Kemping ke Barat Amrik # 8


Jum’at, 31 Mei, 2013

Empat malam kemping di gurun dengan suhu mendekati nol Celcius berlalu
sudah dan kami ‘survive” sambil mengucapkan trims berat ke Anda
sekalian atas doa dan restu sehingga saat ini kami sudah berada di kota
Las Vegas. Siapa yang tak kenal kota ini, dari mulai penduduk Amerika
Utara sampai ke Raja Ampat di Papua :-). Karena bukan saja kota ini
kota maksiat terakbar sedunia bagi Anda yang igamenye fundamentalis,
juga karena banyak bintang penyanyi terkenal melambung namanya setelah
mereka mejeng di Vegas. Di generasi ortuku Frank Sinatra dan Dean
Martin, di generasiku Elvis Presley, di Anda, Celine Dion barangkali.
Sudah beberapa kali saya dan Cecilia kesini hingga tahu di akhir pekan,
tarip hotelnya tidak murah semakin dekat ke pusat kotanya yang bernama
The Strips. Oleh karena itu, ketika seorang sahabatku di GTA menawarkan
untuk menginap di rumah anaknya, pucuk dicinta ulam tiba. Sudah kami
set route perjalanan kami untuk singgah dua malaman di rumah si J,
sang putera. Apa daya semalam lewat Internet yang signalnya masuk ke
camground Bryce Canyon, kami dikabari doski perlu bertugas ke luar kota.
Dasar kebaikan anak-anak Indo tiada duanya, kami diberikan kode rahasia
untuk masuk buka gerbang di kompleks perumahan dan kode garasi rumah
si J. God Bless you and your family for your generosity.

Oleh karena itu kami santaian berangkatnya dari cagar alam Bryce Canyon
setelah selesai sarapan pagi Indomie dan bongkar tenda. Kami pergi dulu
ke Visitors Centernya untuk a.l. menonton film pendek tentang sejarah
geologi sang jurang, fauna dan floranya. Secara singkat dalam satu
paragraf, sudah Anda pirsa ketimbang duduk 22 menit nonton :-). Cuma
camkan kecapan di film itu, tiada tempat satu pun di dunia di planit
Bumi ini yang seperti Bryce Canyon alias ia unik tiada duanya. Tidak
salah saya lebih merekomennya ketimbang pergi ke Zhangjiajie. Apalagi
kalau Anda harus naik kereta api dimana dibutuhkan kebugaran seorang
atlit untuk berlari mengejar gerbong sambil membawa 2 koper di kedua
tanganmu :-). Forget it, don’t even think of doing it. Ya, Anda yang
kelewatan membaca serial China Photo Tour-ku belum tahu bahwa hanya
ada waktu 10 menit dari mulai kereta stop di peron, untuk kami desak-
desakan dari dalam ruang tunggu keluar ke arah peron, naik tangga
berpuluhan undakan, turun lagi, lari ke gerbong paling ujung dalam
perjalanan kami naik kereta api ke Zhangjiajie.

Perjalanan kami sekitar 400 miles, 650an km dari Bryce Canyon ke Las
Vegas berlangsung mulus, lewat sebentaran lagi dari Utah ke Arizona
baru ke Nevada. Di Hw 15 yang kami lalui, batas kecepatan maksimumnya
80 miles per jam, jarang-jarang kita bisa temui highway dengan angka
kecepatan maksimum segitu. Soalnya lempeng terus berpuluhan km dan
juga terpisah dua, ada jalur hijaunya di tengah, antara lalulintas
yang ke selatan dengan yang ke utara. Inilah tempat dimana kalau
anjingmu si Bleki kabur, keesokannya dia masih bisa kelihatan :-).
Asumsi Bleki teler kepanasan setelah cuma mampu lari 10 km :-).

Tayangan dongeng Bang Jeha sudah mulai membosankan? Kalah seru yah dari
berita Internet yang barusan pas lagi makan snack minum kopi di McD
di tengah jalan, ada berita malu-maluin Von Magnis sebagai bangsa
Indonesia, SBY mau menerima hadiah dari paguyuban Yahudi itu yang
memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan, supaya mereka makin beken.
Kalau SBY enggan atau besar kemaluannya maupun sang paguyuban tidak
jadi kasih hadiah, itu baru berita menarik. Anda yang juga memirsa
serialku Cruise di Asia bulan Desember lalu mungkin masih ingat
saya bertemu dan berkenalan dengan seorang warga Ahmadiyah, Basuki
Ahmadi namanya di penerbangan Jakarta-Singapur. Basuki adalah salah satu
saksi hidup betapa memang tak pantasnya SBY menerima penghargaan itu.

Kembali ke laptop, setelah nyetir dari jam 8an sampai jam 11an atau
3 jam, saya tukar jabatan dengan Benny, dari supir ke kenek :-). Itu
acara rutin kami sejak dahulu kala, saya nyetir di pagi hari, Benny
mengambil alih setelah saya bosan, sekitar setengah total trayek.
Kami tukaran biasanya di tempat peristirahatan atau pom bensin. Kami
pilih kota kecil St. George yang masih di Utah dimana harga bensinnya
sudah murahan, 3.57 $ per gallon dibanding di sekitar Bryce Canyon,
ada yang mendekati 4$. Sebenarnya masih lebih murah dibanding harga
bensin di Toronto saat ini, terakhir sebelum berangkat 1.30$/liter.
Harga segitu kalau dihitung per gallonnya dalam USD, bangsanya 4.60$.

Selesai unloading barang perbekalan kami di rumah J, berenang laps
saya dan Cecilia di kolam renangnya yang sejuk dimana suhu diluar 35C,
memanfaatkan kebaikan tuan rumah, kami nyuci baju :-). “Make yourself
at home,” kata anak baik itu sebelum berangkat ke luar kota. Kami memang
sudah permisi pakai mesin cucinya, pakai Internetnya (dengan kecepatan
hesbats, 20 Mbps unggah DAN unduh) dan dipersilahkan berenang sesukanya.
Tak lama kemudian kami lalu ngelencer untuk kelilingan sepanjang
The Strips, jalanan paling beken di kota ini, Las Vegas Boulevard.
Selesai kelilingan dalam mobil di jalan utama itu, kami balik, beli
masakan di Chinatown Las Vegas. Beginilah perut Melayu :-). Bang Jeha
permisi dulu mau bersantap yah, sampai kisah selanjutnya dari Sequoia
dan Yosemite National Park.
… (bersambung) …

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *