Pemberitaan di beberapa media massa terkait penyadapan kembali menguap. Harga diri bangsa
kita kembali mengemuka di ruang publik setelah satu koran di Amerika Serikat (AS) mengungkap
tindakan Pemerintah Australia yang ternyata juga telah menyadap jutaan telepon genggam milik warga
Indonesia.
Publik memprotes keras keputusan Presiden membebaskan Corby dan menuding adanya lobi tingkat
tinggi yang dilakukan Pemerintah Australia dibalik keputusan tersebut, tidak lama kemudian bertepatan
dengan kedatangan Menteri Luar Negeri AS John Kerry ke Jakarta muncul batu sandungan baru yang
dilakukan oleh New York Times. Jika informasi itu benar, publik patut melayangkan protes keras
terhadap intelijen Australia yang telah melanggar hak asasi jutaan warga Indonesia. Munculnya
pemberitaan tersebut telah menimbulkan berbagai macam kecurigaan publik terhadap Amerika dan
Australia yang selama ini mengaku sebagai sahabat Indonesia.
AS adalah sekutu Australia, sedangkan Australia adalah tetangga dekat Indonesia yang sebelumnya
mantan kontraktor Badan Keamanan Nasional (NSA) AS Edward Snowden telah membeberkan aksi
penyadapan intelijen Australia terhadap pejabat-pejabat penting kita termasuk Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono (SBY) maupun Ibu Negara Ani Yudhoyono.
Masyarakat Indonesia harus menyikapi pemberitaan koran New York Times secara cerdas dan hati-
hati. Sebab bisa saja pemberitaan tersebut sengaja dipublikasikan sebagai upaya pembentukan opini
di masyarakat Indonesia agar terpengaruh dan terprovokasi oleh pemberitaan media massa, yang
diharapkan dapat menimbulkan polemik dan ketidakpercayaan masyarakat terhadap pemerintah
Indonesia menjelang pemilu 2014.
Sebagai negara besar, Indonesia sangat tidak pantas dipermainkan oleh Australia atau Amerika, apalagi
Singapura atau Malaysia. Ada yang salah dalam diri kita sekarang sehingga orang lain pun enggan
menghargai kita. Masyarakat Indonesia harus bersatu menyatukan pikiran dan meminimalisir berbagai
macam ancaman ataupun usaha lawan (pihak asing) yang ingin merusak dan menghancurkan Indonesia
dengan segala tipu dayanya.
Penulis : Winda Rachelina – Pengamat Politik dan Sosial Budaya
Banyak sekali Negara yang enggan Menghargai Indonesia karena Memang Ada Yang Salah Dengan Diri Indonesia, hingga Negara Tetangga saja Enggan Menghargai Indonesia, kalau sudah banyaknya Coreng Moreng dengan Nama Baik Indonesia, maka jangan DiTambah Terus dan sebaiknya Malah Harus Diperbaiki, Introspeksilah Diri sendiri dulu baru bisa kritikan negara lain disanggah, apalagi mengajak perang negara lain
Kita negara indonesia memakai huruf latin dalam bahasa sehari-hari makanya gampang disadap. Contoh thailand mereka memakai huruf tersendiri jadi tidak gampang disadap. Sudah saatnya kita beralih memakai huruf arab melayu.
pakai saja Bahasa Urdu atau Bahasa Tarzan jadi bebas sadapan