Siasati Proteksionisme Pasar Uni Eropah, BKSAP Temui Kamar Dagang Hongaria


Siasati Proteksionisme Pasar Uni Eropah, BKSAP Temui Kamar Dagang Hongaria

dilaporkan: Setiawan Liu

Jakarta, 16 Maret 2019/Indonesia Media – Badan Kerja Sama Antar Parlement (BKSAP) Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia (DPR RI) menilai banyaknya direct benefit (keuntungan langsung) dari hasil lawatan ke Hongaria (13/3 – 15/3), terutama siasat untuk mengurangi proteksionisme Uni Eropah terhadap produk kelapa sawit Indonesia. Hongaria termasuk anggota Uni Eropah yang cenderung lebih longgar pengorganisasian kerjasama dan pengembangan ekonominya dengan negara lain termasuk Indonesia. “Perancis, Jerman menerapkan kebijakan perdagangan dengan isu proteksionisme pasar dalam negeri. Sementara Hongaria lebih mudah untuk kerjasama ekonomi. Akses (melalui Hongaria) bisa tembus pasar Eropah,” Wakil Ketua BKSAP, Dave Laksono mengatakan kepada Redaksi.

Perancis sempat mengancam menerapkan super tax berupa bea masuk dan pungutan tinggi, regresif dan progresif terhadap impor minyak sawit dari Perancis. Uni Eropah juga mengampanyekan isu deforestasi akibat pohon sawit. Anggota parlemen Eropah juga menyetujui proposal Undang Undang mengenai penggunaan energi terbarukan. Konsekuensinya, ada penghapusan minyak kelapa sawit sebagai salah satu bahan dasar biofuel. “Secara simultan, kami bahas rencana kerjasama ekonomi regional yang bisa memperkuat masyarakat ekonomi ASEAN (MEA). Kita juga bahas upaya peningkatan investasi, selain banyak komoditas Indonesia yang potensial dipasarkan di Eropah,” tegas Dave Laksono.

Vegvari Kristof, Area Manager Department for International Affairs Hungarian Chamber of Commerce and Industry Hongaria, mengatakan bahwa negaranya mengimpor bahan makanan dari Indonesia, karena produk tersebut tidak ada di Eropa. Produk kelapa, kakao, kopi dan lain sebagainya sangat massif dibutuhkan. Sehingga pengusaha Indonesia bisa membuka pasar di Hongaria untuk komoditas tertentu. Vegvari juga melihat peluang usaha kuliner khas Indonesia seperti kopi terbuka untuk pasar Hongaria. Coffee shop asal Indonesia sudah mulai mengena pada konsumen di Hongaria. Sementara itu, President of the Committee Kadin Hongaria Attila Galambos menyampaikan, volume perdagangan kedua negara pada tahun lalu sekitar 342 juta US Dolar. Nilai tersebut masih relatif kecil padahal kerja sama antara Kamar Dagang dan Industri kedua negara telah dilakukan sejak 1985. “sehingga Attlia berharap,  ke depan perlu peningkatan. “Saya juga fasilitasi pengusaha kopi, gula kelapa, gula aren asal Purwokerto, Banyumas yang memang sudah berhasil masuk pasar Amerika,” kata Dave.

Di tempat berbeda, Direktur Utama PT Coco Sugar Indonesia (CSI) Ibnu Sudjono merespons niat baik pemerintah Indonesia dan BKSAP untuk buka pasar gula semut, gula aren di Hongaria. Sampai sejauh ini, CSU sudah berhasil memenuhi pasar Amerika dalam jumlah relative besar. “Pasar Amerika, kami kirim empat container per bulan. Jumlah tersebut baru setengahnya dari keseluruhan permintaan,” Ibnu mengatakan kepada Redaksi.

Upaya meningkatkan produksi gula asal Purwokerto, Banyumas tidak lepas dari jasa penderas (pemanjat pohon kelapa). Sebagian adalah anak-anak muda yang memanjat untuk mengambil air nira kelapa, serta memasukkan tetesan ke dalam bumbung bamboo. Ada beberapa yang mengalami kecelakaan karena jatuh dari pohon. Sehingga CSI sudah mengadakan kerjasama dengan Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk uji coba penanaman pohon yang pendek di desa Cilongok, Banyumas. “Selain, kami juga sering temui para petani dan penderas. Kami sosialisasi bagaimana system perdagangan yang efektif sehingga mereka semakin termotivasi bekerja. Kami bawa tenaga ahli termasuk pengrajin gula yang berhasil untuk berbagi pengalaman. Dengan demikian, praktik mafia yang cenderung mau memainkan harga tidak terulang lagi,” tegas Ibnu. (sl/IM)

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *