Membantu kelangkaan, Philanthropist jual murah minyak goreng
Dilaporkan: Setiawan Liu
Jakarta, 25 April 2022/Indonesia Media – Keresahan selama tiga bulan belakangan ini akibat kelangkaan minyak goreng dan harga di berbagai daerah di Indonesia, mendorong philanthropist Eka Tanuwidjaja gelar gerakan jual minyak goreng murah. “saya tidak mau kasih gratis untuk pedagang, sebaliknya mereka tetap beli. Sehingga gerakan ini juga mendidik pedagang terutama yang bahan utamanya minyak goreng,” Eka Tanuwidjaja mengatakan kepada Redaksi.
Hitung-hitungannya, penjualan kepada pedagang senilai Rp 15.000 sudah termasuk ongkos bensin (distribusi) oleh para relawan, yakni sebesar Rp 3.000. Setiap sukarelawan juga hanya boleh mendistribusikan maksimal tiga karton dus. Harga rata-rata di pasaran, yakni sekitar Rp 25.000. “Kami beli dari agen, Rp 22.000 per paket. Harga di pasaran sampai Rp 25.000,” kata Eka Tanuwidjaja.
Harga tersebut juga berupa minyak goreng kemasan atau paket yang lebih disukai masyarakat ketimbang minyak curah. Penjualan hanya untuk pedagang, bukan ibu rumah tangga. “Volumenya juga dibatasi, hanya satu liter (untuk pedagang), hanya ada 128 (seratus dua puluh delapan) karton dus,” kata Eka Tanuwidjaja.
Secara simultan, gerakan tersebut juga mendukung langkah yang diambil Presiden Joko Widodo (Jokowi) yakni melarang ekspor minyak goreng dan bahan baku minyak goreng. Dengan demikian, larangan tersebut bisa mengatasi kelangkaan dan mahalnya harga. Sumbangan minyak goreng yang sudah dilakukan juga tergantung dengan ketersediaan dan harga. Sumbangan minyak goreng kepada panti jompo di bilangan Jelambar Grogol Jakarta Barat hanya 250 (dua ratus, lima puluh) karton. “Dengan cara ini, uang sumbangan yang setara dengan 128 bisa menjadi lebih dari 250 karton,” kata Eka Tanuwidjaja.
Sehingga ia dan tim bisa membagi-bagi kepada yang membutuhkan terutama rumah jompo. 30 orang penghuni jompo, dapat satu karton. Ada yang 300 orang penghuni, kami kasih 10 karton. Mereka dikasih uang sayur dari pemerintah, tapi minyak goreng mahal sehingga tetap perlu dibantu. Donasi dibagikan juga ke rumah-rumah keperluan khusus di Jelambar, Jakarta Barat. “Ada juga yang di Jakarta Selatan, Timur serta yatim piatu di Puncak dan Jakarta Selatan,” kata Eka Tanuwidjaja. (sl/IM)