Pemilu, Antara Kemajuan dan Tantangan


Pesta Demokrasi boleh dikatakan sudah rampung. Perolehan suara masing-masing

partai sudah banyak dipublish oleh banyak lembaga survei. Masing-masing mengaku

bahwa akurasi quick count (hitung cepat) masing-masing lembaga survei adalah yang

paling benar. Lembaga survei Indonesia (LSI) yang digadang oleh Denny JA., juga

mengatakan bahwa validitas data survei yang dilakukan yang kemudian menjadi hasil

quick count. LSI merupakan pijakan paling dipakai untuk mendapatkan hasil perolehan

suara paling tepat. Terlepas dari itu semua, dari banyak lembaga survei baik yang

terakreditasi maupun yang tidak, menempatkan Hasil hitung cepat pun menunjukan

bahwa 10 besar partai politik hasil Pemilu 2014 berturut-turut PDIP 19,43%, Golkar

15,02%, Gerindra 11,83%, Demokrat 9,79%, PKB 9,43%, PAN 7,59%, PPP 7,10%,

PKS 6,45%, Nasdem 6,30%, Hanura 5,18%.

Pemilu di Indonesia, merupakan pesta demokrasi terbesar yang pernah ada. Bahkan

di seluruh dunia, penyelenggaraan pemilu di Indonesia merupakan yang paling besar

dan paling kompleks. Empat juta petugas di 550.000 TPS, yang tersebar di berbagai

penjuru sebuah negara yang terdiri atas 17.000 pulau, bertugas mengelola 700 juta

surat suara dengan 2.450 desain yang berbeda untuk memfasilitasi pemilihan 19.700

kandidat dalam satu Pemilu presiden dan 532 dewan perwakilan di tingkat nasional

dan daerah. Bayangkan, betapa suksesnya Indonesia dalam menyelenggarakan pesta

demokrasi tersebut, dan telah berlangsung sebanyak 4 kali, dari tahun 1999, 2004,

2009, dan pemilihan legislative pada 2014 kemarin. Dari hasil tersebut, sepatutnya

pemilu merupakan kemajuan bagi negara berkembang seperti Indonesia ini.

Tetapi, pada setiap kemajuan, pasti lah terdapat tantangan yang harus dapat

diselesaikan oleh Pemerintah Indonesia dalam penyelenggaraan pemilu. Tantangan

tersebut merupakan batu sandungan yang dapat membuat pesta demokrasi menjadi

kacau dan menyebabkan kerusuhan dimana-mana. Tantangan yang dihadapi pada

pemilu 2014, kebanyakan hampir sama seperti tantangan yang dirasakan pada

pemilu-pemilu sebelumnya. Seperti, permasalahan DPT ganda dan pendaftaran

DPK yang masih kacau, fenomena golongan putih yang selalu ada, ancaman pemilu,

problem kerjasama, radikalisme politik, dan kaderisasi partai politik. Permasalahan-

permasalahan tersebut merupakan tantangan yang wajib diselesaikan oleh Pemerintah

Indonesia guna penyelenggaraan pemilu yang lebih baik lagi, terutama menjelan pilpres

mendatang.

 

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *