkan. Lalu cerbungnya Cheng Ho,
sampai kini masih berseri di harian Semarang. Penguraian dan kata-kata serta kalimat dari
bahasa Tionghoanya, cukup baik. Jangan-jangan dan saya kira, RS ini menguasai masalah ke-
Tionghoa-an, dan jangan-jangan dia itu sinoloog. Jadinya saya ingat seorang penyanyi cantik dari
Tanah Batak : Christine Panjaitan, tidak hanya suaranya bagus, tetapi penguasaan bahasa dan sastra
Tiong- hoanya sangat baik. Karena dia seorang sinoloog, satu almamater dengan saya di UI- Fak
Sastra, dulu di Salemba kini di Depok, Ya, saya harus menunggu kedatangan Remi Sylado alias
23761. Sudah itu barulah pulang ke kampung saya di Paris. Dan semoga tak ada lagi acara-acara
dadakan yang penting lainnya,(Maret 03/IM) (bersambung ke edisi berikutnya)