Otoritas PPS Muara Baru antisipasi puncaknya Banjir Rob 5/12
dilaporkan: Setiawan Liu
Jakarta, 23 November 2021/Indonesia Media – Banjir rob di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Nizam Zachman Muara Baru Jakarta Utara selama beberapa hari berdampak pada terhambatnya aktivitas bisnis pelaku usaha, sehingga antisipasi jangka pendek dan jangka Panjang sudah tidak bisa ditawar lagi. PPS Nizam Zachman dianggap strategis, terutama nilai perputaran uangnya yang sangat tinggi. “Kami sudah mengerjakan (pembersihan) saluran air drainase dan langkah-langkah lain. Kami akan siapkan 9100 (Sembilan ribu, seratus) sandbag untuk menutupi 13 titik banjir air laut yang masuk ke area pelabuhan. Puncaknya banjir pada tanggal 5 Desember mendatang,” Kepala PPS Bagus Oktorio Sutrisno mengatakan kepada Redaksi.
Fenomena banjir bob, intrusi air laut dan penurunan tanah ibaratnya permasalahan 3 in 1 (three in one) yang dihadapi semua pihak, termasuk operator kegiatan pelabuhan, pelaku usaha. Sehingga berbagai langkah terutama ancaman rob yang diperkirakan kembali menerpa Muara Baru pada Desember, Januari mendatang terus diantisipasi. Pertemuan stakeholders, yakni otoritas pelabuhan, Perum Perikanan Indonesia (Perindo) dan Paguyuban Pengusaha Perikanan Muara Baru (P3MB) juga membahas lebih detail untuk antisipasi rob. “Sampai hari ini (23/11), kami sudah menimbun sekitar tiga ribu sandbag dari keseluruhan kebutuhan sekitar 9100 (Sembilan ribu, seratus) sandbag. Kami tidak punya anggaran sehingga kami beli karung-karungnya. Pasir didapat dari hasil galian selokan, dimasukan ke dalam karung. Butirannya halus, tapi padat. Sehingga sandbag bisa digunakan pada sisi-sisi yang arus (banjir rob) kuat,” kata mantan kepala Pelabuhan Perikanan Nusantara Kejawanan ( PPN Kejawanan ) Cirebon.
Karena PPS sangat strategis, dua pejabat Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sempat inspeksi mendadak (sidak). Sekjen KKP Antam Novambar sudah dua kali sidak, dan Dirjen Perikanan Tangkap juga melakukan hal yang sama. Selain pembersihan saluran, system penampungan banjir di sisi barat dan timur PPS juga diterapkan. Ada pompa yang standby mengeluarkan banjir ke laut. 13 titik dimana banjir menyeruak masuk ke area pelabuhan terpencar di dua sisi PPS, yakni sisi barat dan timur. “Kami mendorong semua titik ditangani. “Besok (24/11) kami juga temu dengan para ahli untuk mengatasi banjir rob atau penggenangan air laut. Satu ahli dari ITB Bandung dan satu lagi dari Undip (Semarang). PPS ini kan kawasan industry dan sangat strategis. Karena saya pernah mengepalai PPN Kejawanan, pelabuhan Pengambengan, kab. Jembrana dan Benoa Bali, ada perbedaan dengan PPS Nizam Zachman. Terutama tingkat kesulitannya, ada 1700 kapal disini. Sementara di Kejawanan, (jumlah kapal) sekitar 350. Selain system pengelolaan, disini ada Perindo sebagai BUMN, dan UPT (unit pelaksana teknis) Pelabuhan. Sehingga karakter dan tingkat kesulitannya PPS berbeda dengan pelabuhan lainnya di Indonesia,” kata Bagus Oktorio.
PPS Nizam Zachman melayani kapal-kapal perikanan dalam skala besar. Peningkatan fasilitas dan kapasitas sarana dan prasarana pelabuhan, terus diupayakan untuk meningkatkan produksi dan produktivitas perikanan. Para pelaku usaha di PPS berkutat pada target produksi olahan ikan sampai 5 juta ton, dan naik setiap tahunnya dibandingkan dengan realisasi produksi olahan perikanan tahun sebelumnya. “Kapal-kapal (penangkapan ikan) disini juga tidak ada one day fishing, rata-rata 3-4 bulan sekali berangkat. Kapalnya besar-besar. (kegiatan penangkapan nelayan PPS) sampai Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPP-NRI) 718, perairan Merauke Papua,” kata Bagus Oktorio. (sl/IM)