Kemping ke Barat Amrik # 5


Selasa, 28 Mei 2013

Hari kedua. Semalam dinginnya tidak parah-parah banget sehingga tanpa
berpelukan terus di dalam tenda kami bisa beradu, maksudnya tidur.
Mengapa ada istilah beradu, terutama tuk baginda dan permaisuri, tidak
jelas dan engga penting. Yang penting, kami bisa bangun, udara segar
dan cerah menanti. Karena seringnya kemping, kalau air di luar beku,
artinya ya sudah 0C. Kalau bernapas keluar asap, bangsanya 5C dan kalau
cuma perlu jaket, 10C dan segitulah suhu di pagi hari ketika ku-check
thermometer di mobil van kami, 50F. Nice weather, mana tidak ada nyamuk
apalagi black flies di Grand Canyon ini. Tanggal seginian kemping di
Ontario, Kanada, cuma buat orang sinting blas.

Semalam ketika mau menyalakan lampu CampinGaz kami buat dipakai bermain
(kartu) truf, ja’ul dudukannya engga cocok. Mereknya sih Coleman dan
ketika saya test di rumah Antoni di hari Sabtu lalu, oke untuk dipakai
buat kompornya, plan C atau kompor backup sebetulnya. Kompor utama
pakai butane Cungkuo karena murah dan praktis, kompor kedua MSR Whisper-
lite karena panasnya tinggi, cocok untuk ngegoreng kuetiauw dan bahan
bakarnya juga murah, naptha atau minyak tanah yang lebih murni karena
disuling extra. Jadi kami lalu pergi ke supermarket merangkap department
store di dalam campground. Ketemu butane 250 gr (kecil) CampinGaz dengan
harga turis, 11$ alias dua kali lipat harga di Mountain Equipment Co-op.
It is a lesson in life :-), uang kuliah untuk pemakai CampinGaz lantern.

Hari Selasa ini Janti ultah di usia masih muda :-). Pagi-pagi ia sudah
bangun dan menyiapkan air untuk dimasak, buat nyedu kopi dan teh. Kami
pernah terpikir untuk duaan wae nyetir ke baratnya Kanada dan lalu dari
Vancouver turun ke selatan ke Washington State dan Oregon. Suatu trayek
yang selain jauh lebih indah dari melewati pedalaman Amrik kesana, juga
sudah beberapa kali kami lewati. Tetapi ketika Benny dan Janti mau
ikutan kemping ke Oregon, pikiran itu langsung terbusek sebab 100x lebih
oke untuk kemping bersama Somali Travel. Kerajinan Janti tiada duanya
selain ia dan Benny penggemar kemping termasuk (lebih suka) interior
camping karena kebebasan yang kami peroleh bila kemping di dalam hutan.
Kemping interior tidak cocok buat anak-anak Melayu yang ‘spoiled’
yang tumbuh disuapi terus oleh ortunya :-). Atau bagi mereka yang resik,
yang begitu mendengar boker cuma bisa di atas kotak kayu, langsung
kabur teratur. Hampir 100 hari kemping bersama Benny dan Janti, it is
a joy untuk siapa saja kemping bersama mereka. Ga percaya ga pa pa :-).

Tujuan jalan-jalan kami atau obyektif berpergian hari ini cuma dua.
Pertama nonton film IMAX Grand Canyon, The Hidden Secret. Menontonnya
lagi baru teringat sudah pernah kami tonton karena beberapa adegannya
familiar. Inilah salah satu film IMAX terbagus untuk saya karena
memperlihatkan keindahan dan spektakulernya jurang tersebut. Sejarah
geologinya diringkas di dalam beberapa menit, yakni peran Colorado
River sejak 5-6 juta tahun lalu yang mengikis jurang tsb sehingga
menjadi seperti sekarang. Batu karangnya sendiri berusia mulai dari
2 bilyun tahun yang di dasar jurang sampai ke yang termuda 270 juta
tahun lalu. Selain peran Colorado River, pergerakan ‘plate tectonic’
sudah membuat Grand Canyon tampak sespektakuler sekarang.

Film mengetengahkan adegan-adegan menarik suku-suku Indian yang pernah
menghuni jurang itu dan sebagian sudah punah. Bule pertama yang melihat
jurang itu dipandu orang Indian adalah Garcia Lopez de Cardenas dari
Spanyol, di tahun 1540. Tetapi adegan atau kisah Mayor John Wesley
Powell yang mengarungi arung-jeram Colorado River di tahun 1869 adalah
yang paling mengesankan. Kalau Anda pernah canoeing di arung jeram,
barulah Anda dapat lebih mengerti kegilaan dan keberanian Oom Powell
yang kehilangan beberapa anak buahnya di tripnya yang pertama sepanjang
1600 km, eh 1000 mile. Film diakhiri dengan kemajuan teknologi yang
sudah membuat perarungan sungai itu menjadi bisa dilakukan oleh siapa
saja asal jantung sehat tubuh kuat dan bermodal dollar :-). Berkat
teknologi kita bisa ber-tsk-tsk-tsk, trims ke camera-person IMAX
cukup dengan model 12.50$, senior dapat diskon sedollar.

Sehabis nonton IMAX, kami bersantap siang di tempat piknik tak jauh
dari standplat bis. Menunya wrap isi daging dan keju serta telor kreasi
Janti dibantu assistant-chef Cecilia. Mirip dengan di Denali Park,
di dalam cagar alam yang luas ini beroperasi beberapa route bis, gratis
tentunya yang akan membawa kita ke tempat-tempat tujuan. Umumnya atau
look-out point atau awal hiking trail. Kami jadinya naik bis, keluar
hiking, naik bis, keluar lagi hiking, begitu seterusnya sampai jam 4
sore lantaran ada undangan makan dari yang sedang berulang-tahun :-).

Benny yang rajin dan sudah melakukan survai sambil menghapal tempat-
tempat yang akan kita hike atau liat, dari memorynya, menjadi guide
kami. Trailnya relatif datar, sedikit turun naik tapi karena kami tidak
hiking ke bawah jurang, pastilah ecel untuk Anda-anda kawula muda
seperti Benny dan Janti. Dari total 4 jam hiking trip, mayoritas waktu
dipakai untuk motret-motret, maklum norak. Di Ontario cuma ada satu
jurang yang lumayanan bagusnya, Barron Canyon di cagar Algonquin dimana
kalau Anda sudah pernah ke Grand Canyon, jurang di Algonquin itu kwaci
alias kaga ada apa-apanya. Kekecualian adalah kalau Anda kesana di
musim rontok yang indah di propinsi Ontario, Grand Canyon tersaingi.
… (bersambung) …

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *