EV Indonesia Baru Pasang Kuda-kuda Menuju Industrialisasi, Pemasaran


EV Indonesia Baru Pasang Kuda-kuda Menuju Industrialisasi, Pemasaran

 dilaporkan: Setiawan Liu

Jakarta, 21 Juni 2021/Indonesia Media – Kondisi electric vehicle/EV atau kendaraan listrik dalam negeri Indonesia baru sebatas pasang kuda-kuda untuk menuju industrialisasi, bahkan pemasaran sehingga Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (PERIKLINDO) terus membangun komunikasi, koordinasi dengan stakeholders. “Kami terbuka untuk duduk bareng dengan stakeholders, termasuk Apsindo (Asosiasi Pengusaha Sepeda Indonesia), komunitas sepeda motor listrik,” Humas PERIKLINDO, Achmad Rofiqi mengatakan kepada Redaksi.

Perkumpulan juga intens mengadakan pertemuan dengan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves), Kementerian Perhubungan untuk mencapai target percepatan industri. Saat ini, untuk kawasan ASEAN saja, Indonesia sudah mulai dirembesi EV dari Thailand. Persaingan dengan negara tetangga merupakan salah satu pertimbangan didirikannya PERIKLINDO. “Pemerintah juga tidak setengah-setengah dorong percepatan industri EV. Kami juga support elektrifikasi untu kendaraan penumpang, kendaraan pribadi dan kendaraan jenis transportasi massal. Ke depannya, industri EV memang mengarah ke sana (transportasi massal),” kata Achmad Rofiqi.

Pembangun industri baterai listrik, nantinya terintegrasi dengan supporting industries terutama industri baterai. Menurut Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia, investor Konsorsium LG asal Korea Selatan yang sudah masuk ke Indonesia. Walaupun, PERIKLINDO juga mereferensi negara lain terutama Tiongkok yang juga sudah maju. Sebagaimana investasi Tsingshan, PT IMIP dan Hanwa Tiongkok di Morowali Sulawesi Tengah membangun pabrik pengolahan bahan baku baterai kendaraan listrik ini. Pabrik berdiri di lahan seluas 120 hektar. “Kita lihat, (penggunaan baterai listrik untuk EV) yang efisien dan harga terjangkau, yakni dua negara yang bermain; China dan Korea. Negara kita kan potensial dengan kandungan bahan baku baterai, yakni nikel. Pemerintah sangat antusias agar baterai listrik dibuat disini. Kami terus mengarah ke sana,” kata Achmad Rofiqi.

 

Investasi asing seperti LG Korea, PT IMIP, Tsinghan Tiongkok juga membuat spare part, baterai dan perakitan EV. Kalau industrinya termasuk spare parts, baterai terintegrasi, hal ini akan berpengaruh pada harga jual EV. Kalau negara lain, misalkan Eropah dan Amerika masih belum efisien terutama pada harga jual dibanding Tiongkok, Korea. Kapasitas industri EV Amerika berskala besar karena teknologinya lebih detail. Sehingga harga jual yang lebih tinggi dibebankan kepada konsumen. 50 – 60 persen komponen penentu harga pokok penjualan EV jatuh pada harga baterai. “Ini yang menjadi kendala. Sementara, kalau mobil yang masih impor, bagaimana kita mengurangi pajak,” kata Achmad Rofiqi.

Perkumpulan harus melihat dulu bagaimana ke depannya, pilihannya import atau produksi di Indonesia. Kalau produksinya di Indonesia, butuh berapa volume?, harus ada perhitungan yang accurate sehingga industri EV menjadi ekonomis. Untuk sementara Perkumpulan dan stakeholders melihat sampai sejauh mana pemerintah bergerak, bisa memberi keringanan bea masuk/impor terutama (kendaraan) bukan hybrid, melainkan EV full, full electric. “Kalau sumber daya alam, terutama ketersediaan bahan baku untuk baterai, harus dibarengi dengan pembangunan smelter. Untuk lebih support industri baterai yang purity nickel cobalts compounds for rechargeable batteries, selama ini kita hanya ekspor bahan mentah (nikel), sehingga industri (pengolahan) juga harus dibarengi dengan penciptaan nilai tambah atau value addition,” kata Achmad Rofiqi. (sl/IM)

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

One thought on “EV Indonesia Baru Pasang Kuda-kuda Menuju Industrialisasi, Pemasaran

  1. Perselingkuhan+Intelek
    June 26, 2021 at 12:16 am

    ini sih bukan EV tapi CE dan EB, Cator Electric dan Electric Bemo, belum sampai EV dong

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *