Kemping ke Barat Amrik # 9


Senin, 3 Juni 2013

Hari-hari kepanasan kekeringan di kota Las Vegas sudah berlalu. Jarang
sekali saya mimisan atau hidungku berdarah ketika bersin, termasuk bila
kemping di suhu minus. Tetapi kemarin dua malaman di Vegas, saking 
keringnya udara di kota itu, hidungku mimisan ringan. Tidak sampai 
keluar bor-bor-an (istilah Betawi) untuk perdarahaan parah seperti
prenku Lucas ketika kami hiking di Cungkuo terakhir di udara kering.
Karena perlengkapan kemping yang memadai, akalan perdananya adalah
laburi vaseline atau ‘lip balm’ di Q-tips dan jejalkan Q-tips berlemak
itu ke ujung pangkal hidung, putar 360 derajat 2-3 kali, beres. PPPM,
pertolongan pertama pada mimisan 🙂 di kota Las Vegas. Kalau mimisan
Anda bukan dari hidung tapi dollar keluar deras dari dompetmu di
meja atau arena judi, itu bukan spesialisasi saya tuk minta nasihat
tapi perlu ke konselor urusan addiction. Untungnya saya dan nyonya judi
sejam di Mirage cuma habis 300 dollar (kidding) en bisa berenti sebelum
ludas pulang cuma pakai celana kolor doang :-).

Seperti saya singgung sedikit, nginap di Las Vegas di rumah anak seorang
sahabat kami, bak tinggal di “oase” padang gurun itu. Sesuai dengan 
anjurannya, rumahnya kami anggap sebagai rumah sendiri alias kami 
manfaatkan MTK-nya, Mandi Tjutji Kakus di jaman gubernur Ali Sadikin di
Betawi. Tak perlu ngantri seperti di kemgron karena Grand Canyon maupun
Bryce Canyon adalah cagar alam populer banget di Amrik bagian barat 
sini. Kedua anak remaja Benny dan Janti mendapatkan hiburan tambahan,
bisa menjadi dog-sitter si “Elvis”, anjing jenis Maltese kepunyaan tuan
rumah yang ia percayakan pemeliharaannya ke kami. “Elvis” menangis 
ketika kami ‘say goodbye’ di hari Minggu kemarin. Anjing saja sedih
berpisah, tak heran beratnya untuk jadi imigran di Kanada dan Amrik.

Perjalanan menuju kemgron Sequoia dan Yosemite National Park kami 
teruskan dengan satu pangkalan berikutnya, yakni di kota Santa Barbara
di rumah adiknya Janti (yang menikah dengan bule Amrik). Sebelumnya,
hamba bertamu dulu ke rumah sahabatku sejak abad lalu, Densy dan Greg
di “Tanah Tinggi” atau kota Highland, CA. Tujuan utama adalah 
menyerahkan bingkisan istimewa, kopi luwak dari kedai kopi Beuraweh
di Banda Aceh, milik keluarga sahabatku Hanafi. Tugas ini sudah 
berlangsung mulus, ditemani cem-macem hidangan makan siang di rumah
mereka, dihadiri beberapa sahabat kami di Greater Los Angeles. Antaranya
tampil datang Ichwat, pren sejak masih di UI (doski FKGUI) dan aktif
di media massa Jakarta sebab ia penyiar Radio Angkatan Muda dan saya
teknisinya. Lalu muncul juga Bram Irawan dan Butce, sama-sama wartawan 
dari majalah Indonesia Media. Tak ketinggalan beberapa fans daripada 
serial dongengan Bang Jeha yang membawa cem-macem hidangan oke punya.
Pokoknya rek, kaga rugi banget dah kempingan ke baratnya Amerika Serikat
ini kalau perut kita masih berbau Melayu. Segala macam masakan Indo bisa
dibeli di Greater Los Angeles termasuk kami dapat resupply Indomie 
goreng dan Superbihun, trims kepada kebaikan Densy dan Greg.

Kalau Anda masih ingat tayangan saya setahun lalu kepada warga Melayu di
Greater Toronto Area, menawarkan jiarekulsyop, kami laksanakan hari ini.
Jiarah rekreasi kuliner syoping adalah tawaran saya di dalam tayangan
berjudul Missions California. Yakni siapa yang mau ikut trip JHO mulai
dari San Diego berakhir di San Francisco, selama 2 mingguan mengunjungi
Missions yang oke oke dbp Romo Antonius Galih PR. Ongkosnya cuma 2K$
termasuk hotel makan selama hampir seluruh trip, syoping extra. Tak ada
yang berminat kecuali satu orang penggemar berjiarah. Akibatnya saya
lalu batalkan rencana itu dan menggantinya dengan camping trip ini. 
Hari ini kami pergi ke Mission Santa Barbara tak jauh dari tempat kami
mangkal. Setelah ikut self-guided tour disitu, tentu tak lupa mendoakan
Anda-anda yang belum berkesempatan jalan-jalan seperti kami, dipandu
oleh Mel iparnya Janti, kami jalan-jalan rekreasi sepanjang pantai
Santa Barbara.

Bila Anda belum tahu, kota ini terkenal sebagai pilihan tempat tinggal
orkay dan orbek Amrik, antaranya Oprah Winfrey, Sylvester Stallone dan
Kevin Costner. Jadi pemandangan di kotanya keren-keren. Jiarah dan
rekreasi kami teruskan dengan wisata kuliner makan di suatu resto di
dermaganya. Uenak tenan dan cukup murah. Beli fish and chip di Herbert
Fish and Chip di Killarney, makan 15$, disitu tidak sampai 10$ udah
kenyang dan lebih enak daripada si Herbert. Acara hari ini ditutup 
dengan syoping di downtownnya Santa Barbara, dimana Bang Jeha cuma mampu
beli topi di toko Mission Santa Barbara, 10$ doang, cheap :-). 

Dapat saya laporkan tapi, tidak ada jiarekulsyop yang bisa menangin yang
dipandu guide anak lokal. Mel ipar Benny dan Janti dibesarkan di Santa
Barbara sejak umur 4 tahun (lahir di Castro Valley yang akan menjadi 
tempat menclok kami berikutnya, small world). Jadi selain ia mengajak 
kami sightseeing dan makan siang di dermaga karena ia bekerja disitu
(makanya kami dapat kaki kepiting gratisan dan udang), ia juga mengajak
kelilingan sekitar downtown. Tak lupa kami masuk satu dua gedung
bersejarah yang antik, dari abad ke 19 seperti Court House Santa 
Barbara. Tour hari ini diakhiri dengan makan bersama, ngumpol ora 
ngumpol, mangan bersama ayah dan ibu Mel di suatu restoran Tionghoa.
Bagusnya yang punya orang Hokkien sehingga Janti dan Benny bisa 
ngobrol secukupnya dengan si enci, saya cuma bisa bilang hocia (enak)
dan kamsia (terima kasih) :-). 
… (bersambung) …

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *