Repatriasi Benda Seni Memperkaya Ruang Sejarah, Mempercantik Etalase Museum


Repatriasi Benda Seni Memperkaya Ruang Sejarah, Mempercantik Etalase Museum

dilaporkan: Setiawan Liu

Jakarta, 18 Agustus 2023/Indonesia Media – Berbagai pihak mengamini repatriasi benda seni berbudaya dan artefak oleh pemerintah Belanda, terutama pengayaan ruang atau dimensi sejarah Indonesia. Selain, momentum repatriasi bisa dibarengi dengan event bermakna khusus yang masa usianya relatif singkat, misalkan baru 50 tahun. “Dari satu benda bersejarah, bisa menghasilkan berbagai cerita untuk mengisi ruang sejarah Indonesia. Kita juga semakin menambah literasi,” pemandu pameran Galeri Nasional Indonesia Gilang Ramadhan mengatakan kepada Redaksi.

Hal yang sama juga diutarakan Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Museum dan Cagar Budaya Kemendikbud-ristek Ahmad Mahendra. Repatriasi 472 benda seni dan artefak yang diambil secara ilegal atau dijarah dari bumi Nusantara pada masa kolonial, momentum pencerahan mengenai perjalanan panjang sejarah. “Repatriasi meningkatkan citra museum nasional. Satu museum nasional semakin kaya dengan etalase 472 artefak tersebut,” Ahmad Mahendra mengatakan kepada Redaksi.

Bahkan, Ditjen Kebudayaan Kemendikbud-Ristek juga gelar pameran koleksi masterpiece God Bless di Museum Nasional berbarengan dengan 472 artefak hasil repatriasi. God Bless sebagai band rock yang melegenda setelah menapaki karir bermusik sejak tahun 1973. Pencapaian usia emas dalam berkarya, yakni 50 tahun berkarir sampai berhasil merilis album ‘Anthology 50th Anniversary’.  Proses rekaman album tersebut melibatkan Tohpati sebagai penata musik dan Hendra Lie sebagai produser eksekutif yang merupakan pemilik dari Mata Elang Production. “Keduanya (peristiwa sejarah) cerita penting mengenai Indonesia. Ini sama-sama mempercantik etalase museum nasional. Para pengunjung, selain menikmati God Bless, juga melihat koleksi yang direpatriasi dari Belanda,” kata Ahmad Mahendra.

Repatriasi 2023 artefak Indonesia oleh Belanda mungkin ke 4-5 kalinya. Benang merahnya dari upaya repatriasi, Pemerintah Indonesia menekankan pentingnya kesinambungan generasi milenial sampai generasi colonial. Artefak Indonesia yang direpatriasi juga bagian dari kekayaan budaya. Saat kolonialisme, berbagai benda seni bersejarah dibawa pemerintah Belanda ke negara mereka. “Banyak juga arca dari Candi-candi kita di relung-relung kosong, karena dibawa pemerintah kolonial. Benda seni bersejarah dan berbudaya juga memperkuat jati diri Bangsa Indonesia,” kata Gilang Ramadhan, alumni ilmu sejarah FIB Unpad (Universitas Padjadjaran) Bandung. (sl/IM)

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *