Saling Sindir Anies Baswedan vs Mendagri, Tito Sebut Jakarta Kayak Kampung Dibanding Shanghai


Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menyindir Gubernur DKI  Jakarta Anies Baswedan  soal kondisi Jakarta.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pun menyebutkan sindiran Tito Karnavian adalah masalah transformasi.

Meski demikian, penggunaan kata kampung lebih menarik dan memancing klik atau clickbait.

“Jadi menurut saya justru pelajaran penting yang kita ambil dari pesan yang disampaikan Pak Mendagri tadi adalah pesan tentang transformasi sebuah negara.”

“Lebih dari soal kata kampung, jadi kan itu memang clickbait, menarik, tweetable begitu,” ucap Anies di Hotel Borobudur, Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Selasa (26/11/2019).

Menurut dia, transformasi yang dilakukan Shanghai sudah bertahun-tahun bahkan dekade sehingga saat ini mereka memetik buahnya dan lebih maju dari kota-kota lainnya.

Pesan pentingnya, lanjut dia, masalah transformasi tidak berlangsung hanya dalam satu atau dua hari melainkan memakan waktu yang panjang.

Salah satunya adalah mengenai pembangunan infrastruktur seperti jalan dan telekomunikasi.

“Yang nanti ketika kita melihat misalnya satu hingga dua dekade ke depan, kita akan menyaksikan betapa dampaknya besar keputusan-keputusan pembangunan yang transformatif seperti ini,” tuturnya.

“Jadi menangkap pesan dari pak Tito itu tadi tentang bagaimana transformasi sebuah negara. Nah, ini yang nanti harapannya juga kita lakukan.”

“Misalnya contoh di Jakarta, kita melakukan transformasi transportasi,” tambah Anies.

Sindiran Tito

Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian berkelakar membandingkan kondisi Kota  Jakarta  dengan Kota Shanghai di China.

Menurut Tito Karnavian, Jakarta tampak seperti kampung jika dibandingkan dengan Shanghai.

“Pak Anies, saya yakin Pak Anies sering ke China.”

“Kalau kita lihat Jakarta kayak kampung dibanding dengan Shanghai,” ujar Tito di hadapan para pimpinan daerah dalam Kongres Asosiasi Pemerintah Provinsi (APPSI) ke VI di Hotel Borobudur, Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Selasa (26/11/2019).

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan juga hadir dalam acara ini.

Selain itu, sejumlah kepala daerah dan sekretaris daerah juga turut hadir.

Ucapan Tito ini bermula saat dirinya membahas sistem demokrasi yang tidak berbanding lurus dengan peningkatan ekonomi.

Tito menyebutkan, Amerika Serikat dan negara-negara Eropa yang menganut sistem demokrasi mengalami pertumbuhan ekonomi yang cenderung stagnan.

“Jadi, terjadi semacam kegalauan atas demokrasi karena yang tidak menggunakan sistem tersebut ekonominya melompat (lebih maju).”

“Vietnam misalnya, sosialis kondisinya ekonominya melompat,” tutur Tito.

Selain itu, dia juga mencontohkan Thailand yang mana saat ini junta militer mengambil alih sistem demokrasi.

“Supremasi sipil (di Thailand) diambil alih jadi junta militer dan ekonominya jalan.”

“Juga di tempat lain Mesir yang tadinya diterapkan demokrasi, berantakan diambil oleh militer juga, ” papar Tito.

Dirinya kembali menyinggung China yang mengalami kemajuan ekonomi pesat meski tidak menganut demokrasi.

“Di China hanya satu partai. Non-demokrasi, itu melompat ekonominya,” ungkapnya.

Bahkan saat ini, lanjut Tito, ekonomi China mulai melampaui Amerika Serikat hanya dalam waktu 20 tahun.

Padahal, pada masa lalu banyak pihak yang meragukan negara Tirai Bambu itu.

Sejalan dengan kondisi ekonomi yang semakin baik, menurut Tito, tata kelola lingkungan di China juga semakin bagus.

Hal ini, kata dia, dilihat dari perkembangan tata kota China yang membaik.

“Tahun 1998 saya masih ingat, saya kebetulan (menempuh pendidikan) Sesko di Australia saat itu, dan sedang studi banding ke China,” ungkap Tito.

“Saat itu Kota Beijing dan Kota Shanghai masih banyak yang naik sepeda.”

“(Saat itu) dibandingkan dengan Jakarta, Beijing (dan Shanghai) kayak kampung.”

“Rumah-rumah kumuh, sungai kotor dan hitam banyak di mana-mana. Sepeda masih di jalan-jalan,” lanjut Tito.

Dua tahun kemudian, yakni pada 2000, Tito kembali ke China dalam rangka tugas investigasi.

Saat itu sepeda motor mulai banyak digunakan masyarakat China.

Selanjutnya, pada 2004 Tito juga mengunjungi China.

“Tahun 2004 mulai mobil sudah, tapi tidak begitu bagus,” katanya.

“Beberapa tahun kemudian saya datang lagi mulai terlihat infrastruktur, transportasi berkembang. Mobil mengkilat sudah banyak sekali.”

“Tahun kemarin saya datang ke sana dalam rangka interpol conference di hotel yang sama, saya melihat sungai yang sama (seperti yang dia lihat tahun-tahun sebelumnya) sudah banyak orang yang berenang di situ.”

“Airnya bersih, jernih, dulunya hitam pekat. Dan kemudian kita melihat Beijing sudah mirip-mirip seperti Washington DC, Shanghai sudah mirip-mirip New York,” tambahnya. ( Trb / IM )

 

 

 

 

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

One thought on “Saling Sindir Anies Baswedan vs Mendagri, Tito Sebut Jakarta Kayak Kampung Dibanding Shanghai

  1. Perselingkuhan+Intelek
    November 26, 2019 at 10:59 pm

    Jakarta seperti Kampung? siapa dulu Gubernurnya ? kan si Anies Gubernur se Iman, kerja kagak becus Korupsi ok

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *