Pengacara Nazar Kecewa Putusan Komite Etik + Dikritik, Fahri Hamzah Semakin Menjadi


Afrian meminta polisi dan kejaksaan menyelidiki dugaan pelanggaran pidana pimpinan KPK itu

Pengacara Muhammad Nazaruddin, Afrian Bondjol mengaku tidak kaget dengan putusan Komite Etik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Namun, dia mengaku kecewa dengan putusan yang menyatakan tidak ada pelanggaran kode etik oleh pimpinan KPK.

“Jadi, kita sudah tidak kaget kalau putusan seperti ini,” kata Afrian  Kamis 6 Oktober 2011. “Tanpa mengurangi rasa hormat saya, saya kecewa dengan keputusan tersebut.”

Setidaknya ada beberapa hal yang menjadi catatan penting bagi Afrian dan pengacara Nazaruddin lainnya atas putusan Komite Etik itu. Pertama, Komite Etik terlihat sangat memihak dan tidak objektif dalam melakukan pemeriksaan kepada pimpinan KPK.

“Belum ada apa-apa, Abdullah Hehamahua -Ketua Komite Etik- mengatakan klien kami bohong. Ini kan sangat kelihatan subjektifitasnya, keberpihakannya,” kata dia.

Tak hanya itu, Afrian juga menyatakan keberatan dengan masuknya Bibit Samad Riyanto dalam Komite Etik itu. Menurut dia, Bibit tak layak masuk ke tim yang memeriksa pimpinan KPK. “Selain unsur pimpinan KPK, dia masih berstatus tersangaka meski kasusnya telah di deponering. Jadi layak apa tidak orang seperti ini, etis apa tidak dia masuk ke komite etik,” kata dia.

Afrian juga menyayangkan Komite Etik yang tidak melakukan konfrontasi antara Chandra M Hamzah dengan Nazaruddin. “Kita sudah minta dikonfrontir antara Chandra, Ade Rahardja, dan klien kita. Tapi tidak dipenuhi,” kata dia.

Oleh sebab itu, Afrian meminta kepada Kepolisian dan Kejaksaan untuk segera bertindak mengambil menindaklanjuti dugaan suap kepada pimpinan Chandra dan pimpinan lainnya. “Kedepannya, saya melihat ada pelanggaran pidana suap. Harusnya polisi dan kejaksaan melakukan penyelidikan,” kata dia.

Sebagaimana diketahui, hasil pemeriksaan Komite Etik kepada pimpinan KPK menyatakan seluruh pimpinan KPK tidak ada yang melakukan pelanggaran pidana, meskipun terdapat sejumlah perbedan diantara anggota komisi

 

Dikritik, Fahri Hamzah Semakin Menjadi

Hujan kritik diterima Fahri Hamzah terkait wacana pembubaran KPK.

Hujan kritik menimpa anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Fahri Hamzah. Sebagian kalangan geram dengan pernyataan politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini karena wacana pembubarkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Namun, hujatan-hujatan itu, tak menyurutkan sikap Fahri untuk mengkritik KPK. Menurut Fahri, selama kritik dialamatkan kepada dia pribadi, dia tidak akan mengubah pendirian itu. “Selama tidak ada yang menggoyang pikiran saya, ya saya tidak akan goyang,” kata Fahri di Gedung DPR, Selasa 4 Oktober 2011.

Bahkan, Fahri tampak semakin geram, dia mengeluarkan serangan barunya untuk KPK. Fahri menyatakan curiga ada yang menyetir KPK dalam upaya memberantas korupsi di Indonesia. “Saya khawatir ada yang mendrive (menyetir) KPK. Institusi-institusi yang non APBN, tapi sangat dominan mengarahkan KPK. Saya tidak tahu, tapi mencurigai, makanya BPK perlu audit,” kata Fahri kemarin.

Lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia ini menilai KPK sangat arogan. Pasalnya, KPK seolah tidak boleh dikritik. Semua lembaga yang berseberangan dengan KPK dicitrakan buruk, termasuk DPR. “Jadi lembaga yang lain, kalau mengkritik KPK dianggap jadi sarang koruptor. Dulu polisi menengarai ada dugaan penyalahgunaan wewenang oleh pimpinan KPK, sekarang DPR,” kata dia.

PKS Bermuka Dua

Sementara itu, PKS memandang sikap Fahri itu sebagai hal biasa. Tak ada teguran apapun dari PKS untuk kadernya itu. “Itu biasa, seperti bubarkan Badan Anggaran DPR. Itu kan bebas saja,” kata Anis Matta di Markas Besar TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu 5 Oktober 2011.

Menurut Anis, sikap kritis Fahri itu tidak mewakili partai. Namun, hanya pandangan pribadi Farhi Hamzah. Terlebih, Fahri duduk di Komisi III DPR yang merupakan komisi hukum. “Karena memang itu di bidang beliau,” kata Anis yang juga Wakil Ketua DPR ini.

Namun, pernyataan Anis Matta ini berbeda dengan keterangan mantan Presiden PKS, Tifatul Sembiring. Menurut Tifatul, partainya telah memberikan teguran kepada kadernya itu. “Sudah ditegur oleh Dewan Syariah langsung,” kata Tifatul usai membuka Indonesia ICT Award 2011 di JCC, Jakarta, Selasa 4 Oktober 2011.

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *