MMC Pastikan Penjelasan mengenai Komunikasi dengan Bupati Morotai sebelum Insiden


MMC Pastikan Penjelasan mengenai Komunikasi dengan Bupati Morotai sebelum Insiden

dilaporkan: Setiawan Liu

Surabaya, 29 Oktober 2022/Indonesia Media – Direktur perusahaan budidaya mutiara dan ikan di kabupaten Pulau Morotai, Maluku Utara PT Morotai Marine Culture (MMC), Sutrisno Sukendy tidak menutup diri, sebaliknya intens membangun komunikasi yang baik dengan bupati Rusli Sibua (2011 – 2016) dan jajarannya. Penjelasan sebelumnya melalui aplikasi WhatsApp dengan Redaksi, Sutrisno mengaku tidak sanggup komunikasi dengan Rusli Sibua. “Tapi bukan berarti kami menutup diri. Kami sudah menjalin komunikasi dengan Rusli sejak masa kampanye Pilkada Pulau Morotai,” Sutrisno mengatakan kepada Redaksi melalui chat WhatsApp.

Kilas balik insiden perusakan dan penjarahan aset perusahaan budidaya mutiara dan ikan PT Morotai Marine Culture (MMC) tahun 2012 – 2013 yang silam, direkturnya melihat ada beberapa aspek yang menjadi pembelajaran untuk tidak terulang kembali. “Sebetulnya, (komunikasi tidak efektif)  bukan hanya kami yang tidak sanggup, perusahaan asal China dan Vietnam, dua duanya minggat pada November dan Desember 2011,” kata Sutrisno.

Perjalanan karir Rusli pada pemerintahan hanya berlangsung 4 tahun. Karena pada pertengahan tahun 2015, Rusli harus menghadapi masalah hukum, setelah ditetapkan tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) atas kasus suap mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Akil Mochtar tahun 2011. Dari video yang diterima Redaksi, kelihatan oknum massa sempat merangsek ke area kantor/lahan usaha budidaya mutiara dan ikan. “(insiden) hari minggu, bukan hari kerja. Hari jumat, aparat satpol PP (pamong praja) sempat datang dan ditolak karyawan (MMC). Tapi karena tidak ingin terjadi korban, kami arahkan untuk jangan melakukan perlawanan kalau (satpol PP) datang lagi,” kata Sutrisno.

Aksi anarkis perusakan fasilitas, sarana prasarana produksi MMC di Pulau Ngelengele, Kecamatan Morotai Selatan Barat diduga, aktornya mantan bupati Pulau Morotai, provinsi Maluku Utara Rusli Sibua. Akibat kasus perusakan dan penjarahan fasilitas MMC, kerugian diperkirakan mencapai ratusan miliar rupiah. “(bahkan) perusahaan China sempat mengadu kepada Komnas (komisi nasional) HAM (hak asasi manusia) atas intimidasi Rusli (bupati Morotai periode 2011 – 2015). Akhirnya Rusli menutup paksa perusahaan China, Vietnam. (penutupan paksa) tidak lama setelah Rusli dilantik pada Juni/Juli 2011. Dia merecoki perusahaan China, Vietnam dan setelah itu (giliran) kami yang diancam,” kata Sutrisno.

Puluhan oknum warga yang dipimpin wakil bupati Wenny Paraisu melakukan pengrusakan dan penjarahan. Perkiraannya, titik kritis terjadi pada rentang waktu sekitar tiga hari sejak Rusli ‘todong’ kami cash (uang kontan) senilai Rp 10 miliar. MMC sempat berpikir dan berunding internal perusahaan dalam rentang waktu tiga hari. “Kami sempat kaget. Begitu kami menyatakan tidak sanggup (memenuhi permintaan) cash Rp 10 miliar, tidak tunggu lama terjadi penjarahan, pengrusakan. Kami siap salah, tapi ada pembelajaran. (logikanya) tidak ada yang mampu berkomunikasi (efektif) dengan Rusli Sibua kalau tidak membayar (gratifikasi) Rp 10 miliar,” kata Sutrisno. (sl/IM)

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *