“Mengintip Tetangga”


Efek kasus Edward Snowden merambat juga hingga Indonesia. Dari dokumen yang dibocorkannya

terungkap bahwa pemerintah Australia melakukan penyadapan terhadap alat-alat komunikasi Presiden

RI dan para pejabat tinggi pemerintahan lainnya. Bukan saja para pejabat tinggi, ternyata Australia juga

menyadap ponsel Ibu Ani Yudhoyono, istri Presiden RI SBY.

Kerja intelijen merupakan hal yang biasa bagi tiap negara, termasuk diantaranya unsur penyadapan.

Badan intelijen Indonesia pernah melakukan penyadapan untuk melancarkan operasi kontra-intelijen

terutama pada masa-masa puncaknya perang dingin. Namun, menyadap alat komunikasi ibu negara

merupakan langkah kerja intelijen yang patut dipertanyakan.

Apakah kepentingan Ibu Ani Yudhoyono terhadap kebijakan negara Indonesia? Seberapa besar

pengaruhnya kepentingan sang ibu negara bagi kepentingan Australia atau bahkan negara-negara Barat?

Atau, penyadapan ini hanyalah bentuk paranoid Australia terhadap potensi kekuatan politik dan ekonomi

Indonesia?

Ibu Ani Yudhoyono memang sempat menjadi bahan perbincangan mengenai kelayakannya untuk maju

dicalonkan dalam Pemilu Presiden RI 2014. Namun beriringan dengan bergulirnya kampanye-kampanye

terselubung kandidat-kandidat lainnya maka nama ibu negara itu pun serta-merta tenggelam. Peran Ibu

Ani dalam kehidupan politik negara pun sangat jauh apabila dibandingkan dengan peran Hillary Clinton

pada masa kepresidenan Bill Clinton.

Jadi sangat patut dipertanyakan apa motif dari kegiatan intelijen Australia ini terhadap komunikasi Ibu

Ani. Publik Australia pun mayoritas mendesak Tony Abbot, perdana menteri Australia saat ini, untuk

meminta maaf secara langsung kepada SBY karena tindakan ini merupakan intervensi terhadap kehidupan

pribadi pemimpin negara RI – suatu hal yang seharusnya menjadi tabu besar dalam wacana kebudayaan

Barat.

Melihat dari periode penyadapannya ini suatu analisa mengenai kepanikan Australia terhadap arah

kebijaksanaan negara tetangganya ini bisa dijadikan bahan pemikiran. Australia paranoid (panik) melihat

kecenderungan Indonesia untuk mendekatkan diri dengan China. Percepatan pertumbuhan teknologi

militer dalam negeri Indonesia menjadi sangat pesat didukung dengan transfer teknologi dari negeri tirai

bambu tersebut. Salah satunya adalah teknologi peluru kendali yang saat ini banyak dipasang di kapal

perang RI.

Dengan kekuatan militer RI yang semakin kuat, Australia tidak bisa lagi seenaknya memaksakan

kehendaknya dan mengintervensi kepentingan negara Indonesia, seperti yang dilakukannya dalam kasus

referendum Timor Timur. Australia juga saat ini sedang membutuhkan kerjasama Indonesia untuk

menghindarkan kedatangan para pencari suaka yang berusaha masuk Australia lewat Christmas Island.

Dengan dihentikannya kerjasama antarnegara, maka bisa dipastikan jumlah pencari suaka yang menuju ke

Australia akan berlipat-ganda karena tidak adanya “filter” di Indonesia.

Tajuk rencana dari harian Kompas baru-baru ini berjudul “Australia Bukan Tetangga Yang Baik”. Saya

pikir judul ini tepat menggambarkan opini masyarakat Indonesia terhadap negara kanguru tersebut. Sikap

negara yang sering dinilai arogan dan tidak menghargai nilai-nilai hidup berdampingan dalam budaya

Asia ini menegaskan pandangan RI.

[Type text]

Menghantarkan surat yang salah alamat atau membantu menjaga hewan peliharaan tetangga adalah

contoh-contoh kegiatan “intelijen” hidup bertetangga yang baik. Karena kegiatan itu akan mampu

membangun rasa saling percaya dan kenyamanan berkomunikasi antar-tetangga. Hal-hal ini otomatis

akan menjadi dasar yang kuat untuk membentuk suatu kerjasama yang kuat di masa depan.

Namun, apabila salah seorang tetangga tertangkap basah sedang mengendap-endap mengintip kegiatan

tetangganya dari sela-sela jendela maka sangat lumrah apabila tetangga yang diintip tersebut akan merasa

risih dan tersinggung. Bayangkan apabila pada saat tertangkap ternyata tetangga pengintip tersebut

sedang mengintip istri sang pemilik rumah. Di beberapa negara bagian di Amerika Serikat, hal ini sudah

cukup bisa menjadi dasar untuk menembak orang tersebut.

Penyadapan yang dilakukan oleh intelijen Australia ini menurut saya merupakan bukti terhadap

pentingnya posisi Indonesia bagi Australia. Tapi bodohnya alih-alih meningkatkan rasa percaya

tetangganya dengan bersikap ramah dan bersahabat, negara kanguru ini justru menjadi peeping-tom yang

merugikan dirinya sendiri. Kini tidak ada alasan bagi Garuda untuk tidak lebih mendekatkan diri dengan

Naga yang justru akan mengucilkan sang kanguru. (RO – Twitter: @iamwongkampung)

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *