Konpers God Bless Anthology 50th Anniversary dengan Beragam Pertanyaan
dilaporkan: Setiawan Liu
Bali, 22 Juli 2023/Indonesia Media – Antusiasme wartawan pada konferensi pers (konpers) pembuatan video klip ‘Musisi’ di Badung Bali, rangkaian dari kegiatan God Bless Anthology 50th Anniversary di Badung Bali, kelihatan dari beragam pertanyaan termasuk performa di atas panggung serta upaya jaga kebugaran, kualitas suara. Merespons pertanyaan tersebut, vokalis God Bless Ahmad Albar menjelaskan apa adanya. “Persiapan diri (sebelum tampil di atas panggung), tentunya jaga kesehatan. Tapi kami tentunya tidak seperti dulu lagi, semangat olahraga jogging, lari pagi, berenang,” kata Ahmad Albar.
Semua personil God Bless, rata-rata sudah berusia di atas 70 tahun. Ahmad Albar yang paling tua, yakni 77 tahun. Sementara gitaris Ian Antono sudah 72 tahun. Sehingga ketika ditanya mengenai upaya menjaga kesehatan, Ahmad Albar mengaku hanya cukup jalan pagi. “Untuk olah vocal setiap sesi latihan, tentunya kami perlu stamina yang prima. Olahraga di rumah, dengan peralatan yang simple. Kalau melatih nafas, cukup dengan jalan pagi, bukan lari kencang,” kata Ahmad Albar.
Selain itu, MC (master of ceremony) yang memandu acara konpers sempat menyela dengan pertanyaan nyeleneh. MC dengan nada bergurau langsung tujukan pertanyaan kepada executive producer Anthology 50th Anniversary, Hendra Lie. “Bang Hendra yang paling lama (berkiprah untuk God Bless), bagaimana suasana bandelnya (personil) seperti apa sih?.” Merespons pertanyaan nyeleneh tersebut, Hendra Lie juga dengan nada gurauan.
“Kalau masih muda, (bandel) nggak apa-apa. Kalau sudah tua, (masih tetap) bandel, (akhirnya) bisa nyanyi (single pop Anggun C. Sasmi) ‘Tua Tua Keladi’. Kalau bandel, saya sudah cerita. Kami mau bicara yang baik-baik saja untuk kemajuan music Indonesia,” kata Hendra Lie, disambut dengan tawa seluruh peserta konpers.
Bahkan Ahmad Albar juga spontanitas merespons, bahwa yang paling bandel pada masa jaya-jayanya God Bless, (yakni) Hendra Lie. Kebersamaan semua personil God Bless dari awal, menurut Hendra Lie, dibarengi dengan sikap rendah hati, tidak sombong. “Kami bukan siapa-siapa. Perjuangan kami sampai bisa menjadi supergroup pada era tahun 1970 an, 1980 an, bertahan sampai sekarang, perjuangan yang luar biasa,” kata Hendra Lie.
Awalnya latihan di Cisarua Puncak sebelum tampil. Pertama kali tampil di Taman Ismail Marzuki yang populer disebut Taman Ismail Marzuki (TIM) Cikini Jakarta Pusat. Antusiasme penonton sangat kentara, sehingga hampir 20 ribu merangsek TIM pada saat itu. “Sementara kapasitasnya hanya lima ribu orang. Penonton yang datang melebihi batas aturan. (God Bless) menjadi supergroup sampai kami bisa tampil berdampingan dengan Deep Purple (kelompok hard rock Inggris yang dibentuk pada bulan Maret tahun 1968) tahun 1975,” kata Hendra Lie. (sl/IM)