Kombinasi Pengobatan Barat & TCM Menjadi Concern PERSPEBSI
dilaporkan: Setiawan Liu
Jakarta, 24 Juli 2023/Indonesia Media – Para peserta Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) Perhimpunan Spesialis Bedah Saraf Indonesia (PERSPEBSI) di Lombok, Prov. NTB (14 – 16 Juli), explore berbagai hal termasuk temuan baru, teknik baru sampai sharing data. Salah satu topik pembahasan yaitu western medicine (pengobatan barat) terhadap timur atau TCM (traditional Chinese medicine). “Sampai saat ini, (materi pembahasan) yang bikin bingung para dokter, ahli bedah saraf,” Ketua PERSPEBSI cabang Banten, Prof.DR.Dr. Satyanegara, Sp. BS(K) mengatakan kepada Redaksi.
Kombinasi terapi formula TCM dan western medicine sangat mungkin efektif untuk penyembuhan pasien. Beberapa tahun belakangan ini, berbagai fakultas kedokteran (FK) di Tiongkok sudah banyak melahirkan ahli bedah saraf, profesor muda. Mereka bekerja keras dan penuh semangat mengumpulkan data, explore berbagai temuan baru bidang kedokteran. Hal ini tidak tertutup kemungkinan, para ahli bedah saraf di Tiongkok bisa setara yang di Jepang, Amerika, Jerman, Jepang. “Mereka yang masuk FK, mendalami dan mempelajari teori dan praktik western medicine, pada dasarnya menyelesaikan 5-6 tahun (masa studi). Kl yang masuk jurusan tertentu (kombinasi keduanya), mahasiswanya belajar juga anatomi. Ada juga yang mengomentari (kombinasi western dan TCM), itu nggak jelas,” kata Prof. Satyanegara saat ditemui di ruang kerjanya di Sunter Jakarta Utara.
Perspebsi juga masih belum mendapat data yang akurat, terupdate untuk bisa dipelajari secara mendalam. Bagian utara (negara Tiongkok) lebih banyak menggunakan pengobatan akupuntur (tusuk jarum). Karena sebagaimana sejarah Tiongkok, suku-sukunya di bagian utara sering perang/konflik berkepanjangan. Kalau suku-suku pada bagian selatan Tiongkok, lebih banyak bergelut/menekuni obat-obatan dengan memanfaatkan ramuan herbal. “Kita masih membutuhkan (TCM/pengobatan timur), karena kita selama ini belajarnya western medicine, menentukan satu obat serta melakukan penelitian. Penentuan suatu pengobatan dengan berbagai cara, banyak test mendasar dilakukan. Tapi kita belum mengenal TCM secara menyeluruh. Semoga organisasi profesi (TCM) sudah mulai mengeluarkan data mendasarnya,” kata Prof. Satyanegara. (sl/IM)