China dan Amerika Serikat (AS) mengumumkan sudah mencapai kesepakatan perdagangan fase satu termasuk beberapa pengurangan tarif, peningkatan pembelian pertanian dan perubahan struktural untuk masalah kekayaan intelektual dan teknologi pada Jumat (13/12/2019).
Meski demikain, perjanjian masih harus melalui prosedur hukum ketika Washington dan Beijing berupaya menetapkan waktu untuk penandatanganan kesepakatan.
Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer mengatakan, AS dan China rencananya akan menandatangani perjanjian pada Januari 2020 di Washington. Melansir CNBC, Sabtu (14/12/2019), beberapa rincian perjanjian akan diimplementasikan oleh dua negara penguasa ekonomi terbesar di dunia itu.
Keduanya komitmen untuk mengendalikan perang dagang yang terus berlanjut. Baca juga: Efek Domino Perang Dagang AS-China ke Ekonomi Indonesia Ketika para pejabat China merilis perincian perjanjian, di hari yang sama Presiden AS Donald Trump juga mengumumkan syarat-syarat dari perjanjian tersebut, yang ia sebut dengan “kesepakatan luar biasa”.
Setelah deklarasi itu, indeks-indeks saham utama AS yang sempat redup, juga tampak menguat menyusul berita tentang kesepakatan tersebut. Indeks Dow Jones naik 3,3 poin atau 0,01 pada level 28.135 per saham.
Sementara S&P 500 naik 0,23 poin atau 0,01 pada level 3,168 per saham. AS berencana akan memotong tarif barang-barang China secara bertahap yang merupakan prioritas untuk Beijing. Hal ini dinyatakan oleh Wakil Menteri Perdagangan China, Wang Shouwen.
Meski demikian, Wang tidak merinci kapan tepatnya AS akan menerapkan potongan tariff tersebut. Baca juga: Promo Jelang Natal, Hypermart Banjir Diskon Hingga 25 Persen Di sisi lain, Trump mengatakan AS akan membatalkan putaran tarif untuk barang-barang China yang mulai berlaku pada hari Minggu pekan ini.
Dalam pernyataanya di Twitter, Trump menyebut Gedung Putih akan menghapus tarif 25 persen pada total 250 miliar dollar AS barang impor China. Ia juga akan memotong bea yang ada saat ini untuk 120 miliar dollar AS pada produk China sebesar 7,5 persen.
Menurut Wakil Menteri Keuangan China Liao Min, Beijing juga akan mempertimbangkan pembatalan tarif balasan yang ditetapkan akhir pekan ini. Sementara, Wakil Menteri Pertanian dan Urusan Pedesaan Han Jun mengatakan, Beijing juga akan meningkatkan pembelian pertanian secara signifikan
. Di sisi lain, negosiator perdagangan mengatakan pemerintahan Trump belum berjanji untuk menurunkan tarif di masa depan. Namun, dia mengatakan AS tidak akan mengenakan bea baru selama China bernegosiasi dengan itikad baik. ( Kps / IM )
Kedua Negara saling merasa Ngeri satu sama lain, ada yang Berani lawan Indonesia ? Indonesia berani loh, tapi Cuma Omdo