Debat Cawapres Ma’ruf-Sandi: Terlalu Santun, Minim Substansi


 Debat Cawapres Pilpres 2019 yang mempertemukan Ma’ruf Amin dan Sandiaga Uno dinilai berjalan terlalu landai dan minim kejutan. Bahkan debat ini dinilai jauh dari substansi.

Analis politik Exposit Strategic Arif Susanto menilai sejak awal kedua kandidat tampil sangat santun dan cenderung datar.

Keduanya memaparkan visi, misi, dan program masing-masing. Menurut Arif, baik Ma’ruf maupun Sandi minim sekali mendebat program kandidat lain.

“Debat berjalan semakin monoton karena intonasi keduanya datar, tidak ada serangan ofensif, tidak ada pula pernyataan yang menghasilkan efek kejut bagi lawan maupun audiens,” ujar Arif lewat pesan singkat kepada CNNIndonesia.com, Minggu (17/3).

Namun Arif menilai dua cawapres bisa tampil lebih konkret dibanding Jokowi dan Prabowo dalam dua debat sebelumnya. Mereka bisa menjabarkan gagasan dan program lebih baik.

Meski begitu, Sandi dan Ma’ruf dianggap gagal menjelaskan secara lebih rinci program yang bakal mereka terapkan.

“Betapa pun demikian, paparan mereka gagal menjawab pertanyaan ‘bagaimana’ karena tawaran program belum disertai penjelasan cukup rinci tentang cara untuk menjalankan program tersebut,” ujar dia.

Penampilan Sandiaga Uno di debat cawapres dinilai lebih baik dari Prabowo Subianto di debat capres pilpres 2019. (CNN Indonesia/Tiara Sutari)

Dihubungi terpisah, pengamat komunikasi politik Silvanus Alvin mengatakan Ma’ruf dan Sandi gagal menyentuh inti permasalahan.

Misalnya saat membahas pendidikan, gagasan keduanya dinilai usang. Bertolak belakang dengan klaim industri 4.0.

“Mereka tidak menyentuh sama sekali soal Artificial Intelligence. Di Amerika Serikat, kandidat capres 2020 bernama Andrew Yang sudah membahas ini. Masa Indonesia yang mau menang dan maju jadi negara besar seakan menutup mata dengan AI?” ucap Alvin kepada CNNIndonesia.com, Minggu (18/3).

Ma’ruf dan Sandi hanya sibuk berbicara subsidi pendidikan, beasiswa, dan kesejahteraan guru, hal yang dibahas di era industri 4.0.

Ma’ruf menawarkan Kartu Indonesia Pintar untuk mahasiswa. Sementara Sandi membanggakan Kartu Jakarta Pintar Plus di Jakarta dan juga menjanjikan kesejahteraan guru honorer.

Ma’ruf Amin pamerkan kartu di debat cawapres pilpres 2019. (CNN Indonesia/Andry Novelino)

Padahal, kata Alvin, pendidikan di industri 4.0 berbicara soal mengarah ke pendidikan secara personal. Anak didik diarahkan sesuai kemampuan pribadi mereka.

“Sebagai pemimpin visi apa yang berusaha mereka berikan agar Indonesia tidak ketinggalan zaman,” ucap Alvin.( CNN / IM )

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *