BOGOTA, –Â Kepala Polisi Yudisial Kolombia Jenderal Carlos Mena, Selasa (9/8/2011), mengatakan, mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin terbang ke negara itu dengan pesawat carteran yang berangkat dari Washington. Ia menjelaskan, Nazaruddin ditangkap pada Minggu malam lalu di kota Cartagena, kawasan Karibia.
Nazaruddin dikatakan menggunakan paspor orang lain. Para petugas imigrasi, kata Mena, setempat curiga terhadap Nazaruddin karena dia menunjukkan sebuah paspor Indonesia dengan nama dan foto yang berbeda.
Kantor berita AP melaporkan, Nazaruddin menundukkan kepala dan tetap membisu saat diperlihatkan kepada wartawan, Selasa. Ia muncul dalam sebuah konferensi pers dengan tangan diborgol. Ia mengenakan celana jins, kaus biru, dan jaket biru tua.
Menurut Mena, Nazaruddin bisa saja dideportasi, yang bisa terjadi dalam waktu sehari atau lebih, atau ekstradisi, yang bisa memakan waktu enam bulan. Ia mengatakan, seorang delegasi Indonesia diharapkan segera tiba di Kolombia untuk menangani kasus tersebut.
Syarifuddin Dibawa Ke Mabes Polri
JAKARTA, Â – Syarifuddin (32), sepupu Muhammad Nazaruddin, akan dibawa ke Mabes Polri di Jakarta untuk pemeriksaan lanjutan terkait penggunaan paspor miliknya oleh Nazaruddin selama pelarian di luar negeri.
Humas Polda Sumatera Utara Komisaris Besar Raden Heru Prakoso kepada Kompas.com, Rabu (10/8/2011).
Raden menjelaskan, Syarifuddin sudah diperiksa kemarin hingga pukul 21.00. Saat diperiksa, Syarifuddin mengakui, paspor yang dipakai Nazaruddin adalah miliknya. Paspor itu diterbitkan Kantor Imigrasi Polonia, Medan.
Kepada penyidik, Syarifuddin mengaku tak sadar bahwa paspornya hilang. Dia terakhir menggunakan paspor ketika kembali ke Medan dari Singapura, 27 Juni 2011 . Saat itu, dia menaruh paspor di kamarnya. Dia tinggal di rumah pamannya di Jalan Garu I Gang Jadi Nomor 7, Medan Amplas.
Syarifuddin mengaku tak pernah mengecek kembali paspornya setelah itu. Dia terkejut ketika menyaksikan pemberitaan di televisi, Senin, bahwa Nazaruddin menggunakan paspor miliknya. Saat itu, dia berada di Jakarta.