Rangkaian Mozaik Keindonesiaan dan kesempatan pendidikan sektor usaha perikanan


Rangkaian Mozaik Keindonesiaan dan kesempatan pendidikan sektor usaha perikanan

Dilaporkan: Setiawan Liu

Pontianak, 1 Pebruari 2022/Indonesia Media – Luchy Sandra (22), anak nelayan musiman di Kabupaten Bangka Selatan (Basel), Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) dan berlatarbelakang keturunan Tionghoa serta beragama Khonghucu tapi mendapat tempat serta mengecap pendidikan usaha perikanan dengan biaya negara alias beasiswa full. Setelah lulus dari SMKN Teknik Otomotif di Toboali, Basel, ia sempat merasa ragu seperti berada di persimpangan jalan untuk meneruskan pendidikan sampai tingkat universitas/sekolah tinggi. “Saya masuk SMK otomotif, karena tidak ada niat kuliah. Tapi kedua orang tua menentang dan sebaliknya mendorong saya untuk tetap lanjut. (keraguan) karena terbentur kondisi ekonomi keluarga,” Luchy mengatakan kepada Redaksi melalui sambungan telepon saat berada di Pontianak.

Di tengah suasana ragu, tiba-tiba ada yang menawarkan kesempatan kuliah di Politeknik Ahli Usaha Perikanan (AUP) Jl. Raya Pasar Minggu Jakarta Selatan. Apalagi tawaran tersebut juga dengan beasiswa full, dimana penerima bebas biaya pendidikan, perlengkapan, makan, penginapan dan fasilitas lain dari sejak mendaftar hingga lulus. Informasi tersebut datang dari salah satu alumni SMK yang berkuliah di Politeknik AUP di bawah Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Setelah mengikuti seleksi fisik dan wawancara, ia pun diterima sebagai taruna Program Studi Permesinan Perikanan. “Beasiswa full, syaratnya orang tuanya bekerja pada sektor usaha perikanan, termasuk nelayan musiman. Wali kelas yang menerangkan bahwa Papa saya betul seorang nelayan musiman. Papa berlayar menangkap ikan kalau ada musimnya,” katanya.

Sebagai nelayan musiman, Ayahnya hanya ikut melaut saat musim ikan tertentu atau saat pemilik kapal mengajaknya melaut. Jika tidak melaut, ayahnya menjadi buruh harian, dengan penghasilan yang tak menentu. Sementara sang ibu mengurus rumah tangga. Kondisi perekonomian Basel juga belum tumbuh sepesat kota-kota besar di pulau Jawa. Tingkat pertumbuhan ekonomi tahunan masih harus dipicu dan dipacu. Selain kesenjangan ruang dan ekonomi serta akses terhadap sumber daya alam belum diupayakan secara maksimal. “Saya sempat berpikir keras sebelum mengambil keputusan. Terpikir, banyak lulusan SMU/SMK tidak bergelar akademik, (kondisinya) susah cari kerjaan. Sehingga saya pun tergerak dan langsung mengurus di dinas perikanan Basel, dibantu wali kelas. Saya daftar, ikut seleksi, akhirnya diterima,” kata Luchy.

Tahun demi tahun perkuliahan dilewati sampai akhirnya ia harus membuat penelitian akhir. Ia memutuskan kembali ke Bangka, mengingat wilayah penelitian berlokasi di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Sungailiat Bangka. Penelitian terkait analisa kerusakan dan perbaikan poros baling-baling pada kapal nelayan di Bangka. Ia kemudian lulus tahun lalu dan diwisuda Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono secara daring, dengan Indeks Prestasi Kumulatif 3,46. “Sejak masuk AUP tahun 2017 sampai lulus pada akhir tahun 2021, saya sudah mendengar berbagai testimonial para alumni. Ternyata benar, ketika saya lulus dan bisa langsung diterima di perusahaan global lubricant supplier. Info mengenai lowongan tersebut dari alumni juga. Tenaga yang dibutuhkan dari jurusan permesinan,” katanya.

Berbekal keahlian overhaul mesin, welder, analisa kerusakan, perbaikan, dan fabrikasi permesinan serta sertifikat Basic Safety Training dan Ahli Teknika Kapal Penangkap Ikan Tingkat I dari Politeknik AUP, Luchy kembali meninggalkan keluarga dan berangkat ke Batam, Kepulauan Riau, sebagai Technical Marine Oil sebuah perusahaan distributor resmi pelumas merk ternama dari Amerika Serikat. Kemudian ia dipindahtugaskan ke Pontianak, Kalimantan Barat, dengan jabatan Sales Engineer hingga kini, yang menangani berbagai jenis kapal. “Saya bisa kerja di perusahaan multinational ini berkat rekomendasi juga, dan tentunya dengan proses seleksi rekrutmen. Satu baru di Pontianak (Kalimantan Barat) selama satu bulan, sebelumnya ditempatkan di Batam (Prov. Kepulauan Riau). Apa yang saya pelajari di AUP bisa applicable, link and match karena (berprofesi) sebagai sales engineer pada perusahaan lubricant supplier ini dengan sektor marine (kelautan),” katanya. (sl/IM)

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *