Kemping ke Barat Amrik # 4


Senin, 27 Mei 2013

Turn RIGHT (North-East) onto W Knox Rd 0.3 km   
Turn LEFT (North) onto S Warner Ranch Dr 0.9 km 
Turn LEFT (West) onto W Warner Rd 3.2 km        
Take Ramp (RIGHT) onto I-10 [Maricopa Fwy]

Empat baris pertama dari petunjuk rinci puluhan baris di peta M/S
Streets and Trips yang kami pakai sebagai backup untuk merencanakan
menjalani trayek kempingan ini. Petunjuk utama perjalanan adalah GPS
Garmin yang sudah saya kemukakan di awal kisah kemping ini. GPS adalah
karya manusia yang sudah menyelamatkan entah berapa ribu rumah-tangga
pasutri tukang jalan-jalan dari nyemplung ke “jurang perceraian”. “Kog
Bang Jeha?,” tanya si Polan yang selalu mau tahu. Ya, tak terhitung
jumlah perkelahian saya dan isteri ketika saya lagi nyetir dan dia eror
di dalam memberikan petunjuk harus kemana, salah kasih petunjuk untuk
sudah keluar di highway dimana u-turn-nya puluhan km dimuka. Atau di
malam hari memberikan petunjuk sehingga masuk daerah kriminilnya suatu
kota dengan risiko dompet bisa bubar :-). Sekarang ini, prens sadayana
para sopir, count your blessing, berlututlah dan doakan para pencipta
hardware GPS maupun programmer software di dalamnya yang sudah bisa
menuntunmu menit ke menit sepanjang perjalanan ke suatu tempat. Bukan
itu saja, suara petunjuknya pun bisa kau set di dalam bahasa ibumu atau
bahasa si eneng yang merdu, bukan hardikan isterimu yang sangar ketika
ia sudah kelaparan dan kau tetap eror salah jalan tak jelas mau kemana.

Dituntun oleh GPS sekitar jam 8 pagi sesuai rencana, kami mulai cabut
menuju Grand Canyon. Kebaikan keluarga Antoni terlihat lagi ketika
pagi-pagi ia sudah bangun, padahal sedang hari libur Memorial Day di
USA. Ia menanyakan mau dibelikan makanan pagi apaan dan Benny memilih
bagel. Ternyata bagelnya dari suatu kumpeni khas, Einstein Bagel yang
menjual cem-macem jenis bagel dengan berbagai rupa jenis selai atau
cream cheese dengan resep agar anak-anak bisa sepinter Einstein. Forget
it otak ente para pemirsa mah udah mandeg, makan apapun tak bisa jadi
lebih pinter. Bagel adalah menu kemping yang oke sebab mengenyangkan dan
tidak lekas rusak. Selesai makan dan ngobrol sebentar berangkatlah kami
dengan beban luar biasa jumlah dan beratnya. Kalau saja jenis van
Grand Caravan ini bukan yang jenis Stow & Go (ada tempat simpanan di
kolong), barang-barang sudah akan tersusun sampai ke kap mobil.

Kami mampir di beberapa tempat dulu sebelum menuju Grand Canyon. Yang
pertama adalah suatu tempat bernama Chapel of the Holy Cross, kapel
istimewa di atas bukit karang dengan pemandangan indah bahenol di
sekelilingnya. Sukar dilukiskan tetapi berkat kamera, Anda akan bisa
melihatnya seperti apa. Bukit-bukit karang merah menonjol disana-sini
dengan latar belakang gurun. Mirip dengan cerita koboi Wild West atau
ketika Winnetou dan Old Shatterhand masih berkelana di Arizona :-).
Setelah berdoa sebentar di kapel milik Il Papa Francesco, kami
melanjutkan perjalanan ke kota bernama Sedona yang direkomendasikan
oleh beberapa teman kami untuk jangan dilewati. Melenceng atau tambah
100an km kesitu, it was really worth it, pemandangannya ciamik cantik
rupawati, unik lain dari yang lain. Mustahil untuk ditulis dibentangkan
tapi mirip dengan kota Banff di Rocky Mountains dengan latar belakangnya
adalah bukit-bukit karang merah, dimana Banff pegunungan bersalju.

Hari sudah siang alias jam 12 lewat, kami lalu isi bensin pertama di
kota Flagstaff sambil beli “bensin perut kami” berupa KFC. Maklum
masih perut Melayu dimana Janti pagi-pagi sudah menanak nasi untuk
dibawa buat jatah makan siang. Bermodal ayam Kentucky kami lalu
menuju Sunset Crater National Monument untuk dua tujuan. Yang utama
beli karcis berlaku setahun untuk masuk (semobil) ke setiap National
Park di Amrik. Kedua untuk makan siang di tempat piknik taman itu
yang karcis masuknya bisa memakai National Pass tersebut, 80$ saja.
Sekali masuk satu taman National Park Amrik kudu bayar 25$ dimana kami
akan masuk ke 4 NP alias pulang modal en untung 20$ plus Anda bisa
mengajak Benny atau saya selama setahun mendatang, gratis masuk ke
taman NP yang mana saja di USA. Begitulah contoh perencanaan rinci
dari Somali Travel. Masih belum apa-apa. Tunggu yah.

Sekitar jam 1 kami berangkat menuju tujuan akhir, Grand Canyon NP
yang masih sekitar 100 miles jauhnya. When in Rome do as the Romans do
sudah hamba lakukan, GPS-ku kuganti settingnya di dalam mile, otakku
juga kubiasakan dengan angka dalam Fahrenheit, sesuatu yang mudah untuk
dikonversi ke Celcius, kurangi 30 bagi 2. Hitungan pemakaian bensin di
dalam mile per gallon, beli bensin diestimasikan perlu berapa gallon.
Jam 2:30 kami sampai di perhentian scenic view pertama di Grand Canyon,
mulai motret-motret. Anda yang belum pernah kesana atau melihat jurang
akbar itu pasti akan ber-tsk-tsk-tsk dan tak akan bosan-bosannya
menonton pemandangan spektakuler dari barat ke timur, utara ke selatan.
Berkat perencanaan atau survai mendetail dari Somali Travel, kami pergi
ke suatu tempat yang tak ada di peta alias hanya diketahui orang lokal.
Pemandangan dari situ luar biasa indahnya, tapi kudu jalan 2 km-an
hiking dari parkiran mobil. Hampir tak ada orang waras yang mau jalan
20 menit sejalan untuk motret-motret. Itulah yang kami lakukan dan
Benny serta Janti tukang ciuman memaksa hamba dan nyonya untuk beradegan
yang sama. Ga pa pa dah, keindahan yang tak kalah dengan Raja Ampat ini
memang mesti di-show-off-kan :-).
… (bersambung) …

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *