HAGIA SOPHIA


“Ndak salah tuh kamu mau ke Turki..kan negara-negara Islam pada kacau sekarang..” sahut salah sorang
teman ketika mengetahui bahwa saya akan ke Turki.

Saya pikir iya betul juga ya.. Siapa tahu rakyatnya ikut-ikutan demo untuk menurunkan presidennya kan
bisa barabe kalau kita ada disana. Cepat-cepat saya riset di internet, apakah presiden Turki itu dictator
atau bukan, atau apakah ada demo atau tidak, so far sich keliatannya oke-oke aja.

Ternyata Turki termasuk salah satu contoh negara Islam democrat modern, yach kayak Indonesialah.
Negara ini luasnya kurang lebih kayak pulau Kalimantan dan berada di dua benua, 10 % di benua Eropah
dan 90 % berada di benua asia. Tour kita kali ini menyusuri Turki sebelah barat yang berbatasan dengan
Eropah jadi aman-aman saja. Berbeda dengan Turki di sebelah timur yg berbatasan dengan iran , irak
dan Siria mungkin sedikit kacau.

Sewaktu kecil saya sering mendengar nama Istambul , yang dalam bayangan saya adalah negara antah
berantah, penuh dengan karpet terbang,sultan dengan puluhan harem yang bisa menari perut. Ternyata
memang kota yang selalu diasosiasikan dengan puncak kejayaan Turki ini memang menyimpan sejarah
yang sangat panjang. Salah satu obyek sejarah itu adalah Hagia Sophia.

Hagia Sophia yang berarti “Holy wisdom “ini adalah gereja cathedral yang menjadi pusat dari agama
Kristen Orthodox di Timur. Gereja ini didedikasikan pada Kristus sebagai Firman Allah yang hidup .
Karena itu begitu kita memasuki tempat ini diatas gatenya akan terlihat lukisan Kristus yang duduk di
atas tahta dengan gambar 2 orang di kanan kirinya yaitu bunda Maria dan Yohannes pembabtis.

Setelah memasuki pintu gerbang, kita menuju kearah kiri untuk menaiki jalan melingkar keatas untuk
menuju ke tingkat kedua. “Jalan keatas ini melingkar tanpa tangga supaya bisa mengangkat tandu

kristus diapit oleh Emperor Konstantin dan Empress Zoe

raja dan ratu ke tingkat kedua supaya bisa berdoa dari podium atas.” Sahut tour leadernya Murak.
Dari lantai kedua kita menuju kesisi kanan untuk melihat mozaik dinding yang menggambarkan Tuhan
Yesus di apit oleh gambar bunda Maria dan Yohannes Pembabtis. “Apa ndak salah tuh? Apa bukan
Yohannes murid yang paling dikasihi Yesus..” pikir saya. Logikanya, rasul Yohannes dan bunda Maria
bersama-sama hadir ketika Kristus disalibkan, juga kuburan Yohannes ada di Turki. Setelah saya
periksa,memang betul Yohannes pembabtis. Apa mungkin karena Tuhan Yesus pernah ngomong
sesuatu tentang Yohannes pembabtis ini bahwa “Diantara mereka yang dilahirkan dari perempuan

mozaik di atas pintu gerbang utama.

tidak ada seorangpun yang lebih besar dari Yohannes ..”Apa karena itu sehingga lukisan Yohannes
pembabtis yang dipilih?” Sebagian lukisan ini masih tertutup oleh plester ketika gereja ini dirubah
menjadi mesjid. Tapi sejak dibuat menjadi museum plesternya mulai dibuka.

Mozaik berikutnya adalah gambar Tuhan Yesus yang menggenggam buku kehidupan, sedangkan
Emperor Konstantin berdiri disebelah kanannya dengan menggenggam sekantung uang emas. Rupanya
Konstantin ini yang membiayai pembangunan gereja Hagia Sophia. Sedangkan istrinya Empress Zoe
berdiri disebelah kiri memegang gulungan buku, rupanya sang ratu menjadi akuntan pembangunan
gereja ini. Hmm good idea pikir saya, laki-laki yang pegang uang dan istri-istri yang mengatur anggaran

belanja.

Tuhan Yesus diapit bunda Maria dan Yohannes pembabtis

Dari lantai 2, saya kagum melihat pilar-pilar mozaik dengan kubahnya yang megah.Konon untuk
membangun gereja ini, emperor iustianus 1 memerintahkan supaya orang-orang menyumbangkan batu-
batu marble berwarna, bekas bangunan yang bagiannya masih bagus , tiang marble,dll. Tidak gampang
loh menyatukan semua bahan yang berbeda untuk membentuk bangunan yang harmoni.”Not bad
untuk bahan-bahan recycle ” pikir saya lagi.

Namun setelah Istambul di kuasai oleh pasukan Islam dibawah pimpinan Sultan Mehmed ll , gereja
ini dirubah menjadi mesjid. Semua perlengkapan gereja seperti lonceng gereja, altar, tempat roti dan
anggur di keluarkan, lukisan -lukisan mozaik christiany terutama yang ada lukisan manusianya di tutup
dengan plester. Dan diganti dengan mihrab yaitu mimbar dari batu marble juga 4 menara mesjid. Dan
pada abad 15 mereka memasang 8 kaligraphi raksasa yang menuliskan nama Allah dan Muhammad
Saw, juga 4 kalifah pengganti Muhammad yaitu, Abubakar, Umar,Uhtman dan Ali. Juga tidak ketinggalan

asure puding

adalah nama 2 orang cucu Muhammad , yaitu Hasan dan Husen. Yang menarik bagi saya adalah bahwa 3
kalifah pertama itu adalah pimpinan Sunni sedangkan Ali serta Hasan dan Husen adalah pimpinan Shiah,
apakah ada kemungkinan bahwa mesjid ini ingin membuat statement bahwa mereka tidak memihak ?

Setelah Muhammad SAW wafat penggantinya disebut Kalifah yach kayak paus yang dianggap sebagai
penerus Petrus yang menjadi pimpinan gereja. Nah umat muslim yang mengakui Abubakar sebagai
kalifah disebut golongan Sunni yang saat ini merupakan kelompok terbesar termasuk muslim di
Indonesia. Sedangkan yang mengakui kalifah berdasarkan garis keturunan dari Muhammad SAW disebut
Shiah. Ali ini adalah mantu dari Muhammad yang menikahi putrinya yang bernama Fatimah. Sampai
saat ini kelompok Shiah terbanyak berada di Iran dan sebagian Irak. Umumnya pemimpin dari golongan
Shiah ini disebut Imam, kayak imam Khomeini .

Pertentangan untuk merebut kursi kepemimpinan mengakibatkan perang saudara antar 2 kelompok
ini. Dalam perang tersebut Husen, cucu Muhammad tertangkap dan dibunuh secara tragis oleh
kaum Sunni. Setiap tahun, di hari Muharram atau Ashura muslim Shiah berkabung dan menyatakan
kedukaannya dengan melukai tubuh mereka dengan pedang sehingga mengeluarkan darah. Belakangan
saya dengar hal tersebut telah dilarang dan dihimbau untuk donor darah aja..kan sama sama
mengeluarkan darah. Di Turki ada jajanan bubur yang khusus dibuat pada hari itu yang disebut Asure.

“Mesjid begini besar , bagaimana caranya orang yang dibelakang bisa mengikuti imam dalam
bersembahyang ya?” pikir saya. Rupanya mereka tidak ketinggalan akal, ada bangunan berkubik yang
diatasnya adalah tempat seseorang yang mengikuti gerakan sang imam, karena lokasinya yang tinggi dia
bisa terlihat dibelakang.

Saya rasa bahwa keputusan pemerintah Turki untuk merubah Hagia Sophia ini dari mesjid menjadi
museum sangat tepat. Karena mesjid yang tidak kalah megah dan besar yaitu Blue Mosque hanya
berjarak puluhan meter, sehingga merupakan pilihan utama bagi umat yang ingin bersembahyang.
Dengan menjadikan hagia Sophia sebagai museum mereka bisa memugar dan membuka plesteran-
plesteran yang menutupi mozaik-mozaik dan lukisan gereja yang bernilai seni sangat tinggi.Juga
merupakan sumber pendapatan dan dapat dijual sebagai obyek wisata dan sejarah.

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *